"Semesta, bangun!"
Suaranya melengking tepat di telinga gue. Sumpah, hantu ini nggak ngasih gue ketenangan sedikit pun. Padahal hari ini gue libur, malah diganggu terus sama dia.
"Apalagi sih, jangan ganggu, gue mau tidur!"
Dia nggak jawab, mungkin udah pergi. Gue lanjut tidur. Tapi selang beberapa waktu, gue denger suara kaya benda jatuh. Emang ya cuma dia satu-satunya hantu nggak bisa diem.
Anehnya, pas gue bangun, nggak ada jejak benda jatuh. Pasti hantu itu cuma iseng biar gue bangun. Dan seperti biasa, dia udah ada di sebelah gue.
"Hobi banget ngagetin gue."
"Hehe gini dong bangun pagi, dasar manusia males."
"Diem lo, hantu cerewet."
Merasa haus, gue pun membuka kulkas, berharap ada sebuah air mineral. Ternyata persediaan air mineral gue habis. Gue pun langsung ke arah kamar mandi buat cuci muka. Lalu ambil jaket. Dia ngelihatin gue dari atas lemari.
"Mau kemana?"
"Beli minum."
Tanpa ijin dari gue, dia langsung ngikut. Gue mencoba bersikap bodo amat, lagian nggak ada yang tau juga kan.
Aroma AC dari supermarket udah kecium pas gue buka pintunya. Gue ambil keranjang dan berjalan ke arah lemari pendingin. Mengambil beberapa air mineral dan minuman soda. Tapi sedari tadi gue nggak ngeliat hantu itu berada. Gue muter nyari dia. Ternyata dia ada di depan rak tempat makanan.
"Ngapain disitu?"
"Mau ini."
Dia menunjuk sebuah onigiri. Matanya menatap gue dengan berharap untuk membelikannya. Seketika gue ngerasa ngeri dilihat kaya gitu. Tapi daripada nanti marah dan urusan gue sama dia nggak selesai-selesai, terpaksa gue beliin. Saat tau gue naruh onigirinya di keranjang, dia tersenyum senang. Tanpa disadari, gue juga ikut senyum.
Setelah selesai membayar, gue langsung berencana balik ke kos. Rasanya mU lanjut tidur, tapi gue mengurungkan niat. Karena apa? Karena gue liat ada Risa di taman deket kos an gue. Nggak tau pasti dia ngapain, tapi kaki gue ngarah sendirinya ke dia.
"Risa?"
Dia menoleh, sapaan gue cuma dibales sama senyum. Liat dia kaya gitu serasa ada kupu-kupu yang terbang di perut gue. Anehnya, rasa ngantuk gue pun hilang seketika.
"Sendirian?"
"Enggak, ini lagi nunggu adik gue."
lah setau gue Risa nggak punya adik.
"Adik?"
"Adik sepupu, dia ngajak ketemuan di sini."
Gue hanya ngangguk. Nggak lama kemudian adik sepupu Risa dateng. Cowok, tapi masih tinggian gue. Kayaknya masih SMA. Tau kalau ada gue di sebelah Risa, dia mengulurkan tangannya.
"Gue Galuh, adik sepupunya Risa."
"Gue Semesta, temen Risa."
Galuh menatap Risa, seakan memberi sinyal untuk segera pergi dari sini.
"Semesta, gue sama Galuh pergi dulu ya."
"Iya, Sa. Hati-hati."
Sepeninggalan Risa dan Galuh, gue langsung berniat balik ke kos. Tapi gue baru sadar daritadi hantu itu ada di belakang gue. Raut wajahnya seakan menampakkan rasa amarah yang besar.
"Kenapa, lo?"
"Benci."
Bahkan nada bicaranya beda seperti biasanya. Tapi bentar, tadi dia bilang apa? Benci? Maksudnya apa coba. Gue pun nggak menggubris perkataannya dan segera berjalan meninggalkan dia sendiri.
Moon Hyunbin as Galuh Wijaya
To be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 40 days, kang minhee
Fiksi Penggemar[ bahasa ] ( P R O D U C E X 1 0 1 - S E R I E S ) Terkadang Semesta mengajak bermain-main dengannya hingga lupa ada takdir yang sudah memasang garis waktunya. © rosethctic, 2019