11

890 147 23
                                    

22:45pm

Sebuah mobil berhenti tepat di depan Irene di tengah hujan salju yang lumayan deras.

"hey, maaf banget loh buat kamu nunggu lama" Tiffany membuka jendela mobil kemudian menyuruh Irene untuk masuk ke dalam mobil.

"ngapain aja sih ? aku udah hampir mati di sini" Irene kesal.

"maaf deh, ada hal yang harus aku selesaikan sebelum liburan. Tapi kan kamu udah pakai baju hangat jadi nggak dingin-dingin banget kan ?" Tiffany tersenyum.

"ini juga baru aja aku pakai, lagipula ini bukan punyaku" sahut Irene.

"jadi, punya siapa ?" Tiffany bingung.

"nggak tau juga. Tadi ada wanita yang tiba-tiba kasih ini coat, terus dia lari gitu aja" jawab Irene.

"terus dia nggak pake coat gitu lari-lari ?" tanya Tiffany lagi.

"iya lari entah ke mana gitu, ke khayangan mungkin" sahut Irene.

"ibu peri dong ! hahahaha..." Tiffany tertawa diikuti oleh tawa Irene.

"dan sekarang aku nggak tau gimana balikin ini coat ke orangnya, bikin repot aja sih !" Irene cemberut.

"ya udah nggak usah dibalikin" Tiffany santai.

"apa aku balikinnya nunggu itu orang di depan minimarket itu lagi ya ? aku yakin kayaknya tadi dia habis dari minimarket, soalnya mulutnya bau ramyeon" ucap Irene.

"eh tapi bentar deh, kok kayaknya wajahnya nggak asing ya ?" Irene bepikir sejenak mengingat-ingat sesuatu.

"kamu pernah ketemu sama orang itu ?" tanya Tiffany.

"nggak, baru kali ini aku ketemu orang itu. Tapi kalo dilihat dari gaya rambutnya, itu orang nggak asing. Aku juga nggak lihat jelas wajahnya. Siapa ya ?" Irene masih berpikir.

"udaaaah, anggap aja dia ibu peri atau malaikat" sahut Tiffany.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya di rumah Irene, mereka langsung berlari ke kamar karena cuaca sangat dingin. Tiffany lagi-lagi menginap di rumah Irene karena dia akan pergi ke Jeju esok hari, dan rumah Irene lebih dekat dari airport dibandingkan rumahnya.

"banyak banget bawaanmu" tegur Irene yang melihat Tiffany meletakkan koper yang berukuran cukup besar.

"namanya juga wanita, banyak yang harus dipersiapkan. Apalagi mau ketemuan, bener nggak ?" Tiffany tertawa.

Irene membuka coat pemberian orang asing kemudian menggantungkannya, lalu dia memeriksa ponselnya .

"ck, ngapain sih dia ini nelpon terus !" Irene kesal dengan sedikit berteriak.

"siapa ?" tanya Tiffany.

"ini si Wendy nggak jelas !" sahut Irene.

"lah, masih berhubungan sama dia ?" tanya Tiffany lagi.

"ya gitu-gitu aja sih, dia lagi ada di Seoul sekarang" ucap Irene sembari melemparkan ponselnya ke ranjang.

"serius ? terus nggak kamu ajak ketemu ?" tanya Tiffany yang tidak ada habisnya.

"atas dasar apa aku harus ketemu sama dia ?" Irene bertanya kembali.

"buat ngebobol akun kan ?" ucap Tiffany.

"duh, udah basi ! dia ngajak aku ketemu sih, tapi buat apa ? nggak penting !" ucap Irene.

"jangan terlalu benci, ntar malah jadi suka. Udah ah, mau bersihin badan dulu" Tiffany berlalu meninggalkan Irene ke kamar mandi.

A Thousand MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang