3 tahun kemudian...
Yohan berjalan menjauh dari kerumunan manusia yang tengah asik bergembira memeriahkan pesta wisuda periode akhir tahun ini. Melepas topi toganya dengan asal karena merasa kepalanya gatal oleh keringat.
"Yak! Yohan tunggu aku! Kau sebenarnya mau kemana sih?!" teriak gadis yang entah dari kapan sudah berhasil mengekori Yohan di belakangnya.
Yohan diam saja dengan mata yang tak juga berhenti untuk fokus melihat sekeliling. Mencari seseorang yang juga turut berbahagia pada hari ini. Menyembunyikan senyumnya ketika tiba-tiba membayangkan wajah cantik dengan make up tipis, rambut bergelombang yang tergerai bebas dan tak lupa juga topi toga yang selalu menjadi impian gadis yang tengah Yohan cari itu.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Bahagia sekali ya bisa lulus tahun ini?" goda seorang gadis yang kali ini sudah berhasil menggandeng tangan Yohan. Salah paham mengartikan senyum yang baru saja mengembang dari bibir tipis Yohan.
Yohan mengangguk, "hmm ya," balasnya singkat.
Gadis itu Yena, setelah 3 tahun berlalu ia sudah sangat terbiasa menghadapi sikap dingin seorang Yohan. Lagi pula ada kalanya Yohan juga bersikap manis padanya, yeah, meskipun saat Yena akhirnya merajuk karena kelewat kesal jika terus diabaikan padahal ia sudah susah payah berusaha. Karena asalkan Yohan tetap disisinya pun ia rasa ia tak perlu mencemaskan apapun lagi dihidupnya.
Karena bagi Yena, Yohan tetaplah Yohan, yang masih selalu mengistimewakan Yena seperti dulu sampai membuat Minju lelah untuk berpikir positif dan meninggalkan kemudian.Dan Yohan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Mengedarkan pandangannya lurus ke depan dengan ekspresi datar seperti biasanya.
Yang ia cari-cari sudah ada di depan matanya. Tapi ia malah memilih bersembunyi dibalik gerombolan orang-orang yang ada di sebelahnya dan tak lupa ikut menarik Yena agar bersembunyi dengannya.
"Berjalan sampai sejauh ini hanya untuk mencarinya saja, hmm?" sindir Yena tak habis pikir.
Yohan memutar bola matanya malas. Melepas gandengan Yena lalu mengabaikannya kembali. Ia lebih memanfaatkan waktu yang ada hanya demi melihat gadis yang ia rindukan selama beberapa tahun ini meski dari jarak jauh sekalipun. Tak berani mendekat karena ia tahu diri.
Minju nama gadis itu. Mantan kekasihnya yang entah kenapa sangat sulit untuk ia lupakan. Masih selalu terbayang di setiap sudut kota saat mereka biasa menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah. Semua tempat selalu tertuju padanya gadis yang sedang berdiri disana, begitu cantik dengan make up tipis diwajahnya, rambut bergelombang yang tergerai bebas dan jangan lupakan topi toga yang menjadi pelengkap kebahagiaan gadis itu persis seperti apa yang Yohan bayangkan sedari tadi.
Lalu tiba-tiba keajaiban datang kepada Yohan. Membuatnya refleks menundukkan kepala karena malu. Gadis disana Minju tak sengaja beradu pandang dengannya. Nampaknya Minju juga sama terkejutnya, tapi hebatnya ia bisa langsung mengelabui semuanya. Seakan semuanya baik-baik saja.Minju mengembangkan senyuman manis yang sialnya membuat Yohan langsung teringat kencan pertama mereka beberapa tahun lalu. Hati Yohan seketika bergemuruh saat tak sengaja beradu pandang dengannya. Ada sakit yang mengiris. Perih yang tak akan ada obatnya.
Lalu perlahan Yohan memberanikan diri untuk menatap gadis itu lagi meski harus sering mengalihkan pandangan karena terlalu gugup.
Hingga akhirnya Yohan tak tahan lagi. Meninggalkan Yena yang masih saja mengomel sendirian dan berjalan untuk menghampiri Minju yang sedang berkumpul bersama teman-temannya."H-hei,"
Dan satu kata itu cukup membuat Yohan mengeluarkan keringat dinginnya. Menggaruk lehernya yang tak gatal dengan senyum yang tak juga pudar dari bibirnya.
"M-maaf jika aku mengganggumu lagi. Aku hanya ingin mengucapkan selamat. Selamat untuk gelar barumu. Semoga setelah ini kau bisa mengejar apa yang kau inginkan dari dulu. Sekali lagi, selamat, Minju ." Yohan lalu mengajaknya untuk berjabat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me✔️
FanficKetika pacar lebih prioritasin mantan dari pacarnya sendiri, bertahan atau pergi? "jika dia masih ada di hati dan pikiranmu, jadi selama ini kita ini apa? Status tanpa rasa begitu?" - Kim Minju Candygulali, September 2019©