Bagian 11

45 18 2
                                    

"Tidak mungkin. hanya satu-satunya manusia yang dipilih untuk hal ini, dia orangnya devid. huuhhh aku tidak tau apa dalam fikiranmu nak, aku minta pikirkanlah ini baik-baik" kakekku menepuk pundakku lalu berlalu dari kamarku.

**

FLASH BACK

Malam itu kakek menyuruhku mencari seorang gadis dari klan manusia yang bisa membantuku mencari ketiga permata itu, aku tidak tau manusia mana yang harus aku bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu kakek menyuruhku mencari seorang gadis dari klan manusia yang bisa membantuku mencari ketiga permata itu, aku tidak tau manusia mana yang harus aku bawa. ketika aku masuk kedalam dunia manusia pandanganku tertuju pada seorang gadis yang duduk dibalik jendela.aku mencoba lebih mendekat dan aku bisa mendengar dia mengatakan "I want to fly" haah dia mengatakan ingin terbang?. Apakah gadis ini saja yang aku bawa, aku lebih mendekat. dia sedang menunduk dan ternyata dia sedang menangis aku mencoba mengetuk jendelanya tapi dia sama sekali tidak mendengarnya, apa aku coba untuk memanggil namanya, tapi namanya siapa? Di bajunya tadi aku membaca ada tulisan misella mungkin namanya misella, aku coba mengetuk jendelanya lagi dengan memanggil misella. Namanya benar misella dia merespon dengan mengangkat kepalanya yang tadi menunduk. masih ada butiran-butiran airmata dipipinya, dia sangat cantik, malam itu aku tidak bisa pungkiri bahwa aku terpesona dengan gadis ini dan sampai detik ini perasaanku selalu bertambah. Walaupun aku tau hal yang tidak mungkin untuk aku dan misella untuk bersama.

FLAS BACK OFF

"Pangeran..pangeran" seorang pelayan memanggilku dengan sangat kencang yang membuatku kaget

"Kenapa kamu memanggilku dengan sangat kencang"

"Dari tadi aku memanggil pangeran tapi pangeran sedang melamun, raja devian memanggil pangeran. Penyihir menyerang kota lagi"

Mendengar itu aku berlari mengambil pedangku "Kamu kekamarnya misella dan jangan biarkan dia keluar kamar" setelah itu aku berlari secepat mungkin dan ternyata ayah dan kakek sudah berada di depan istana ada jack dan hiden juga. kami secepatnya menuju ke tempat dimana penyihir itu membuat ulah. aku menyuruh jack mengamankan semua wanita dan anak-anak, kami mulai menghadapi para penyihir bersama beberapa pasukan ayahku. beberapa menit kami berhasil mengusir para penyihir ada beberapa penyihir yang tewas dan banyak pasukan ayahku juga yang tewas. Hanya beberapa menit banyak rumah yang hancur dan terbakar.

"Raja devian tolong anakku, para penyihir itu membawa anakku" seorang ibu menghampiri ayahku dengan menangis dan memohon untuk anaknya di selamatkan.

"Tolong lindungi kami Raja devian para penyihir itu mulai menyerang kami lagi, meraka mulai genjar menculik karena tidak lama lagi hari Walpurgis"

Ayahku hanya terdiam. dari raut wajah ayahku sangat merasa bersalah namun tidak banyak yang bisa dia perbuat . Kota yang selama ini dia jaga kini hancur. banyak rumah yang terbakar karena ulah penyihir.

kakek mengampiriku

"Liat itu devid sekiranya kejadian ini dapat membuka matamu, akan banyak klan peri yang diculik sampai hari itu dimulai, aku mohon pikirkan ini baik-baik nak".

**

MISELLA POV

Aku kaget melihat pelayan dan irelia berlari kekamarku dan mengunci pintu dengan rapat lalu menutup jendela dan horden, aku bingung mengapa mereka melakukan itu

"Hei irelia ada apa"

"Para penyihir mulai menyerang lagi, dan tidak menutup kemungkinan para penyihir akan datang ke istana" jantungku langsung berdetak kencang mendengar hal ini "Nona misella tetap tenang jangan tegang"

"Kalau para penyihir itu menyerang lagi berarti banyak dari klan kalian diculik atau harus tewas?"

"Yah begitulah nona jadi ketika penyihir datang kita harus siap kehilangan anggota keluarga kami, karena mereka terlalu kuat untuk dimusnahkan"

Tok..tok..tok

"Astaga irelia mungkin itu penyihir"

"Tenang nona biar aku yang buka"

"irelia jangan, bagaimana kalau dia penyihir"

"Misella buka pintunya aku devid" aku lega ternyata itu devid "irelia tunggu disini biar aku saja yang buka"

"Baiklah nona"

Aku berjalan menuju pintu, aku merapikan pakaianku dan juga rambutku yang sedikit berantakan

"Emm devid"

"Ikut aku, aku ingin bicara penting dengan kamu" katanya sambil berjalan. kelihatannya dia sangat serius.

"Ada apa" tanyaku sambil mengikutinya berjalan dan dia sama sekali tidak merespon pertanyaanku.

Devid berhenti disebuah ruangan lalu membuka pintunya, mungkin ruangan ini adalah kamarnya karena ada gambar dirinya yang sangat besar didindingnya. ini pertama kalinya aku masuk kekamarnya, setelah masuk dia langung menutup pintunya

"Misella aku akan mengantarmu pulang"

"Pulang?"

"Yah pulang kerumahmu, tepat jam 12 aku akan mengantarmu"

Bukannya menjawab air mataku jatuh begitu saja, air mataku keluar sejadi-jadinya . aku tidak tau harus mengatakan apa, entah apa yang terjadi pada diriku aku tidak mau kemana-mana. batinku merasa sangat nyaman berada ditempat ini.

"Astaga misella kenapa kamu menangis"

"Kenapa?" tanyaku yang masih menangis "apa aku membuat kesalahan sampai kamu mau membawaku pulang?. Atau..atau... kamu sudah tidak nyaman melihatku berada disini, aku ingin tetap berada disini devid"

"disini sudah mulai berbahaya misella"

"aku tidak mau pulang" aku berlari untuk keluar dari kamar devid, namun devid mengejarku, dan menarik tanganku.

"Dengar, aku akan tetap mengantarmu pulang, paham. Sekarang kamu boleh keluar"

"devid aku tidak mau pulang, kumohon hiks...hikss...hikss..." kataku sambil menunduk dadaku benar-benar sesak sekarang.

"misella pleasee jangan menangis aku tidak bisa melihatmu seperti ini" ujar devid frustasi

"ok baiklah" ucapku lalu menyeka air mataku "izinkan aku membantumu setelah itu kau boleh mengantarku pulang"

"Justru karena keadaannya seperti ini makanya aku ingin membawamu pulang"

"Devid pleasee aku tidak akan kenapa-kenapa"

"Sudahlah jangan bicarakan ini lagi"sahutnya dengan suara tegas

"Devid" dengan suara memelas aku memegang tangannya dengan sangat erat "aku ingin berada disini"

"hmmm yasudah. Kamu jangan menangis lagi. Dan jangan pernah membahas soal kamu ingin membantuku, hal itu tidak akan pernah terjadi. aku tidak akan pernah mengizinkanmu".

flyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang