Cakra baru saja turun dari motornya, ia melihat lampu depan rumahnya belum menyala. Apakah Chika lupa menyalakan lampu? Atau ia sudah tidur. Tapikan ini baru pukul 7 malam. Cakra membuka helmnya lalu ia menyugarkan rambutnya kebelakang.
"Mas Cakra.. neng Chikanya tadi pesen sama ibu, kalo mas Cakra pulang.. ibu suruh bilang kalo Chika lagi pergi ke toko buku sama temennya"
"Sama cewek apa cowok? Oh iya bu makasih" Kalimat itu tertahan dibibirnya
Bu Isya mengangguk lalu memasuki rumahnya kembali. Cakra memasukan motornya kedalam rumah, ia sangat lelah hari ini. Mungkin ia tidak akan ikut berkumpul dulu dengan teman-temannya malam ini.
Cakra menyalakan lampu, ia melihat rumahnya sudah sangat rapih dan bersih. Bahkan wangi pengharum ruangan sangat membuat lebih segar. Cakra membuka rice cooker lalu ia mengambil nasi dan membuka tudung saji dimeja makan. Ia memakan ayam goreng serta tumis capcay yang mungkin hasil masakan Chika.
"Selalu enak" Itu yang ada dipikirannya, ia baru mengetahui jika Chika pandai memasak. Bahkan Chika selalu pergi ke supermarket untuk berbelanja.
Cakra menyimpan piringnya di wastafel lalu ia memasuki kamar. Cakra pun mandi dan setelah itu ia menaiki kasur lalu merebahkan dirinya. Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam tetapi istrinya itu belum pulang juga. Cakra memainkan ponselnya dan memilih bermain game. Sudah setengah jam ia sangat bosan, ia memilih menuju ruang tamu dan saat ia mendudukan dirinya, ia mendengar deru suara motor ninja. Ia melihat Chika baru saja turun dari motor itu bersama seorang pria.
"Cihhh baru pulang pacaran dia" Cakra tersenyum kecut lalu ia memilih mendudukan dirinya disofa.
Ceklek
"Assallamuallaikum" Chika memasuki rumah lalu menutup pintu kembali
"Waalaikumsallam"
Chika mencium punggung tangan Cakra. Lalu ia mendudukan dirinya dihadapan Cakra. Disebuah sofa yang berhadapan dengam Cakra yang terhalang oleh sebuah meja.
"Siapa dia?" Tanya Cakra karena sudah tidak bisa menahan pertanyaan yang berada dibenaknya
"Aji"
"Siapa?"
"Aji!"
"Maksudnya siapanya lo?!"
Drttdrtt
Saat Chika akan menjawab ucapan Cakra tetapi ponselnya tiba-tiba saja berbunyi. Ia segera mengangkatnya, senyum lebarnya tercetak sangat jelas dibibir manisnya. Chika sampai berjingkat-jingkat saking senangnya.
"Gempa!" Ledek Cakra membuat Chika menatap Cakra kesal.
"Sialan ini bibir!" Cakra merutuki kebodohannya
Chika menutup panggilannya lalu tanpa sepatah kata ia meninggalkan Cakra sendirian diruang tamu. Cakra yang kesal pun mengikuti Chika, pada saat Chika akan menutup pintu kamarnya. Cakra tiba-tiba saja masuk.
Chika menaiki sebelah alisnya seolah-olah bertanya ada apa?. Cakra membuka kresek yang dibawa Chika, ia melihat banyak sekali Novel yang dibeli Chika. Dan ia menemukan box yang sudah Cakra pastikan didalamnya terdapat makanan.
"Gue laper ci" Ucap Cakra dengan nada prihatin
Chika meringis "Aku kan udah masak"
"Enggak kenyang.."
"Yaudah abisin aja.. kan aku udah makan"
"Maunya makan kamu.. Ini martabak buat aku ya" Cakra memohon
KAMU SEDANG MEMBACA
Chika & Cakra [ON GOING]
RomansaRaisa Chika Wijaya, bukan perempuan bertubuh langsing atau berbody goals. Ia hanya perempuan yang memiliki berat badan diatas rata-rata. Ya! ia sedikit gemuk. Namun kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik membuatnya terlihat menggemaskan. Chika...