12

326 50 6
                                    

Egoku menghasutku untuk kembali padamu, namun logika berkata baiknya aku menjauh.

22.30 PM KST

"Sampai kapan kau akan terus-terusan seperti ini?" tanya Minkyu memecah keheningan.

Minju menghembuskan napasnya, menatap netra coklat didepannya, "Tidak tahu," jawabnya seadanya.

"Apa kau tak rindu dengan rumahmu, Chanyeol Hyung?"

Minju menggeleng, "tidak juga, Chanyeol Oppa sedang sibuk mengurus berkas pindahnya"

Jawaban gadis itu sukses membuat Minkyu darah tinggi. Serius ini bukan lagi seperti Minju yang ia kenal, ini lebih seperti Minju yang 'tak tahu diri'.

"Tsk. Bukannya aku tidak senang kau disini, tapi— tapi... Ah sudahlah, aku pusing!" Minkyu mengakhirinya sendiri, masalahnya ia tak tega jika harus mengusir Minju yang sudah seminggu ini tinggal di apartemennya untuk menghindari sesuatu yang tidak ingin gadis itu temui.

Tenang saja. Selama seminggu Minju tinggal di apartemen Minkyu. Mereka tidak melakukan apa-apa. Hanya bertengkar seperti biasa dan setelahnya hening karena Minju tiba-tiba menangis karena mengingat pria brengsek itu lagi.

Bahkan Minju disuruh Minkyu untuk tidur di kasur empuk di dalam kamarnya saja. Sedangkan si empunya rumah memilih untuk tidur dikasur lantai depan televisi dekat ruang tamu. Karena yah, apartemen Minkyu kelewat sederhana, hanya memiliki satu kamar dengan fasilitas seadanya.

"Untuk malam ini saja ya? besok pagi aku janji akan pulang."

Sukses membuat Minkyu bungkam. Ia merasa tak enak juga karena secara tak langsung telah mengusir Minju. Tapi memang satu atap dengan wanita itu cukup membuat Minkyu kuwalahan sendiri naluri lelakinya yang sulit ia kontrol sangat merepotkan.

Minkyu hanya diam saja, memilih untuk pergi ke dapur, "Satu Es Krim Vanila cukup kan untuk membuatmu senang?" ucapnya sembari memulai membuatkan minuman kesukaan Minju tersebut.

"Kau memang terbaik!" gumam Minju lirih.

"Ya ya ya, aku ini kan Minkyu si pria baik hati dan juga tampan. Harusnya kau beruntung berteman denganku!"  cerocos Minkyu seraya membawa Es Krim Vanila yang sengaja ia beli di supermarket tadi, untuk diserahkan pada Minju, lalu menyuruhnya untuk segera Memakannya.

Sadar jika Minju hanya termangu menatapi Es Krim tersebut tanpa Memakannya. Minkyu lalu duduk di sebelahnya. Menepuk-nepuk punggung Minju pelan agar gadis itu kembali mempunyai semangat untuk hidup didunia.

"Aku merindukannya, Minkyu."

Minkyu lalu menoleh, ia tak habis pikir lagi dengan jalan pikiran wanita. Padahal jelas-jelas pria itu sudah menyakitinya, tapi kenapa Minju masih tetap saja merindukannya?

Minkyu lalu merentangkan lengan kirinya, "menangislah seperlunya, tapi ingat besok kau harus mulai untuk Sekolah lagi. Sumpah, aku tidak mau melihatmu terus-terusan seperti ini!" katanya yang seperti perintah, lalu mempersilahkan Minju untuk menjadikan lengannya sebagai tempat persembunyian teramannya.

Dan malam itu berjalan seperti malam-malam sebelumnya setelah ia berhasil mencampakkan Yohan dengan sadis hanya diisi dengan isakan tangis sampai matanya membengkak setiap bangun tidur. Tentu saja lagi-lagi Minkyu yang harus mengurusi semuanya. Membantu mengompres matanya yang terlalu bengkak, membuatkan sarapan hingga menyiapkan air hangat untuk Minju mandi.

Sudah Minkyu bilang kan? Minju yang patah hati itu benar-benar tidak tahu diri.

Untung saja Minkyu sudah kenal Minju dari Tk sampai sekarang sudah menjadi kelas 12 sekarang, Bahkan Minkyu tau semua tentang Minju Mereka berdua memang sama-sama ada jika salah satu bersedih maupun senang seperti sekarang ini.

Stay With Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang