06. Badmood

2.6K 171 2
                                    

Chika menggeliat dari tidurnya saat mendengar Adzan subuh. Ia sedang tidak sholat, tetapi ia harus menyiapkan sarapan untuk Cakra. Chika menghembuskan nafasnya saat ia mengingat banyak cucian dimesin cuci. Walaupun mempunyai mesin cuci tapi tetap saja jika baju seragam miliknya dan Cakra harus ia bilas kembali secara manual.

Chika membuka matanya, ia merasakan tubuhnya tertimpah sesuatu, saat ia mengadahkan wajahnya keatas ternyata Cakra yang menindihinya. Ia tersenyum kecil, suaminya sangat tampan. Terkadang ia selalu minder jika berhadapan langsung dengan Cakra. Chika melepaskan tangan Cakra yang melingkar dipinggangnya. Ia menyelimuti Cakra kembali.

Semalam mereka menonton film horor hingga pukul 1 malam. Chika tertidur lebih dahulu, ia sangat ngantuk. Saat Chika ingin berniat pergi menuju kamarnya tetapi lengannya dicekal oleh Cakra. Cakra menyuruh menemaninya diruang tv. Terpaksa Chika pun kembali merebahkan dirinya disamping Cakra. Saat Chika sudah tertidur Cakra mencuri kesempatan untuk memeluk dan mencium Chika. Chika mati-matian menahan diri untuk tidak bangun. Ia hanya pura-pura saja, padahal sebenarnya ia masih belum tertidur.

Chika menggelengkan kepalanya agar tidak mengingat kejadian semalam. Ia menyalakan lampu dapur lalu membereskan piring kedalam rak piring. Lalu Chika kembali kerah ruang tv, Ia membangunkan Cakra

"Ehmm kenapa?"

"Sholat subuh dulu kak"

"Jam berapa?"

"Jam 5"

Cakra langsung bangun dari tidurnya, ia memasuki kamarnya meninggalkan Chika. Chika hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Suaminya itu. Ia membereskan selimut lalu menggulungkan karpet. Chika kembali menuju dapur, ia menyeduh susu untuk Cakra. Chika kurang menyukai susu yang ada rasanya. Ia lebih menyukai susu Full cream. Chika menyimpan gelas berisi susu dimeja makan.

Chika membuka halaman belakang rumahnya saat dirasa langit sudah berubah menjadi pagi. Chika menyalakan mesin cuci setelah tadi ia memasukan air.

"Hufhtt capek" Chika menyeka keringat yang mengalir didahinya, maklum saja. Badannya yang gemuk membuatnya selalu gampang berkeringat

Cakra mendengar ucapan Chika barusan, ia tidak tega melihat istrinya seperti itu. Ia bahkan tidak pernah membantu Chika selama 6 bulan pernikahannya ini.

"Gue bantuin" Ucap Cakra saat Chika sedang mengucek seragamnya

Chika menoleh "Gak usah"

Cakra mendekati Chika "Udah gue bantuin"

Chika tersenyum "Bantuin doa aja"

"Bagi tugas dong, jangan lo mulu" Kesal Cakra

"Yaudah sana ngepel.. nih pelannya, Tapi sapuin dulu yang bersih!"

Cakra tersenyum "Siap"

Mereka sudah selesai membereskan rumah. Saat ini mereka sedang berada di kamar masing-masing. Chika baru saja selesai mandi, ia memakai bajunya. Chika menggunakan rok pendek yang memperlihatkan pahanya, ia juga memakai atasan sabrina berwarna hitam. Lalu Chika memoleskan make up tipis diwajahnya. Rambutnya ia biarkan tergerai.

Perfect

Chika mengambil slingbag nya, lalu memakainya. Chika terlihat lebih kurus jika berdandan seperti itu. Ia mengetuk pintu kamar Cakra.

Toktoktok

Ceklek

Cakra membuka pintu, wajahnya sangat kusut karena baru bangun tidur "Apa?"

"Gue mau keluar dulu" Cakra memperhatikan Chika dari atas sampai bawah

"Kemana?"

"Nonton sama temen terus pulangnya mau belanja.. mmm chika minta uang buat belanja bulanan dong, bahan baku dikulkas udah abis"

"Oke. Sore aja belanjanya bareng gue, gue gak ngijinin lo main"

Chika membulatkan matanya "Ih gak bisa gitu dong!"

Cakra tersenyum miring "Bisa dong. Kan gue suami lo"

"Ih cuma keluar doang sama temen.. masa gak boleh sih?! Mamah aja selalu ngijinin!" Rengek Chika

"Sekarang beda chika... lo udah jadi istri gue!"

"YAUDAH IYA!" Chika melemparkan tasnya ke arah Cakra, untung saja Cakra langsung menangkapnya.

Brakk

Chika membanting pintu kamarnya dengan kencang. Ia juga mengunci pintu kamarnya. Chika meneteskan air matanya, padahal ia sudah membereskan semua pekerjaan rumah. Kurang apalagi coba?! Mengapa Cakra sangat menyebalkan!

Chika menaiki kasurnya, ia menyembunyikan wajahnya dibantal, Chika menangis tergugu seprti anak kecil. Chika itu sangat cengeng dan juga mudah ngambek. Ia gampang tersinggung Jiwanya lemah.

Cakra mengurungkan niatnya mengetuk pintu kamar Chika. Ia memilih kembali kekamarnya. Cakra merebahkan dirinya dikasur lalu ia membuka ponselnya hingga menampakan foto seorang gadis kecil yang memakai sweater. Ya dia gadis yang Cakra sukai, gadis kecil yang bertubuh lemah, badanya kurus. Bibirnya selalu pucat. Gadis itu selalu sakit-sakitan. Cakra mengusap sudut air matanya yang meneteskan air mata.

Ia merindukan anak kecil itu. Sudah 10 tahun berlalu tapi Cakra tidak tau dimana keberadaanya.

Cakra membuka pesan dari Krishna

Krishna
Dimana? Cepet kesini, gue sama yang lainnya udah kumpul

Cakra mengambil jaketnya, ia menuju kamar Chika.

Toktoktok

Chika diam saja tidak berniat membuka pintu. Ia masih kesal kepada Cakra.

"Chika.. gue keluar dulu ada urusan, gue pulang malem.. jangan lupa kunci pintunya, nih uang buat jajan bakso di mang ucup.. jangan kemana-mana!"

Setelah mengucapkan itu Cakra  menuju luar rumahnya. Lalu mulai mengendarakan mobilnya. Chika membuka pintu kamarnya saat dirasa Cakra sudah pergi. Ia menghapus air matanya yang kembali mengalir. Chika menghubungi Arin lalu Arin pun setuju untuk menjemputnya.

Chika berjalan bersama Arin dan Aji, saat ini mereka sedang berada di Mall. Akhirnya mereka bisa kembali Quality time bersama. Aji terus saja merangkul bahu Chika. Mereka memang sudah terbiasa seperti itu karena memang sudah bersahabat sedari kecil.

Aji mencubit pipi Chika dengan gemas "Cantik banget sih lo chii"

"Gombal lo!"

"Fakta kali chi.. abang kan emang suka sama lo"Arin berbicara seraya tertawa

Chika tertawa "Suka pengen nyubit bukan ji?"

"Iya.. suka pengen nyubit pipi bakpao lo"

"Udah squishy, udah bakpao.. besok apa ji?!" Tanya Chika kesal

"Besok tahu bulat hahaha" Bukan Aji yang menjawab melainkan Arin

Tahu bulat? Ia jadi mengingat kejadian semalam. Chika merasa bersalah karena tidak mendengarkan ucapan Cakra untuk tidak kemana-mana. Tapi ia berpikir kembali, Cakra kan pulang malem.. jadi Chika akan pulang sore agar Cakra tidak tau.

"Ke Cafe baru yuk.. gue liat di ig banyak banget tau yang berkunjung kesana, gue jadi penasaran" Ucap Arin dengan semangat

"Yukkk" Jawab Chika antusias

"Nongkrong dicafe cuma buat bikin story instagram doang.. dasar milenial zaman now"

Aji mengekori Adik dan Sahabatnya menuju sebuah Cafe. Sebegitu semangatnya mereka memasuki Cafe hingga meninggalkannya sendirian.

Tbc


Chika & Cakra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang