19

242 31 2
                                    

"Hei! Apa kau sudah mendengar beritanya?"

Satu pertanyaan yang dilontarkan Minkyu ketika ia berhasil mendaratkan bokongnya di sofa rumah Minju. Napasnya terengah dengan mata yang berapi-api karena menahan emosi.

"Tidak." jawab Minju enteng seraya memberikan sekaleng soda untuk Minkyu.

Minkyu langsung meneguk sodanya sampai habis, kemudian meremas kaleng soda itu sampai gepeng, "Aku benar-benar tidak habis pikir, sialan sekali memang!"

Minju lalu duduk di samping Minkyu, menatap bingung wajah sahabatnya itu, "apa kau mabuk hanya karena sekaleng soda?" kali ini ia tertawa mengejek.

Minkyu menggeleng-gelengkan kepalanya, memposisikan dirinya agar berhadapan dengan Minju. Lalu memegang kedua pundak gadis yang ada di depannya, "Apa Yohan masih sering menghubungimu?"

Minju pun mengangguk dengan yakin, "hampir setiap pagi, siang dan malam ia selalu menerorku dengan kalimat 'jangan lupa makan' atau 'aku sangat merindukanmu, blablablaaa', ah benar-benar menyebalkan!"

Minkyu langsung tertawa terbahak, tapi beberapa detik kemudian bungkam karena tersadar bahwa bukan itu topik utamanya.

"Mulai detik ini, kau harus memblokir nomornya, Minju!"

"Kenapa?"

"D-dia— dia sudah balikan dengan Yena—" Minkyu menghela napasnya panjang, menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa seraya memijit pelipisnya yang pening, "Aku benar-benar marah saat mendengar berita itu. Bagaimana bisa ia memacari wanita yang jelas-jelas sudah merusak hubungan kalian, sedangkan kau saja masih mati-matian melupakan! Argh, ini benar-benar membuatku marah!" gerutu Minkyu dengan mata yang terpejam.

"Gwenchana... "  Minju menepuk-nepuk lengan Minkyu. Kondisi ini sangat aneh, Minju yang terluka tapi kenapa Minkyu yang marah dan sedih seperti itu.

"Tidak apa-apa bagaimana?! Selama ini ia memang tak pernah mencintaimu. Kenapa kau bodoh sekali sampai bisa bertahan selama itu dengannya!"

Wah. Minkyu memang cari mati. Tanpa pikir panjang Minju menjitak kepala Minkyu dengan keras. Memberikannya hukuman karena berkata seenak jidat.

"Hei, Minju!!" panggil Minju sehalus mungkin.

Minkyu tak mau menyahut, sibuk mengelus kepalanya yang sakit akibat jitakan gadis di sampingnya tersebut. Ia merajuk sampai bibirnya mengerucut dengan pipi yang telah menggembung.

"YAK!! KIM MINKYU ??!" panggilnya sekali lagi.

"APA? KENAPA? BELUM PUAS MENJITAK KEPALAKU? HAAA?!"

Minju tersenyum, "mau menemaniku membeli ice cream?"

Jelas jawabannya adalah, "Aku sih yes, tidak tau kalau Yohan." sindir Minkyu, melangkahkan kakinya keluar untuk menuju mobil miliknya. Mengabaikan Minju yang berteriak protes karena ia masih membawa-bawa nama Yohan ke dalam obrolan mereka.

***

Dengan nyamannya, Minju menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Minkyu. Menjilati ice cream coklatnya sedikit demi sedikit agar tidak cepat habis. Menatap lurus pemandangan sungai Han pada malam hari. Begitu bercahaya dan indah.

"Minkyu, aku mau mencicipi punyamu—" rengek Minju meminta Minkyu untuk menyuapi ice cream rasa strawberry miliknya.

Minkyu pun mengangguk dan langsung menyodorkan ice cream miliknya, "jangan banyak-banyak— yakkk! Kau memakannya terlalu banyak Minju!" protesnya, menarik kembali ice cream strawberrynya.

Stay With Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang