Chika menatap suaminya yang lebih tinggi darinya. Tampan! Cakra sangat tampan. Chika sudah sangat jatuh cinta pada Cakra, rasanya ia tidak akan sanggup jika Cakra meninggalkannya. Chika takut, ia sangat takut. Chika bukan perempuan sempurna seperti perempuan lain yang memiliki tubuh langsing. Chika hanya takut jika suaminya akan berpaling, lalu meninggalkannya. Chika merasakan hatinya sesak jika ia harus membayangkan Cakra bersama wanita lain.
Cakra menatap istrinya yang sedang melamun. Ia tersenyum lalu mengusap pipi tembem Chika-nya. Cakra menarik kepala Chika lebih dekat lalu mencium keningnya. Chika memejamkan matanya, menikmati sentuhan bibir suaminya dikeningnya.
Ini sudah pukul 11 malam. Cakra menatap Chika dalam keheningan malam. "Aku cinta sama kamu, mungkin kamu bosen dengernya.. Aku selalu ngomong aku cinta kamu bukan karena itu cuma gombal atau omong kosong. Aku cuma pengen kamu percaya kalo aku cinta sama kamu beneran. Bagi aku, kamu cewek paling sempurna setelah Mama aku dan Mama kamu" Cakra memeluk Chika erat. Chika menyenderkan kepalanya didada bidang suaminya.
Cakra mencium puncak kepala Chika berkali-kali. "Janji ya sama aku, kalo aku khilaf kamu harus ingetin aku. Kalo aku nyebelin tergur aku. Kamu harus janji jangan tinggalin aku" Cakra berucap serius seraya memeluk Chika erat.
Chika mengangguk membuat air matanya mengalir seketika. "Aku percaya sama kamu, aku percaya kamu gak bakal nyakitin aku.. Aku gak akan ninggalin kamu.. kecuali kalo kamu ngelanggar janji kamu, kalo aku udah gak kuat lagi sama kamu.. aku bakalan pergi ninggalin kamu selamanya" Lirih Chika
Cakra mencium pipi Chika dengan emosi menggebu-gebu. "Jangan pernah ada niatan buat ninggalin aku!"
"Raisa Chika Wijaya Dewangga... Aku sayang banget sama kamu, aku cinta kamu sayangku!" Ucap Cakra penuh emosional.
Chika mengangguk seraya menatap Cakra. "I love you more!" Cakra mengangguk lalu berbisik ditelinga Chika "Love you to baby!"
Tintinn!
Tiba-tiba saja suara klakson dari mobil membuat pasangan suami istri yang sedang dimabuk cinta itu kaget. Cakra menggenggam tangan Chika lalu membukakan pintu mobil. Lalu Cakra pun masuk kedalam mobil.
"Maaf ya Mang ngerepotin" Ucap Chika kepada supir yang menjemputnya.
"Santai aja neng.. Disuruh Bapak jemput neng sama mas Cakra. Kalo pake motor udah malem.. bahaya"
Cakra menarik Chika agar menyender pada tubuhnya. Saat ini mereka memang sedang menuju Rumah Chika. Besok akan ada acara keluarga dirumah Chika. Tentu saja Cakra meninggalkan motornya dan akan dibawa oleh Robi. Kebetulan Robi sedang tidak membawa motornya. Robi nebeng bersama Raja.
Mobil berhenti dipekarangan rumah keluarga Wijaya. Cakra melihat istrinya sedang tertidur pulas. Ia tidak tega membangunkan istrinya. Cakra berinisiatif menggendong Chika.
"Mau dibantuin gak Mas?" Tawar mang Udin
Cakra tersenyum "Gak usah mang.. istri saya gak berat kok" Ucap Cakra
Cakra menggendong istrinya ala bridal style. Didalam rumah keluarga Wijaya sudah sangat ramai. Mereka sedang sibuk menghias ruangan dan menyiapkan berbagai keperluan untuk besok. Acara syukuran kehamilan Tante Nadya. Adik dari Papah Chika.
Ari dan Rahma menghampiri anak dan menantunya. "Ya ampun.. kamu pasti berat ya sayang?" Tanya Rahma Ibu Chika
"Enggak kok mah.."
"Langsung bawa ke kamarnya aja Ka" Perintah Ari pada Cakra
"Siap pah!" Ucap Cakra lalu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Chika.
Cakra sangat mencintai istrinya. Jadi seberat apapun berat badan istrinya, terasa ringan bagi Cakra.
"Biar Alif bantu om" Ucap Anak laki-laki yang Cakra tebak berumur 7 tahun
Bocah bernama Alif itu pun membuka pintu kamar Chika. Cakra menurunkan Chika dikasur. Lalu menyelimuti istrinya dan mengecup kening Chika.
