Y/n lagi sibuk buat jus di dapur. Tiba-tiba ia jadi ingin minum jus.
Tinggal di rumah Jeno itu enak. Segala ada ; buah-buahan, sayur-sayuran, kue, ice cream, cokelat, pudding. Bahkan jika ingin membuat cake pun, tinggal buat saja. Bahan-bahan sudah tersedia.
Cuma.... yah kadang Y/n suka teringat pada mamanya. Biasanya, kalau Y/n mau apa-apa, pasti ada yang membuatkan. Tak perlu buat sendiri. Hmm....
Jaemin juga bisa masak. Mulai dari masak sayur, daging, sampai buat cake pun Jaemin bisa. Hanya saja, tidak mungkin ia menyuruh Jaemin kesini hanya untuk membuatkannya sesuatu. Selagi bisa sendiri, kenapa harus minta buatkan?
Saat Y/n sedang asik melamun sambil memblender buah, tiba-tiba ada lengan yang melingkar di pinggangnya dari belakang.
Y/n terlonjak kaget. Ia kira siapa, ternyata ketika menolehkan kepalanya, itu adalah Jeno. Dagunya di simpan di pundak Y/n.
"Jeno! Lo apaansi! Lepasin ah!" Kata Y/n agak kesal.
"Gamao." Jawab Jeno dengan senyum lucu yang khas.
"Dih? Lepasin, Jen! Risih njir. Ini gue lagi bikin jus. Napa dah mesum amat."
Jeno merotasikan matanya, lalu ....
Cup.
.... mencium pipi Y/n singkat sebelum melepas pelukannya.
Tentu saja Y/n kaget. Siapa yang tidak kaget ketika tiba-tiba dicium begitu?
Mata Y/n membulat. Kemudian mengusap pipinya yang habis dicium Jeno pakai lengan yang tertutupi kemeja yang sedang ia pakai.
"Nyium lagi gue tonjok!" Ancam Y/n sambil menunjukkan kepalan tangannya ke Jeno.
"Napa sih sewot amat. Dicium aja gamao."
"Ya gamau lah! Lo pikir aja sendiri! Nih rasain!" Y/n meninju-ninju kecil perut Jeno yang buat Jeno terkikik pelan.
Setelah itu, Y/n kembali lagi ke aktivitasnya. Ia mematikan blender, lalu menuangkan isinya ke dalam gelas.
"Bikin jus apa?" Tanya Jeno.
"Jambu. Napa? Mau?"
Jeno mengangguk-anggukan kepalanya yang terlihat sangat menggemaskan.
"Bikin aja sendereee." Ujar Y/n dengan nada yang menyebalkan.
Mata Jeno memicing menatap Y/n sebelum berotasi malas.
"Yodalah, kuy ikut gue." Jeno merangkul Y/n dan membawanya pergi.
"E-eh jusnya..."
Keduanya berhenti, kemudian Y/n melepaskan rangkulan Jeno dan berbalik untuk mengambil gelasnya. Ia kembali, Jeno pun langsung rangkul Y/n lagi.
"Hm.... Kok lo tumben banget." Celetuk Y/n yang buat Jeno mengerutkan keningnya bingung.
Mereka sedang jalan menuju lantai atas.
"Tumben apanya?" Tanya Jeno.
"Noh sikap lo manis amat. Biasanya tukang marah-marah ke gue. Mana sikap tsundere lo itu? Mana?"
"Hm.... Kemana ya~?" Gumam Jeno sambil menyandarkan kepalanya ke kepala Y/n.
"Dih? Gue nanya serius."
Jeno tertawa kecil.
Keduanya pun sampai di kamar Jeno. Y/n masuk duluan, sedangkan Jeno belakangan untuk menutup pintu dan di kunci. Hiyahiyahiya..
"Kenapa di kunci?" Tanya Y/n. Menatap curiga ke arah Jeno.
Jeno menarik hidung Y/n seraya berkata, "Jangan mikir yang aneh-aneh. Gue cuma mau ngobrol aja sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓
Fanfiction[JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] → Sebuah cerita klasik yang bikin candu ← "Gue mau lo pergi dari rumah gue! Dasar cewek kampung!" [-Ketika lo dihadapkan sama cowok tsundere yang manis tapi kasar, ini yang akan terjadi-] Hayoloh~ Berani baca? Kalau b...