#DAY 05

699 131 11
                                    

Karena kejadian itu gue kelepasan teriak-teriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kejadian itu gue kelepasan teriak-teriak. Dan sekarang temen kos gue –Ryan nanya-nanya penasaran ke gue. Gue bingung mau jawab apa ini. Kalau bukan gara-gara hantu itu, mana mungkin gue teriak-teriak.

"Lo kemaren ngapain teriak malem-malem? Kalau nggak salah gue denger lo teriak suruh lepas kan? Lepas apaan nih?"

"Lo nanya apa nge-rap?"

"Nge-rap."

"Yaudah nggak usah gue jawab kalau gitu."

"Bercanda kali, jelasin lah lo kenapa kemaren teriak-teriak?"

"Kalaupun gue jelasin, lo pasti nggak bakalan percaya."

"Emang apa?"

"Hantu."

"Lah masa ada gituan di kamar lo?"

"Nah kan belum juga gue jelasim lo udah nggak percaya, udahlah gue mau pergi dulu."

Gue ninggalin Ryan yang masih penasaran. Gue harap dia nggak bakal mati penasaran mikirin apa yang gue kata tadi. Bisa-bisa dia nemenin hantu itu.

Seperti biasa, gue kemana-mana selalu naik bus. Lebih enak daripada naik kendaraan pribadi. Bisa numbuhin rasa sosial gue. Bus berhenti lagi di halte itu. Segerombol anak SMA masuk. Mereka orang yang sama. Dan perasaan aneh gue terjawab. Seragam mereka sama kaya seragam hantu itu. Gue inisiatif buat tanya.

"Dek."

"Eh mas, kenapa?"

"Kalau boleh tau, sekolah kamu di mana?"

"Deket dari halte tadi kok mas, kenapa?"

"Oh gitu."

"Kenapa mas kok tanya-tanya?"

"Seragam kamu mirip sama temen saya, tapi dia nggak mau kasih tau."

Pembicaraan kami terhenti di sini, karena mereka turun lebih dulu daripada gue. Apa kalau ada waktu senggang gue ke sekolah itu? Buat sekadar cari tau nama hantu itu. Kapan-kapan aja lah.

Keadaan kampus masih sama. Nggak ada yang menarik. Gitu-gitu aja. Pas gue ngelamun di gazebo, Hendra dateng. Gue bingung, gue nggak ngapa-ngapain Risa. Tapi raut mukanya nggak nunjukin rasa marah, malah dia senyum-senyum nggak jelas. Jangan bilang dia gila gara-gara Risa?

"Semesta."

"Kenapa nih tumben."

"Gue mau bicara serius sama lo."

"Tentang apa?"

"Lo diikutin kan?"

Dia tau kalau gue diikutin sama hantu? Berarti dia bisa lihat? Akhirnya bukan cuma gue yang ngerasain dia. Setidaknya gue punya temen sesama manusia 'khusus'.

"Bisa liat juga ternyata."

"Gue kemarin liat pas jemput Risa, dia di belakang lo lagi sembunyi."

"Terus kenapa sampai serius gini?"

"Lo nggak tau berita akhir-akhir ini?"

"Berita apaan coba."

"Pelajar SMA yang mati dibunuh."

"Terus?"

"Lo nggak tau juga? Dia hantu yang ngikutin lo."

Sekudet apa gue sampai nggak ngerti ada berita itu. Bahkan arwahnya ngikutin gue. Apa ini alesan utama dia minta tolong sama gue?

"Pelakunya belum ketemu, mungkin dia minta tolong ke lo buat nangkep pelakunya."

"Kenapa harus gue padahal gue bukan polisi."

"Ya nggak ngerti lah."

"Okelah thanks infonya Hen."

"Sip, nanti kalau lo butuh bantuan, panggil aja nama gue tiga kali, pasti nggak bakalan muncul."

"Haha selamat Hen, udah hampir lucu."









To be Continued...

[✓] 40 days, kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang