128 - Sebuah Akhir

6.9K 1K 269
                                    

Y/n mulai kembali kuliah walau kondisinya masih belum sehat sepenuhnya. Bagaimanapun juga, ia harus melanjutkan hidup.

Dua kucing yang Jeno kasih, akan Y/n rawat baik-baik. Ia sudah memutuskan nama yang tepat untuk keduanya. Yaitu Nana (untuk perempuan) dan Nono (untuk laki-laki). Dengan begitu, Y/n akan selalu bisa menganggap bahwa Jaemin dan Jeno ada disini bersamanya.

Di kampus, banyak sekali orang yang menghampiri Y/n dan menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya Jaemin. Mereka juga bilang turut sedih atas keputusan Jeno untuk meninggalkan kampus ini.

Sekarang, tidak ada lagi pangeran disini. Siapapun tak bisa menggantikan posisi Jeno dan Jaemin sebagai pangeran kampus.

Sepi. Itulah yang Y/n rasakan. Biasanya ketika ia datang ke kampus, pasti sudah ada yang menyambut dirinya. Entah itu Jaemin yang menyapa dengan lembut, atau Jeno yang mulai dengan sifat tsundere dan menyebalkannya itu.

Jika saja Jeno tidak pergi dan masih ada disini, sudah pasti sekarang Y/n sedang bersamanya.

Dan jika saja tragedi itu tidak pernah terjadi, mungkin sekarang Y/n masih bisa tertawa terbahak-bahak bersama Jaemin seperti biasanya.

Apa.... memang inilah takdir yang telah tertulis untuk Y/n? Haruskah seperti ini?

"Hey,"

Y/n terkejut ketika ada yang menepuk pundaknya. Ia menoleh, dan ternyata itu Yeri.

"Kenapa Yer?"

"Lo lagi ngapain disini? Sendirian aja?"

"Mau sama siapa lagi? Mereka udah pergi ninggalin gue. Ya gue sendirian lah."

Yeri diam sejenak sebelum memeluk leher Y/n. Aksinya Yeri itu berhasil membuat kening Y/n berkerut bingung. Kenapa tiba-tiba?

"Gue tau lo udah maafin gue. Tapi... bolehkah gue minta maaf sekali lagi?" Tanya Yeri.

"Buat apa? Lo gak salah kok."

"Gue tetep dan akan selalu ngerasa salah. Udah banyak banget perbuatan gue yang nyakitin lo. Mulai dari awal ketemu, sampai di detik ini, gue selalu punya rasa salah. Makanya, .... gue memohon maaf sama lo."

Y/n membalas pelukan Yeri, lalu tersenyum, "Gakpapa Yeri, udah gue maafin kok. Kan sekarang kita udah jadi temen."

"Tapi tetep aja..—"

"Udah jangan dibahas lagi. Gue gak mau nangis, mata gue udah bengkak. Masa iya lo mau bikin gue nangis lagi sih?"

"Bukan gitu. Em.... yaudah deh, maaf."

"Yer,"

"Iya iya." Yeri mengulas senyum, kemudian melepas pelukan.

"Hari ini sibuk? Kalau enggak, gue mau main ke rumah lo. Kangen sama Nana sama Nono." Ujarnya.

Y/n mengangguk, "Boleh. Tapi tunggu matkul beres dulu ya. Ada satu matkul lagi nih."

"Oke oke, gak masalah."

Seperti inilah hidup Y/n yang sekarang. Dia tidak seceria dulu, namun orang-orang disekitarnya sangat memperhatikan dirinya.

Taehyung juga sudah pulang ke HCT. Hyunjin dan yang lainnya kembali ke kampus mereka. Sementara Jeongin dan Somi pulang ke rumahnya yang diluar negeri demi melanjutkan kuliah. Sementara yang lain juga mulai fokus pada aktivitasnya masing-masing, tak terkecuali Mark Tuan yang harus pulang-pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan masalah clien nya.

Meski begitu, mereka selalu menyempatkan waktu untuk menanyai kabar Y/n. Seperti video call atau hanya telepon saja.

Kadang juga mereka mampir ke rumah Y/n hanya demi bertemu dengan Y/n atau main bersama Nana dan Nono.

Ketika Y/n ingin sendiri, ia akan pergi ke suatu tempat yang sepi, entah itu pinggir danau, pinggir sungai, ataupun perbukitan yang rendah dengan membawa kamera yang diberikan Jaemin.

Tak jarang juga Y/n akan pergi ke HCT dan mengobrol bersama Chitta atau Jhonny perihal perasaannya. Kalau tidak, paling Y/n mengobrolnya dengan Yuta, Jepri, Tiwaii, atau siapapun yang bisa diajak bicara.

Bukannya tidak mau mengobrol dengan Jungwoo, hanya saja ia lebih ingin mengobrol bersama para kuda milik kakak sepupunya itu. Lagian, Jungwoo belakangan ini sibuk. Tidak mungkin Y/n mengganggunya 'kan?

"John, lu tau gak si dimana Jeno?"

"John, gue kangen banget sama Jaemin. Dia lagi ngapain ya?"

"John, jawab kek, diem aja lu!"

Apapun itu, akan Y/n utarakan walau ia tau bahwa Johnny, Chitta, atau yang lainnya tidak bisa menjawab.

Oh iya, omong-omong, kamera dari Jaemin selalu Y/n bawa. Entahlah, ingin saja dibawa. Karena menurutnya, daripada menganggur, mending ikut bersamanya.

Omong-omong juga, outstagram milik Jeno tidak ada. Mungkin Jeno yang menghapus akunnya.

Tentu Y/n merasa sedih. Kenapa harus dihapus? Setidaknya ia masih bisa dm-dman dengan Jeno 'kan? Tapi sekarang, Y/n tidak tau harus menghubungi Jeno lewat apa.

Y/n selalu menatap langit di sore hari. Menunggunya hingga matahari terbenam sebelum pulang ke rumah.

Ia tau, Tuhan tidak jahat. Tuhan pasti mempunyai kejutan indah untuknya dikemudian hari. Makanya, ia belajar ikhlas melepaskan semua yang telah pergi.

Tidak kok, Y/n tidak akan melupakan orang tuanya, Jaemin, ataupun Jeno. Y/n hanya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.

Y/n siap jika harus menerima kenyataan ini. Ia akan berusaha ikhlas jika pada suatu hari nanti ia mendengar kabar bahwa Jeno telah menikah dengan gadis lain.

Jeno dan Jaemin, akan selalu berada di hati Y/n. Mereka yang terbaik. Dan mereka adalah kenangan terindah dalam hidup seorang Y/n Park.

"Bahagialah disana, Jeno, Jaemin." Gumam Y/n pelan.




















~ SELESAI ~

















Uwaahhh akhirnya selesai juga T_T

Aku masih tetep update kok, tapi next update bukan chapter baru, tapi sequel sama bonchap yaa^_^

Aku kasih satu video deh buat penutupan chapter:) Semoga suka yaa:')

BTW YANG SIDER MASIH GAMAU KASIH VOTE GITU YAALLAH T_T UDAH MAU TAMAT NEH:(

Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang