13

309 51 1
                                    

Jangan jatuh cinta sendirian, itu berat, karena tak semua kata bisa mewakili Rasa.

Ini sudah masuk bulan kelima semenjak Minju dan Yohan memutuskan untuk berpisah, Dan Mereka telah lulus Sekolah dengan mereka tengah sibuk untuk pendaftaran kuliah, saat kelulusan Minju selalu bersama Minkyu, tapi Minju selalu bertanya pada dirinya sendiri perihal, "kenapa kau begitu jahat padaku, Yohan? ", dan itu semua jelas membuat Minju menderita sendirian lagi.

Melupakan seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya tidak semudah yang dipikirkan. Itu amatlah sulit untuknya. Semua kenangan yang mereka miliki, seperti terus bermain-main dalam pikiran dan hatinya.

Dan sore ini cuaca juga ikut tidak bersahabat. Hujan deras disertai kilatan petir yang menyambar-nyambar. Terlebih suasana seperti ini terkadang sangat mencekam bagi seorang gadis yang tinggal sendiri. Tidak bersama keluarga, Kakaknya masih belum pindah, tidak ada teman, tidak ada kekasih. Hanya sendiri, sebatang kara.

Ya, hal itulah yang dirasakan oleh Minju saat ini. Takut sekali sampai ia berlindung di balik selimut tebal berwarna putihnya. Ditambah perasaan jengkel pada Minkyu yang tiba-tiba membatalkan janjinya untuk menemani Minju makan malam.

                     
"Malam ini batal saja ya? Hujan petir, seram! Aku takut jika sampai tersambar petir dijalanan. Nanti jika aku mati bagaimana? Masalahnya aku ini kan masih muda, masih mau kuliah, lulus dan kerja, mau punya istri yang cantik dan sexy, punya anak-anak yang lucu macam Yeontan- Jadi lain kali saja ya jika kau ingin sekali menraktirku? Hehehe" kata Minkyu sewaktu menelpon Minju pada 1 jam yang lalu. Yang hanya dijawab dengan deheman super panjang karena gadis itu terburu mual dengan berbagai alasan yang dibuat Minkyu.
                     
"Ok terserah kau sajalah! Bye maksimal Minkyu! Jika perlu, pertemanan kita cukup sampai disini saja!" dan ancaman itu menjadi penutup paling manis dari percakapan mereka berdua di telepon.
                     
Minkyu itu memang menyebalkan. Untung saja terkadang ia baik, jadi semenyebalkan apapun Minkyu, tetap saja bisa dimaafkan oleh Minju.

                     
***

                     
Setelah beberapa puluh menit kemudian, hujan mulai reda. Langit perlahan mulai berubah menjadi cerah kembali. Terlihat samar pelangi yang datang setelah hujan. Indah, tapi sayangnya indahnya hanya sementara. Hanya bisa dilihat dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya-sama halnya seperti mantan kekasih Minju ia seperti komet, cepat datang, menyenangkan, lalu menghilang. Menyerah duluan tanpa mau berjuang. Cinta membutuhkan perjuangan, tapi jika hanya salah satu yang berjuang, bagaimana bisa dibuktikan jika sebenarnya mereka bisa bersama?

                     
Minju pun akhirnya beranjak dari kamarnya ketika mendengar suara bell rumahnya berbunyi nyaring. Berharap yang datang adalah Minkyu dan sekotak ayam goreng ditangannya.

                     
Perlahan tapi pasti Minju membukakan pintu itu dengan senyuman cerah bak matahari bersinar, karena ia yakin jika yang datang itu adalah Minkyu. Masalahnya beberapa bulan terakhir ini, lelaki yang keluar masuk ke rumah Minju itu hanya Minkyu. Ia sering datang untuk mengawasi-takut sekali jika Minju akan berbuat yang tidak-tidak setelah dunia terindahnya dihancurkan begitu saja. Membantu Minju untuk melupakan lelaki brengsek itu semampu yang Minkyu bisa lakukan.

                     
"Yak! Min-kyu, Yo-han?" harapan Minkyu pupus begitu saja ketika mendapati bahwa lelaki itu yang datang. Ia kaget bukan main, hanya bisa terdiam dengan tubuh yang seketika membeku.

Yohan lalu memberikan senyuman manisnya dan menyodorkan kantong plastik yang berisi sekotak ayam goreng yang Minju idam-idamkan sedari tadi.

"I-ini makanlah, d-dari Junho, untukmu." dusta Yohan, membawa nama Junho sebagai tumbal agar gadis di depannya mau menerimanya.

Stay With Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang