15

281 45 0
                                    

Kau kadang menjelma jadi udara, selalu bisa ku liat tanpa bisa ku genggam.

Kim Yohan
                             
Pagi tadi, aku tak sengaja mendengar lagu Akmu - How can i love the heartbreak, you're the one i love. diputar di radio, dan tiba-tiba teringat Minju yang selalu menyanyikan itu ketika ia sedang berada dimobil bersamaku. Ia sangat suka lagu itu, dan aku sangat tahu.

Lalu siangnya, aku meminum americano di kedai kopi yang sering kita datangi dulu. Satu americano dan satu greentealatte kesukaannya yang sengaja ku pesan agar seolah-olah aku sedang bersamanya dihadapanku.

Pulangnya, aku sengaja berjalan kaki, menyusuri setapak demi setapak sambil beberapa kali tersenyum karena mengenang bahagianya ketika aku dan Minju sering melewati jalan ini sambil bergandengan tangan. Tertawa bersama seperti jalanan milik kami berdua.

Ternyata sejauh ini, aku baru menyadari bahwa bahagiaku memang ada pada dirinya. Wanita dengan senyum menawan yang membuat hatiku sering kali dibuatnya berdetak tak karuan. Wanita dengan kesabarannya karena tak pernah mengeluh sedikitpun menghadapi aku yang seperti ini.

Sampai pada akhirnya, kesabarannya habis ketika ia mengakui bahwa ia sebenarnya cemburu pada kedekatanku dengan Yena Mantan pacarku, Minju awalnya biasa saja, tidak terlihat peduli sama sekali tentang kembalinya Yena ke Seoul yang membuatku lebih memilih menghabiskan waktuku dengannya dibandingkan dirinya.

Dan mulai dari itu hubunganku dengan Minju berantakan. Hari demi hari, Minju semakin rewel, selalu memintaku untuk menjemputnya dan selalu ingin bertemu untuk sekedar makan malam. Menelponku puluhan kali ketika aku sedang bersama teman-temanku dan juga Yena tanpa sepengetahuannya. Mengirimiku pesan singkat yang benar-benar membuatku mengumpat karena ia meminta izin untuk pergi dengan sahabatnya Minkyu. Tentu saja aku tidak pernah mengizinkannya. Minju itu sudah menjadi milikku, bagaimana bisa aku mengizinkan kekasihku pergi dengan pria lain selain diriku?
                             
Pada saat itulah kesabaran Minju benar-benar di uji. Harus bertahan atau melepaskan, dan jawabannya sudah jelas, ia memilih untuk melepaskan lelaki egois sepertiku. Memohon, memintanya untuk kembali padaku sudah aku lakukan, namun tetap saja ia tak bosan untuk menolakku lagi dan lagi.
                             
Membuatku sedikit demi sedikit tersadar bahwa benar, aku ini memang lelaki brengsek. Brengsek sekali karena selama hampir 1 tahun kami menjadi sepasang kekasih aku belum pernah mengucapkan kata cinta padanya secara tulus.

Bukan. Bukan berarti aku tidak tulus padanya. Hanya saja aku tidak suka mengumbar kata-kata seperti itu, lebih ingin menunjukkannya saja meskipun pada akhirnya aku malah menunjukkan jika aku ini benar-benar hanya lelaki brengsek yang ingin mempermainkannya saja. Padahal aku serius mencintainya, meskipun tidak pernah mau menyatakannya secara gamblang.
                             
Tentang bagaimana aku dengan Yena. Itu sudah jelas. Aku dengannya hanya sebatas teman, teman yang sudah aku anggap sebagai adik kandungku sekarang. Awalnya dia memang cinta pertamaku, ciuman pertamaku, Mantanku dan pernah menjadi bahagiaku saat smp dulu. Tapi itu sudah sangat lama, sudah semestinya berganti, sampai akhirnya aku dewasa dan bertemu dengan Minju yang membuat hidupku terasa cukup.

Dan yang tak terduga adalah Yena kembali lagi ke negara asalnya setelah sekian lama untuk melanjutkan pendidikannya. Menemuiku karena membutuhkan seorang teman. Sejujurnya aku senang ia kembali, membuatku mempunyai teman curhat ketika Minju terkadang membuatku pusing. Sampai pada akhirnya Yena menjadi ketergantungan padaku. Harus selalu aku yang mengantarkannya kemana saja, namun aku pun tentu tak mau ambil pusing, mau-mau saja ketika aku bisa membantunya.
                             
Lama-lama ia malah terbawa perasaan padaku. Membuatku juga semakin terikat padanya. Kadang aku juga merasa, aku menjadi lebih nyaman dengannya daripada dengan kekasihku sendiri. Yena pun semakin berani melakukan skinship padaku, tapi masih sebatas berpelukan dan bergandengan tangan. Dari situlah muncul keraguanku, aku mulai bosan dengan Minju, selalu menyuruh Junho untuk menggantikanku menemuinya, menjemputnya dan menemaninya ketika ia mencariku.

Lama kelamaan Minju pun mulai muak dengan semuanya dan memilih untuk melepaskanku menyuruhku agar menjadikan Yena sebagai penggantinya saja. Tentu saja aku marah, bingung dan kecewa. Tapi aku hanya bisa diam dan menerima semuanya meskipun pada saat itu aku juga belum mengetahui letak kesalahanku.
                             
Sampai finalnya, kebingunganku berakhir ketika aku dengan sengaja mencium bibir Yena dengan singkat setelah aku dicampakkan oleh Minju. Rasanya biasa, hatiku sama sekali tidak bergetar. Berbeda ketika aku mencium Minju, meskipun hanya mengecup dahinya pun langsung membuat sekujur tubuhku panas dingin karenanya.
                             
Sepertinya selama ini aku sudah salah mengartikan perasaanku pada Yena, aku hanya benar-benar nyaman menganggapnya sebagai seorang adik perempuan saja, bukan yang lainnya. Dan hanya Minju lah yang membuatku begini, kehilangan kontrol atas diriku sendiri. Seperti aku juga ikut kehilangan sebagian dunia ku.

Dulu aku merasa hidup. Dulu semuanya indah karena ia selalu datang melengkapi hari-hari kosongku. Sekarang kita bukan apa-apa lagi. Seperti tidak mengenal satu sama lain. Padahal dulu aku dan Minju pernah sedekat nadi.

Andai aku bisa memutar waktu, tak akan pernah aku sia-siakan saat kita bisa berdua. Tidak perlu membeli semua waktuku, sekarang asalkan ia mau kembali, aku akan memberikannya, jika perlu lebih dan lebih sampai akhir hayat nanti.

                             
Minju-ya
                             
Aku benar-benar merindukanmu.
                             
Read

"Sekarang aku benar-benar menyesal,minju"
                                 
"aku benar-benar menyesal, Minju, tolong balas pesanku."

To be continue...

Stay With Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang