Sialan emang dosen gue. Hobi banget ngasih tugas, tapi dikasih deadline cuma dua hari. Akhirnya mau nggak mau gue harus lembur lagi. Mengingat kejadian kemaren lusa, gue memutuskan buat ngerjain semuanya di kos. Semoga aja godaan kasur nggak buat gue lemah.
"Lembur lagi?"
"Iya."
Dia berjalan ke sebelah gue. Melihat apa yang sedang gue kerjakan. Lalu kembali lagi ke tempat tidur gue. Gue sedikit melirik ke arahnya, dia diem. Nggak bergerak sedikitpun, bahkan napas aja enggak. Ya iyalah udah mati juga.
"Semesta."
"Hm?"
"Tau nggak kenapa aku masih berkeliaran di duniamu?"
Nah ini nih pertanyaan yang sering muncul di pikiran gue. Untungnya aja gue nggak perlu mancing dia buat cerita, dia udah cerita sendiri. Hantu peka ya cuma dia.
"Enggak."
"Tapi kalau aku kasih tau, kamu mau bantu aku pulangkan?"
Gue seketika berhenti. Kenapa pembicaraan gue sama dia berujung serius.
"Asal itu nggak ganggu kehidupan gue, gue mau bantu."
"Beneran?"
Dia tiba-tiba berada di sebelah gue sambil menunjukkan senyum sumringahnya. Dan itu kebiasaan dia yang paling gue nggak suka. Bikin gue jantungan.
"Asal jangan lakuin hal yang tiba-tiba kaya gini. Gue nggak suka."
"Hehe maaf, sebagai imbalannya nanti aku bantu kamu deh."
Emang dia bisa bantu gue dalam bentuk apa? Bahkan dia aja nggak bisa disentuh. Jangankan disentuh, dilihat aja hanya beberapa orang yang bisa.
"Bantu apa emangnya?"
"Rahasia."
Gue nggak gubris lagi dan tetap kembali fokus ngerjain tugas. Alesan gue kebut sekarang padahal deadline masih lusa, karena besok gue ada jadwal manggung. Gini-gini suara gue bagus, tapi gue nggak ada niatan pamer. Lagian juga buat nambah tabungan sekalian bantu usaha temen gue yang baru buka kafe di daerah deket deket sini.
"Semesta."
Gue memutar bola mata males karena dia manggil gue terus. Karena merasa keganggu, gue balik badan ke arahnya. Seketika gue membisu. Bajunya berubah. Bukan masalah bagaimana bajunya berubah, tapi baju yang dia gunakan. Baju itu milik ibu gue. Gue inget masih nyimpen baju beliau di sini. Seketika ingatan tentang kejadian beberapa tahun yang lalu muncul.
"Kenapa baju lo berubah?"
"Aku menemukannya di lemarimu, bagus nggak?
"Harus ya pake barang orang lain tanpa ijin?"
Seketika nada bicara gue berubah. Sedikit lebih dingin, bahkan lebih dari biasanya. Membuatnya berjalan mundur. Sampai-sampai dia menunduk karena ketakutan.
"Cepat lepas."
"Tapi-"
"Nggak ada tapi-tapi an."
Dia mendongak. Menatap ke arah gue. Menunjukkan matanya yang berkaca-kaca. Setelah itu dia langsung menghilang, sedangkan baju yang dia pakai tergeletak di lantai. Gue ambil baju itu lalu menyimpannya kembali ke lemari. Gue mengusap kasar muka. Tambah pusing aja kepala gue.
"Kayaknya gue butuh istirahat."
To be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 40 days, kang minhee
Fanfic[ bahasa ] ( P R O D U C E X 1 0 1 - S E R I E S ) Terkadang Semesta mengajak bermain-main dengannya hingga lupa ada takdir yang sudah memasang garis waktunya. © rosethctic, 2019