"Mimpi indah sayang" Bisik Cakra
Cakra menoleh kearah pintu. Disana sudah ada Ari dan Alif. "Kek om itu baik banget sama Cici. Mau gendong cici, padahal kan cici berat" ucap Alif
"Cici ringan ko lif.. Buktinya om bisa gendong cici"
Cakra tertawa lalu menyalimi tangan Ari "Sehat ka?" Tanya Ari
"Alhamdulillah sehat pah!" Jawab Cakra
Ari tersenyum haru. "Keliatannya, anak papah bahagia banget sama kamu"
"Iya pah.. Cakra yang bahagia punya Chika" Ucap Cakra
"Sekarang kamu istirahat ya?" Perintah Ari
"Cakra mau salim sama mama Rahma dulu pah.. Sekalian bantuin beresin buat acara besok"
"Alif mau digendong om Cakra dong kek" Pinta Alif manja
"Om Cakranya cape dek"
Alif mengerucutkan bibirnya "Yahhh.. padahal Alif juga ringan ko"
Cakra tertawa lalu ia mengulurkan tangannya untuk menggendong Alif. Tentu saja Alif senang bukan main.
Ari menggelengkan kepalanya, lalu mereka pun berjalan menuju lantai dasar."Alif ko kamu digendong sama Om Cakra sih, kan kamu udah gede sayang" Ucap Evi
"Bun.. lagian Om juga gak keberatan kok, Cici aja yang berat digendong"
Cakra mengangguk "Gapapa mbak"
"Makasih om" Cakra mengacungkan jempolnya seraya tersenyum lebar.
Cup
Alif mengecup pipi kanan Cakra lalu mengikuti Evi, ibunya menuju kamar. Cakra menghampiri Rahma Mama-mertuanya. Lalu ia menyalimi tangan Rahma serta beberapa sudara lainnya. "Gimana kabar kamu sayang?" Tanya Rahma
"Sehat mah" Rahma mengangguk.
"Kayaknya kamu cape deh, tidur aja.. nanti biar besok gak kesiangan, lagian ini juga mau pada tidur kok. Udah jam 12 malem" Perintah Rahma
Cakra mengangguk lalu setelah berpamitan ia menuju kamar Chika. Cakra membuka pintu kamar lalu menguncinya. Ia mematikan lampu kamar lalu menyalakan lampu tumblr yang terpasang di dinding kamar Chika dan beberapa foto-foto polaroid lainnya. Cakra mencuci mukanya lalu menaiki kasur. Ia menatap wajah istrinya didalam keheningan malam serta cahaya temaram.
"Selamat malam sayang" Bisik Cakra lalu mengecup kening Chika dan merebahkan tubuhnya disebelah Chika seraya memeluknya.
"Selamat malam juga sayang" bisik Chika ditelinga suaminya.
Cakra otomatis membuka matanya dan langsung tertawa saat melihat Chika ternyata sedang tersenyum kepadanya. "Kenapa bangun?" Tanya Cakra
"Biar bisa jawab ucapan selamat malam dari kamu" Cakra terkekeh lalu ia menangkup pipi Chika. Mereka dalam posisi berbaring saling berhadapan.
"Besok ada acara apa sih yang?" Tanya Cakra
"Syukuran kehamilan Tante Nadya, adik papah yang waktu kita nikah dia paling rempong itu loh.. yang godain kamu" Ucap Chika
Cakra menjadikan tangannya untuk bantalan kepala Chika. "Oh.. Berarti besok ada Ochi juga dong" Tanya Cakra
Ochi. Bayi kecil yang waktu itu ditutipkan pada Cakra dan Chika. "Iya... Ochi sekarang udah bisa merangkak yang"
"Gak sabar pengen punya anak kayak Ochi" Goda Cakra
"Iya aku juga" Chika menambahkan
"Liburan nanti setelah aku UN. Aku mau ngajakin kamu ke Bali" Ucap Cakra
"HAH SERIUS?!" Tanya Chika sambil berteriak kegirangan. Ia bahkan langsung mengubah posisinya menjadi duduk.
Cakra menoyor kepala Chika kesal. "Berisik!" Cakra menarik Chika untuk kembali berbaring.
Chika memeluk Cakra erat seperti bantal guling. "Suamikuuuuu" Bisik Chika seraya memeluk leher Cakra hingga membuat Cakra susah bernafas.
Cakra "Yang.. huahhh.. lepasin dong engap banget serius!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Chika & Cakra [ON GOING]
RomansaRaisa Chika Wijaya, bukan perempuan bertubuh langsing atau berbody goals. Ia hanya perempuan yang memiliki berat badan diatas rata-rata. Ya! ia sedikit gemuk. Namun kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik membuatnya terlihat menggemaskan. Chika...