08

345 55 4
                                    

Kita berawal dari cinta, biarlah berakhir karena cinta

19.00 KST PM

Malam ini Minju sedang sibuk belajar untuk mempersiapkan olimpiade Matematika yang akan diadakan besok siang. Tapi pikirannya sudah kemana-mana, tidak bisa terfokus pada isi buku materi Olimpiade Matematikanya. Pikirannya tercabang pada obrolannya dengan rahasia Junho yang dibilang anak itu sore tadi dimobil.

"Heol, bahkan senyumannya masih terbayang-bayang dipikiranku! Bagaimana bisa anak itu tumbuh dewasa dengan begitu cepat?!" gerutu Minju sembari menyandarkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya karena merasa sedikit pusing.

Padahal Minju benar-benar tidak ingin menganggap omongan Junho itu sungguhan. Tapi setelah ia pikir lagi memang selama ini perlakuan Junho padanya itu terlampau manis bukan sekedar seorang adik yang menghormati pacar dari Hyungnya. Memang mungkin selama ini Minju saja yang tidak sadar karena ia terlalu sibuk dengan obsesinya bersama Kim Yohan.

Minju melirik handphone yang ia letakkan di dekatnya. Sudah seharian penuh Yohan tidak memberi kabar

Dan beberapa menit kemudian setelah Minju bisa menetralkan pikirannya dari segala hal berbau Junho tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya.

Minju lalu bergegas menuju pintu utama, tidak curiga ataupun takut sama sekali tentang siapa yang bertamu.

Ceklek,

"Minju"

Minju mengerjapkan matanya berulang kali, tak percaya apa yang ia lihat di depannya.

"Kim Yo-han?" ucapnya terbata.

Yohan tersenyum. Manis sekali.

"Iya ini aku, kenapa kau terkejut?"

"T-tapi kau kan sedang di jeju? Kenapa tiba-tiba-"

"Aku pulang cepat karena merindukanmu," Yohan dengan gerakan cepat sudah menarik tubuh Minju yang masih berada di ambang pintu untuk membawanya ke dalam dekapannya.

"Rambutmu harum sekali, shampomu sepertinya ganti ya, hmm?" bisik Yohan sembari menghirup dalam-dalam aroma Vanilla pada rambut panjang kekasihnya.

Minju pun terkesiap, otaknya beku tidak bisa berpikir dengan logika. Harusnya ia meronta saja agar dilepaskan tapi kenapa ia selalu lemah jika Yohan sudah melakukannya dengan baik. Harusnya ia mendengarkan nasihat Junho harus jadi wanita tegas agar Yohan tidak seenaknya sendiri. Datang dan pergi sesuka hatinya.

Ketika Minju ingin membalas pelukannya, dengan sengaja Yohan malah melepasnya duluan. Tangannya berganti mengelus pipi Minju lembut, sesekali menyisipkan beberapa helai rambut Minju yang menutupi wajah cantiknya.

"Kau cantik."

Wajah Minju memanas. Pun ia menunduk. Malu jika pipinya tiba-tiba merona.

"Apa kemarin - kemarin aku tidak cantik?" gumannya pelan dengan kepala yang masih menunduk.

Yohan terkekeh, ia merunduk dan berusaha menggapai dagu Minju agar kekasihnya itu mau bertatap mata dengannya.

"Kau selalu cantik. Sepertinya setiap hari kecantikanmu selalu bertambah saja. Membuatku jatuh cinta lagi dan lagi."

Minju malah tertawa karena kegelian setelah mendengar Yohan mengatakan seperti itu. Sejak kapan kekasihnya itu belajar menggombal? Jatuh Cinta? Bukannya kemarin dia bilang dia tidak mencintaiku? Cih!

"Ya! Kenapa kau malah tertawa?!" makian Yohan membuat Minju berhenti tertawa, ia jadi takut sendiri dengan perubahan sikap Yohan.

"Apa kau sedang merayuku Tuan Kim? Sejak kapan kau belajar hal yang menurutmu menjijikan itu?"

Stay With Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang