Dia tidak pernah mencarimu, jadi untuk apa kau mencarinya?
"Minju noona!"
Teriak seorang laki-laki yang saat ini sedang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Minju dengan pakaian yang telah basah kuyup.Dan hal itu cukup membuat mata Minju terbelalak, padahal ia sama sekali tidak menghubungi lelaki itu untuk menjemputnya. Ah, ia langsung bisa menebak, pasti Yohan yang menyuruh adiknya tersebut untuk datang menjemputnya.
"N-noona! gwenchana?" tanyanya dengan napas yang sedikit terengah.
Minju buru-buru berdiri, berjalan menghampiri lelaki itu, "Yaa! Junho! Kenapa kau tidak memakai payungmu? Ah, kau bisa sakit~" Minju panik, ia berusaha memeras jaket hitam milik Junho yang basah.
"Noona tenanglah~" ucap Junho sembari menangkup kedua pipi Minju, berusaha agar gadis itu mau menatapnya.
"Ya! Kau kena—"
"Apa kau baik-baik saja, noona?"
Minju mengangguk meskipun ragu, sebenarnya apa yang dimaksud oleh Junho barusan? Dan kenapa ia harus tidak baik-baik saja? Ah memusingkan.
"Ais lepaskan Junho, apa kau tak sadar kita sedang berada dimana?" Minju menepis tangan Junho pelan, melangkah mundur agar jarak diantara mereka tetap aman.
Terdengar Junho menghela napasnya lega, "ah! syukurlah, aku takut jika noona sedang sedih setengah mati hingga menangis karena hyung pergi ke Jeju dengan-"
Minju buru-buru memotongnya, "Yena kan? Aku sudah tau, dan aku tak masalah. Mereka hanya pergi ke rumah Oma kalian, bukan kencan atau apapun yang membuatku sampai menangis," ucapnya setenang mungkin.
Junho sukses melongo, benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa gadis yang sedang berdiri di depannya bersikap setenang itu ketika lelakinya malah sibuk berpergian dengan wanita lain. Ya jujur saja, bahkan Junho ingin sekali membodoh-bodohkan Minju jika tak mengingat sopan santun sebagai sesama makhluk hidup dibumi.
"Heol! apa kau tidak cemburu noona? Kenapa kau hanya diam saja seperti gadis bod-, oke baiklah, lupakan!" Junho terlihat putus asa, hampir saja ia keceplosan mengatakan bahwa Minju bodoh.
Minju hanya tersenyum simpul, ah dia senang karena adik dari kekasihnya begitu manis dan perhatian padanya. Dia seperti telah memiliki pihak yang mendukung hubungannya dengan Yohan agar tetap bisa berjalan mulus.
"Seperti orang bodoh maksudmu?" Minju lalu terkekeh.
Wajah Junho memerah. Malu sekali.
Pun akhirnya Junho mengangguk meskipun ragu, "aku sebenarnya tak ingin ikut campur urusan noona dengan hyung, tapi aku kasihan, Semakin kesini setelah Yena noona memutuskan untuk tinggal lagi disini, Hyung jadi lebih mementingkan urusannya dengan wanita lain daripada dengan kekasihnya sendiri, aku tau ini sudah kelewat batas untuk ikut campur, tapi bisakah noona lebih tegas sedikit agar hyung sadar kalau kalian itu sepasang kekasih?"
Dan baiklah, Junho baru saja mengeluarkan isi dari dalam hatinya yang selama ini ia pendam sendirian. Inti dari apa yang Junho sampaikan adalah ia kasihan melihat Minju yang seperti berjuang sendiri untuk mempertahankan hubungannya dengan Yohan, sedangkan Yohan malah terus saja bersenang-senang kesana kemari dengan wanita yang datang dari masa lalunya.
Awalnya Minju tak paham dengan apa yang Junho katakan, tapi setelah ia cerna baik-baik lagi, ia seketika mengerti bahwa saat ini Junho sedang mengkhawatirkannya setengah mati- sampai rela datang menjemputnya meskipun hujan sedang turun deras-derasnya, berlari sekuat tenaga mencarinya dengan tubuh bagian atas yang basah akibat tidak menghiraukan hujan yang jatuh mengguyurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me✔️
FanfictionKetika pacar lebih prioritasin mantan dari pacarnya sendiri, bertahan atau pergi? "jika dia masih ada di hati dan pikiranmu, jadi selama ini kita ini apa? Status tanpa rasa begitu?" - Kim Minju Candygulali, September 2019©