Ada yang kangen? Play mulmed
~Halu
Kinanti tertawa "Cakra bentar lagi juga kesini kok, tadi mama udah telpon dia"
Bersamaan dengan itu seseorang menarik lengan Chika yang sedang bersalaman dengan Edo.
Chika mengikuti langkah lebar Cakra suaminya. Menyebalkan bukan seorang Cakra? Tidak bisa menepati ucapannya yang akan mendiamkan Chika.
Kinanti menahan tawa melihat putranya memasang waja cemberut. Sangat menggemaskan sekali, ternyata menyenangkan memberi pelajaran kepada Cakra. Kinanti mengajak Edo berlalu meninggalkan Chika dan Cakra yang sedang berpandangan kesal.
"Kamu gatel banget ya?! Kalau gini caranya, aku mana bisa jauhin kamu Chika sayang" Cakra melanjutkan ucapannya didalam hati.
Chika melotot tidak terima "Maksud kamu aku gatel? Gatel gimana?!" Chika menggeram kesal
Cakra menggenggam jemari Chika.
"Ini maksudnya punggung aku gatel banget ayang" Cakra mengecup punggung tangan Chika "Maafin ya, hari ini dan hari sebelum-sebelumnya bikin kamu kesel terus.. Aku sayang kamu" Cakra mengecup puncak kepala Chika.
Chika mengulum bibirnya menahan senyum. Menggemaskan sekali bukan? Ketika pasangan muda-mudi sedang dimabuk cinta. Marah saja tidak bisa, apalagi tak bertegur sapa.
"..." Chika menundukan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah dikedua pipinya.
Cakra yang melihat Chika diam saja pun menjadi panik. Ia takut, sangat takut jika Chikanya marah. Rasanya Cakra jadi ingin memakan bubur pakai sumpit.
"Ayangg.. diem-diem bae! Ngobrol ngapa ngobrol"
Sip, Cakra menyebalkan mode on. Chika mendengus "Aku masih marah ya sama kamu!" Chika berjalan meninggalkan Cakra.
Cakra mengejar Chika lalu merangkul bahu istrinya. Chika berjalan menuju sebuah restoran cepat saji. Ia mendudukan dirinya disebuah kursi yang berada dipojokan, menyajikan pemandangan kota Jakarta dimalam hari. Chika menatap suaminya, menyebalkan! Suami tengilnya juga sedang menatapnya. Lihat, wajahnya bahkan lebih menyebalkan.
"Ekhem.. Saya pesen ini ya mbak" Ucap Chika kepada pelayan. Pelayan langsung mencatat pesanannya.
"Udah ini aja?"
Cakra menyipitkan matanya, menatap Chika kesal. "Saya pesen ini ya, tolong dicatat mbak cantik" sang pelayan yang masih muda itu tersenyum malu-malu.
Cakra memberikan senyum paling tampannya kepada sang pelayan. Membuat pelayan itu merona. Pelayan itu pun segera pergi.
Dasar cowok! Rutuk Chika kesal.
"Cemburu ya neng?" Tanya Cakra seraya menunjuk wajah Chika.
Chika memasang wajah jijiknya.
"Percaya diri banget Mas-nya"
"Dengarlah Chika-Chikakuu.. Percayalah, Cinta Mas hanya untuk neng Chika" Goda Cakra seraya menciumi jari-jari besar istrinya.
"Sana-sini gombal, dasar buaya!"
"Tuh si ayang mah fitnah mulu!" Cakra berjongkok dihadapan Chika, Ia menangkup pipi istrinya yang sedang mengembung. Cakra mengecup sudut bibir Chika lama.
"I love you Panda, aku cinta kamu beruangku, aku sayang kamu doraemon-ku" Chika mengulum senyumnya.
Cakra menyugarkan rambutnya, lebih tepatnya poni-nya. "Ganteng banget sih kamu! Liat cewek-cewek genit sama kamu!" Ucap Chika
KAMU SEDANG MEMBACA
Chika & Cakra [ON GOING]
RomanceRaisa Chika Wijaya, bukan perempuan bertubuh langsing atau berbody goals. Ia hanya perempuan yang memiliki berat badan diatas rata-rata. Ya! ia sedikit gemuk. Namun kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik membuatnya terlihat menggemaskan. Chika...