Besoknya .....
Sesuai dengan rencana kemarin malam, Y/n, Jeno, dan orang tuanya Jeno pergi ziarah ke makam mama dan papanya Y/n di jam 9 pagi.
Semuanya berdoa, menatap kuburan itu dengan tatapan sendu. Mereka --kecuali Jeno-- rindu keduanya. Ingin bertemu meski hanya sebentar.
Sedangkan Jeno diam saja walau ada secercah rasa sedih.
Mereka hanya sebentar saja, sebab Y/n dan Jeno ada jam kampus sekitar pukul setengah 11 siang. Dan orang tua Jeno harus kembali ke kantor.
"Y/n, ke kampusnya bareng sama Jeno aja ya biar gak ongkosan." - Tante Lee
"A, hah?" - Y/n
"Iya, gakpapa bareng aja. Kan satu kampus." - Tante Lee
"....." - Y/n
"Tenang aja, nanti tante yang ngomong sama Jeno." - Tante Lee
"Jenoooooo!!!" Panggil Tante Lee.
Jeno keluar kamar, menghampiri mommy-nya di ruang tengah.
"Iya mom?"
Weh~ Aura holkay nya kental syekaleh wankawan. - Y/n
"Kenapa mom?" Ulang Jeno.
"Kamu berangkat ke kampusnya bareng Y/n ya." - Tante Lee
Jeno diam, lalu mengangguk, "Bole deh. Yok."
Ha? Tumben banget tu anak gak protes. Dia cuma carmuk kali ya sama nyokapnya. - Y/n
"Tuh kan, ayo sana kalian berangkat."
Jeno dan Y/n mengangguk, kemudian berpamitan dan pergi ke kampus bersama pakai mobil mewah milik Jeno.
-----
"Oh iya, mana duitnya?" Tanya Jeno saat berada di perjalanan.
"Hah?" Bingung Y/n.
"Duit yang taruhan itu loh. Masa lupa."
"Taruhan? Yang mana?"
Jeno mendecak sebal, "Yang tangkep kelinci di hutan."
"Apaan? Kan kelincinya lo lepas."
"Ya tapi kan udah gue tangkep." Kesal Jeno.
"Tapi kelincinya malah lo lepasin Jen."
Langsung saja raut wajah Jeno berubah masam dan jadi bete. Padahal mah, Y/n cuma bercanda. Memang benar-benar tempramen sekali ya itu anak.
Y/n terkikik, "Gitu aja ngambek. Yaudah iya, ntar duitnya gue kasih. Gak usah bete gitu dong."
Jeno tak mendengar, hanya fokus nyetir.
Sesampainya di kampus, ....
Y/n mengeluarkan uang dari dalam dompet, lalu di berikan kepada Jeno.
"Nih duitnya. Jangan bete terus."
Jeno menerima saja tanpa mau mengulas senyum. Sedangkan Y/n sudah beralih melepas seatbelt.
"Em... Thanks ya tumpangannya."
"Eh tunggu," Kata Jeno yang buat Y/n mengurungkan niatnya untuk buka pintu.
Ia menoleh, "Kenapa?"
Terlihat Jeno yang diam, dan tampak ragu.
"Kenapa Jen?" Ulang Y/n.
"Gak jadi deh. Sana turun."
Y/n merotasikan matanya, kemudian turun dari mobil.
Setelah Y/n turun, Jeno juga ikut turun. Matanya melihat Y/n yang mengendap-endap mendekati seseorang yang tengah duduk di sebuah kursi menghadap ke belakang.
Ketika sudah sangat dekat, Y/n menutup mata orang itu dari belakang. Y/n terlihat tersenyum menahan tawanya saat orang itu tampak bingung dan berusaha melepaskan tangan Y/n.
Y/n tertawa terbahak-bahak, membuat orang itu segera melepaskan tangan Y/n dan menoleh.
Jeno mendecak, "Udah gue duga kalau itu Jaemin."
"Jeno!"
Jeno tersentak kaget. Ia menoleh dan mendapati Yeri di sampingnya dengan senyuman manis.
"Apaansi lo. Kek setan aja dateng tiba-tiba." Protes Jeno kesal.
Yeri tertawa kecil, "Lagi ngelamun ya? Ngelamunin apa?"
"Gak ada."
Jeno berkata begitu, namun pandangannya beralih lagi ke Y/n dan Jaemin.
Yeri yang penasaran, ikut melihat ke arah yang dilihat oleh Jeno sambil bertanya, "Lagi ngeliatin apa sih?"
"Angin busuk." Setelahnya, Jeno pun langsung pergi.
"Angin bus..---Eh Jeno! Kok pergi sih? Jeno tunggu!" Kata Yeri seraya berlari mengejar Jeno.
Di sisi lain, Jaemin yang merasa kaget dan agak kesal, merangkul pundak Y/n dengan erat sampai Y/n harus bungkuk-bungkuk kemudian duduk di samping Jeno.
"Aduh aduh, ampun Jaem."
"Suruh siapa bikin orang kaget."
"Maaf maaf."
Jaemin menggeleng heran sebelum melepas rangkulannya.
"Yah rambut gue jadi berantakan."
"Tinggal benerin, susah amat. Sini gue bantu."
Jaemin menyuruh Y/n membelakanginya. Lalu melepas ikat rambut yang Y/n pakai untuk di tata ulang.
Ia menyisir lembut rambut panjang Y/n menggunakan jari. Mengumpulkan semua helai rambutnya untuk diikat satu di atas.
Jadinya sedikit berantakan, namun tetap terlihat bagus. Sebab, style seperti ini memang sedang di pakai oleh anak muda jaman sekarang.
"Coba madep sini cok." Kata Jaemin.
Y/n mendecak, "Cok cak cok cok, cok cak cok cok." Kemudian, Y/n tetap berbalik dan duduk menghadap Jaemin.
Btw, kursi yang mereka duduki itu tidak ada sandarannya.
"Nah kan rapih lagi." Jaemin tersenyum sambil menata poni Y/n. Lalu beralih menarik gemas hidung gadis di hadapannya itu, "Sana ke kelas. Nanti kalau telat bisa di marahin dosen."
Y/n ikut tersenyum, "Oke."
Jaemin itu semacam apa ya? Em.... Moodboster? Or...... A light maybe?
TBC
Aku mau nunjukin satu video yang bikin aku ngakak guling-guling di tengah malem waktu kemarin 😋😋
Why did I just find this video yesterday? 😭😭😭😭😭😭😭😭
Menit ke 01:26
Taeyong : "Masuk bakekok"
Emejing sangad 👏👏👏👏
Adakah yang belum tau? Atau udah pada tau semua????
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓
Fanfic[JANGAN BACA SAMBIL MASKERAN] → Sebuah cerita klasik yang bikin candu ← "Gue mau lo pergi dari rumah gue! Dasar cewek kampung!" [-Ketika lo dihadapkan sama cowok tsundere yang manis tapi kasar, ini yang akan terjadi-] Hayoloh~ Berani baca? Kalau b...