17

1K 139 25
                                    

20:30pm

Wendy sedang menikmati indahnya langit malam yang penuh bintang di balkon kamarnya. Jujur saja, seluruh tubuhnya sangat sakit setelah secara tiba-tiba berenang di laut tanpa pemanasan. Dengan airpods di telinganya, dia hampir saja tertidur di balkon karena terbuai suasana yang begitu nyaman.

"Irene... dia lagi ngapain ya ?" Wendy bicara sendiri sembari melihat foto Irene yang dia ambil tadi siang dan langsung memindahkan foto tersebut di ponselnya.

"dia nggak kenapa-kenapa kan ya ? apa aku telepon aja ?" Wendy masih bicara sendiri mengkhawatirkan Irene.

"hiiihhh... kenapa jadi mikirin dia ?" Wendy menggelengkan kepala mencoba membuyarkan pikirannya tentang Irene.

Sesaat kemudian, terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Dengan malas dia beranjak dan berjalan menuju pintu untuk mencari tahu siapa yang datang, seingatnya dia tidak memesan apapun atau punya janji dengan siapapun.

Dengan malas dia buka pintu kamarnya, dilihatnya Irene berada di depan pintu kamar dengan rambut diikat 1. "Dia vampire ? putih banget !" Wendy berbicara dalam hati dengan pandangan fokus menatap Irene.

"hey Son Wendy !" Irene meneriaki Wendy yang terdiam di depan pintu dan membuat Wendy tersadar.

"ah iya, ada apa ke sini ?" tanya Wendy menjadi gagap.

"nggak boleh ? ya udah aku balik !" Irene berbalik hendak kembali ke kamarnya.

"ck, gitu doang udah tersinggung. Ayo masuk" Wendy menarik tangan Irene membawanya masuk ke kamarnya kemudian menutup pintu.

"nggak usah pegang-pegang bisa kan ?" Irene langsung melepaskan tangan Wendy dari lengannya.

"bawel !" ucap Wendy dan membuat Irene menunjukkan wajah kesal.

"duduk, mau minum apa ? cuma ada soda nih, minum ini aja ya" Wendy menyodorkan kaleng soda pada Irene kemudian duduk di sebelahnya.

"aku mau balikin syalmu, udah aku cuci" Irene menyerahkan syalnya pada Wendy.

"ooh iya, sebenarnya biar nggak dibalikin juga nggak masalah" ucap Wendy.

"kameramu gimana ?" Irene mencemaskan kamera Wendy.

"belum tau, setelah sampai di Kanada aku akan coba perbaiki" sahut Wendy.

Irene hanya mengangguk, dia masih merasa bersalah atas rusaknya kamera Wendy dan walaupun dia berusaha mencoba mengalihkan rasa bersalahnya itu tidak bisa melupakan kalau kamera milik Wendy rusak akibat menolongnya.

Suasana menjadi canggung karena mereka berdua sama-sama diam, tidak seperti saat mereka sebelum bertemu. Mereka bisa saling meledek satu sama lain di chat dan bahkan Wendy yang dulunya suka menggoda Irene sekarang terdiam kaku karena Irene ada di hadapannya.

"Son Seungwan..." ucap Irene, Wendy hanya menoleh ke Irene tanpa menjawab.

"nanti kalau kameramu tidak bisa diperbaiki, aku ganti ya. Atau aku yang bayar biaya perbaikannya" tambah Irene.

"nggak perlu" sahut Wendy santai.

"aku serius" sahut Irene menatap Wendy, Wendy akhirnya menghargai Irene yang memang sedang serius.

"aku juga serius" ucap Wendy sembari menatap Irene, sekarang posisi tubuhnya sudah tepat menghadap Irene.

"aku juga serius" ucap Wendy sembari menatap Irene, sekarang posisi tubuhnya sudah tepat menghadap Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Thousand MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang