Bagian 3

81 26 0
                                    




"Misella" aku merasakan dia meniup telingaku, aku membuka mataku pelan dan astaga dia benar terbang dengan sayap yang sangat indah.








**

"Bagaimana? Sudah percaya?" dia lagi-lagi tersenyum, entah kenapa setiap dia tersenyum jantungku terasa ingin copot. "mau ikut bersamaku?" dia kembali berbicara

"Boleh? Tapi bagaimana bisa terbang, aku tidak punya sayap sepertimu" jawabku dengan wajah cemberut

"minum ini" dia memberiku botol kecil yang isinya cairan berwarna biru "kamu akan punya sayap setelah minum ini"

"ini cairan apa?"

"minumlah itu tidak berbahaya sama sekali" tanpa fikir panjang aku langsung meminum cairan yang ada dibotol itu setelah beberapa menit aku merasakan seperti ada sesuatu yang tumbuh dari punggungku mulai membesar dan akhirnya menjadi sayap.

"sayap yang indah" bibirnya tersenyum membuat wajahnya sangat tampan

"benarkah?" aku tersenyum malu mendengar pujiannya

"bercerminlah dan lihat sayapmu"

Aku berlari menuju cermin dan This is very beatiful aku mempunyai sayap dan aku masih tidak percaya semua ini.

"apakah kamu ingin terus-terusan disitu melihat dirimu di cermin. Apakah kamu tidak ingin terbang?"

"aku mau"

" yasudah come on"

Aku lalu berlari menghampirinya

" emmm tapi aku takut, bagaimana aku gunakan sayap ini?"

"Genggam tanganku" aku menyambut tangannya "Siap" aku mengangguk mengiyakan

Aku memejamkan mataku karena aku merasa sangat takut. Dia menarikku perlahan aku merasakan kakiku melayang tubuhku terasa ringan, sayap di punggungku bergerak.

"Misella buka matamu"

Aku membuka mataku perlahan aku berada di langit "i fly" aku berteriak bahagia "i fly hahaha" kemudian mataku tertuju kepadaa pria disampingku yang mengenggam tanganku erat.

"thankyou devid" sebenarnya aku malu mengatakan ini tapi apakah salah jika aku berterimakasih kepada orang yang mewujudkan mimipiku sejak dulu.

Dia tersenyum mendengar aku berterimakasih kepadanya.

"ngomong-ngomong apakah kamu bisa untuk tidak tesenyum terus-terusan"

"Kenapa? Kamu takut kecanduan senyumku" dia menatapku "Kamu juga harus belajar untuk selalu tersenyum misella, buat dirimu indah dengan senyuman walaupun kamu sedang menghadapi masalah rumit"

Oh tuhan apakah sekarang aku bertemu dengan seorang malaikat menurutku dia sempurna.

"oh iya kamu belum menjawab pertanyaanku, tadi kamu cuman memperkenalkan namamu"

"Kamu ingin tau aku siapa" dia memandangku lagi dengan mata yang tenang

"Yah tentu"

"Ayuk kita kerumahku"

"Haah kamu mempunyai rumah?"

"hahaha memangnya cuman kamu yang mempunyai rumah"

"yasudah kita kerumahmu"

**

Tidak lama kami berdua sampai.

di depanku terlihaat gerbang berwarna emas yang sangat tinggi diluar ada dua orang yang menjaga gerbang itu "salam pangeran" dia memberi salam kepada devid. Jadi maksudnya devid adalah pangeran? Entahlah.

"buka gerbangnya" kata devid. kemudian gerbang besar itu terbuka menampilkan taman yang sangat indah , banyak pohon, semua pohonnya tertata dengan sangat rapi begitupun dengan rumah, semuanya tersusun rapih dan terbuat dari kayu dengan bentuk yang berbeda-beda, bentuknya sangat unik.

"pangeran siapa dia " tanya salah satu orang yang mungkin adalah penjaga gerbang

"dia temanku, dia tidak berbahaya sama sekali"

Waah benar yang di maksud pangeran itu adalah devid, jadi dari tadi aku sedang bersama dengan seorang pangeran.

"Ayo misella" dia mengenggam tanganku dan mulai berjalan lagi.

Diperjalanan aku melihat banyak orang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing ada yang menanam bunga memotong kayu bakar dan banyak juga yang sedang terbang memetik buah.

"Kamu ternyata adalah seorang pangeran?"

"yah begitulah, inilah tempat tinggalku negeri fairyland negeri peri"

"Tapi waktu kecil aku sering membaca dongeng, aku melihat peri-peri itu berukuran kecil"

"hahahaha"

"kenapa tertawa"

"tidak apa2. Ingin bertemu dengan ayah ibuku"

"Yah tentu, jika pangeran mengizinkan" dia tertawa mendengar ucapanku

Beberapa menit berjalan "ini rumahku, ayo masuk"

Aku belum pernah melihat rumah seindah ini, menurutku ini bukan rumah tapi istana. Semuanya serba putih dan di depannya terdapat ukiran peri banyak taman mengelilingi istina ini.

" anakku devid apakah kamu datang membawa viona" seorang perempuan muncul dari balik pintu, sangat cantik dia menggunakan gaun berwarna merah dan dipadukan lipstik berwarna merah pula.

"sudahlah ibu! Berhenti membicarakan viona" mendengar itu raut wajah ibunya devid berubah menjadi sedih. "tapi ibu, aku membawa seorang gadis, dia temanku"

"Tapi ibu aku membawa seorang gadis, dia temanku"

"Halo tante" mendengar itu raut wajahnya menjadi bingung.

Devid membisikku "panggil ibuku dengan sebutan ratu, dia tidak mengerti apa itu tante.

Aduuh goblok banget sih kamu misella ini bukan negeri manusia.

Aku mencoba mengulang perkataanku " senang bertemu dengan mu ratu, perkenalkan namaku misella" aku sedikit membungkuk, aku mencoba mengikuti cara perkenalan yang sering aku baca di novel.

"misella. Nama yang cantik, senang bertemu denganmu juga" tiba-tiba raut wajah wanita itu berubah menjadi bahagia kembali.

"Apakah temanku boleh tinggal disini ibu"

"Oh tentu, tunjukkan dia kamar viona sayang, ibu masuk dulu sedang ada urusan" jawab ibunyadevid dia sangat lembut dalam berbicara.

"Ayo kutunjukkan kamarmu" aku mengikuti devid dari belakang dia berhenti di disebuah pintu besar berwarna perak lalu membuka pintu itu dan menampikan kamar yang didominasi dengan warna biru, dari seprai sampai horden semuanya berwarna biru.


Apresiasimu sangat berarti bagi penulis:)

flyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang