Irene meregangkan tubuhnya merasakan cahaya matahari yang masuk lewat jendela kamar hotel. "aah jam berapa ini ?" Irene meraih jam tangannya yang ada di meja di sisi ranjangnya. Dia bangun dari ranjang dan berjalan ke sisi jendela.
"sebentar, Wendy di mana ?" dia baru sadar kalau Wendy sudah tidak ada di kamar, Irene memutarkan bola matanya mencari Wendy.
"nyari Wendy ?" tiba-tiba suara Tiffany mengejutkannya.
"dia sudah balik ke kamarnya pagi-pagi banget" tambah Tiffany.
"oooh..." Irene menanggapi singkat.
"kamu masih nggak enak badan ?" Tiffany memegang dahi Irene memeriksa kondisi temannya.
"udah enakan kok, tadi malam sudah minum obat" jawab Irene.
"jadi, gimana ?" Tiffany tersenyum penuh arti.
"apanya yang gimana ?" Irene bingung.
"itu tuh si Wendy, anaknya lucu ya polos juga" Tiffany tertawa.
"ck, lagian kenapa bisa sih kamu malah kenalan kakaknya ?" Irene tak habis pikir.
"lah, aku juga nggak tau kalau dia kakaknya Wendy. Kebetulan yang sempurna ya ? hahaha" Tiffany tertawa mengingat pertemuan mereka semalam dan diikuti oleh tawa Irene.
Ponsel Irene berbunyi tanda pesan masuk, dia langsung berlari mengambil ponselnya yang ada di ranjang, pesan masuk dari Wendy.
Irene tersenyum menggelengkan kepalanya, kali ini Wendy bukan orang yang selalu membuat dia kesal. Dia melihat sisi lain Wendy saat setelah mereka bertemu, benar apa kata Tiffany kalau Wendy adalah orang yang lucu dan lugu.
"chat dari siapa ?" Tiffany penasaran dan menghampiri Irene.
