#DAY 17

518 96 4
                                    

Sesuai janji gue kemarin, hari ini gue memutuskan untuk segera bertemu Kirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji gue kemarin, hari ini gue memutuskan untuk segera bertemu Kirana. Gimana caranya? Ya sesuai saran dari Dira, gue harus pergi ke tempat favoritnya. Apalagi kalau bukan taman bermain yang kemarin.

Sayangnya pas gue dateng, ada pengumuman di depan pintu masuk kalau mereka lagi dalam masa renovasi. Seketika gue bingung mau pergi ke mana. Iya, gue emang se-khawatir itu sama Kirana. Gue nggak mau dia pergi dengan cuma-cuma. Gue mau dia pergi dengan tenang, meski bukan sekarang. Karena gue masih belum siap merasakan apa itu kehilangan.

Gue putus asa. Sepertinya gue harus ikhlas relain Kirana pergi. Gue pun berjalan menuju tempat gue berkeluh kesah –rooftop kampus. Di sana gue bisa cerita sama langit tentang apa aja. Tanpa harus takut rahasia gue bocor. Gue bisa merasa bebas kalau di sani.

Sepi. Cuma ada gue dan suara binatang yang bernyanyi merdu. Suasana yang nyaman buat perasaan gue yang lagi campur-aduk.

"Gue kangen, gue khawatir sama Kirana."

Gue mulai bermonolog. Persetan kalau kalian nganggep gue gila. Gue nggak peduli. Yang penting perasaan gue bisa lebih enakan.

"Gue juga takut."

"Takut kenapa?"

"Takut kalau dia nggak bisa selamanya."

Bentar. Kok gue ngerasa aneh. Bukannya tadi nggak ada orang selain gue? Jadi yang lagi ngomong sama gue ini siapa? Nggak mungkin dong kalau langit bisa bersuara. Perlahan gue membalikkan badan. Betapa terkejutnya gue, dia di sana sedang memperhatikan gue sambil menahan tawanya. Nggak tau gue kesambet apa, tapi gue langsung berlari ke arahnya. Menariknya ke dalam pelukan gue. Gue lega dia nggak kenapa-kenapa.

"Kenapa, Ta?"

"Lo kemana aja?"

Dia diam tak bersuara. Menyadari sesuatu, gue langsung melepas pelukan gue. Dan bodohnya gue bertingkah aneh seperti saat gue lagi sama Risa. Mungkin kalau kata kalian gue lagi ngalamin yang namanya salting.

"Aku menghindar."

"Lo menghindar dari gue?"

Hanya anggukan yang gue terima darinya. Lalu kepalanya langsung menunduk, seperti merasa bersalah. Perlahan gue menangkup kedua pipinya, menatapnya dengan lembut penuh arti.

"Ngapain ngehindar dari gue, hm?"

"Aku udah nunjukin wujud asliku ke kamu, aku takut kamu menjauh dariku."

Gue tersenyum mendengar penjelasannya. Lucu juga, hantu kaya dia takut dijauhin sama gue yang notabene cuma seorang manusia biasa.

"Gue nggak takut sama sekali. Jadi, sekarang jangan menghindar dari gue lagi ya? Janji?"

"Janji!"

Kirana mengangguk antusias. Membuat gue semakin memperlebar senyuman. Ada rasa lega karena dia udah kembali. Tapi masih tersemat rasa takut yang amat parah. Dengan segera gue menghilangkan pikiran itu. Gue harus bisa perlahan buang rasa takut ini. Gue harus bisa belajar ikhlas nantinya. Gue harus bisa, meski gue tau itu sulit.








To be Continued ...

[✓] 40 days, kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang