Bagian 13

43 17 0
                                    

"tanpa ibu katakan, aku pasti akan menolong kak viona. Aku akan pergi besok" devid masih memeluk ibunya yang masih tersedu-sedu "ibu tenanglah" tambahnya lagi.


**

Aku sekarang sudah berada di kamar bersama irelia aku tampak gelisah. tadi devid mengatakan akan pergi besok tapi sampai sekarang devid belum mengizinkan aku untuk ikut bersamanya.

"Irelia bagaimana caranya supaya aku bisa ikut bersama devid?"

"Entahlah nona"

DEVID POV

Aku merebahkan badanku dikasur. kepalaku rasanya ingin pecah memikirkan keluargaku yang benar-benar kacau. Dan ditambah lagi aku tidak yakin akan berhasil menyelamatkan viona. Aku memejamkan mataku untuk menenangkan pikiranku namun tidak berapa lama aku dikagetkan dengan suara ketukan pintu.

"ini aku jack aku bersama hidden"

"masuklah pintunya tidak dikunci" kataku yang masih memejamkan mata.

"hey devid katanya kita sahabat kenapa kamu tidak mengatakan akan pergi besok untuk mencari permata itu" gerutu jack dengan nada khasnya dalam berbicara

"aku akan pergi sendiri" jawabku dengan santai

"jadi kau tidak perlu bantuan kami lagi. Aku tahu kau takut kalau aku dan hidden mati seperti will. Berarti kau meremehkan kemampuan kami" aku hanya diam saja tanpa menjawab. "devid ayolah kita bersahabat kami berdua tidak tega melihatmu pergi sendiri"

"Diamlah rambut putih, aku sedang istirahat jangan menggangguku"

"baiklah aku putuskan aku dan hidden akan pergi bersamamu besok.bukan begitu hidden?" dan hidden tidak menjawab sama sekali perkataan jack yang membuat jack kesal "Hey rambut merah hentikan baca bukunya, bantu aku bicara" jack merebut buku dari tangan hidden dan melemparnya begitu saja

"kenapa kau membuang bukuku" protes hidden

"sekarang bukan waktunya membaca, bantu aku berbicara"

aku tertawa melihat mereka bertengkar. Mereka benar-benar sangat lucu.

"dasar sirambut merah kutu buku laki-laki membosankan"

"ambilkan bukuku atau kupecahkan kepalamu"

"hahaha stop, kalian lucu sekali kenapa kalian selalu bertengkar. Oke baiklah kalian boleh ikut" aku mencoba mencairkan suasana karena sepertinya mereka mulai emosi.

"seperti itu dong, tapi walaupun kau tidak setuju kami akan tetap pergi"

"terimakasih sudah menjadi temanku" kataku sambil tersenyum melihat mereka yang selalu setia menjadi temanku

"yasudah sekarang kita berpelukan" jack memelukku dan aku membalas pelukannya "heii kutu buku kau tidak mau berpelukan dengan kami"

"dasar laki-laki aneh" gumam hidden sambil berjalan mengambil bukunya yang dibuang jack tadi.

"Baiklah devid istirahatlah kami juga ingin mempersiapkan semua yang akan dibawa besok. Oh iya jangan lupa bawa banyak makanan"

"kau ingin menyalamatkan viona atau ingin berkemah"protes hidden ketus.

"diamlah kau kutu buku"

"hahaha baiklah, kalian keluarlah aku ingin istirahat"

**

Pagi tiba. Burung-burung bernyanyi dengan sangat merdu dan aku mempersiapkan semua barang-barang yang menurutku akan aku butuhkan selama melakukan perjalanan, mungkin jack dan hidden sudah menungguku.

"nak"

"astagaa kenapa kakek mengagetkanku" sahutku

"nak, kamu yakin akan pergi tanpa wanita itu, perjalananmu akan sia-sia tanpa wanita itu"

"kakek semuanya tidak akan sia-sia, aku akan berusaha" ujarku ketus

"baiklah. Terserah kau saja, aku sudah menyiapkan 2 pengawal untuk menjagamu selama perjalanan"

"kakek" protesku.

"sudah. Jangan protes kali ini kamu tidak boleh menolak"

MISELLA POV

Seperti biasa dipagi hari irelia selalu datang untuk membersihkan kamarku dan menyiapkan baju yang akan aku pakai.selesai menyiapkan bajuku irelia langsung keluar kamarku untuk menyelesaikan pekejaannya yang lain. Dari semalam aku tidak bisa tidur.hari ini devid akan pergi. Selama beberapa hari dengan harapan dia akan merubah keputusannya namun Dia tetap pada keputusannya tidak mengizinkan aku untuk ikut bersamanya. Dengan malas aku turun dari tempat tidur untuk bersiap. Setelah bersiap aku duduk dimeja rias untuk menyisir rambutku yang berantakan aku sudah lupa kapan terakhir aku menyisir rambutku sendiri. Irelia lah yang selalu menyisir rambutku dan menatanya setiap pagi. Badanku tiba-tiba terperangah dan tanganku berhenti menyisir rambutku. Aku melihat devid dicermin. berada dibelakangku . Dan apa yang membuat tubuhku mematung karena dia tersenyum setelah beberapa lama dia tidak mengizinkan aku melihat senyumannya. Sangat tampan.

Astaga kenapa dengan jantungku. Misella tahan-tahan wajahku tidak boleh memerah. Seharusnya aku kan harus marah karena dia tidak mengizinkan aku untuk ikut bersamanya. Tapi disuasana seperti ini sepertinya aku tidak bisa mengeluarkan kemarahanku.Dengan anggun aku berbalik ke arahnya "katanya kamu akan pergi hari ini" demi apa berbicara saja sangat kaku.

Dia semakin mendekatiku. Aku sekarang benar-benar salah tingkah. Pas dihadapanku di memegang pipiku dengan sangat lembut "iya, makanya aku kesini untuk melihatmu dulu, oh iya selama aku pergi jangan pernah keluar istana. Pasti akhir-akhir ini akan sangat berbahaya" secara tiba-tiba dia mencium pipiku. Yah sekarang mungkin aku sudah tidak bisa menahan, pipiku pasti sudah sangat merah "kamu akan ikuti mauku kan misella" ucapnya dengan lembut

"emm.. iy..iyaa" arhg kenapa suaraku jadi bergetar begini?!

"yasudah aku akan kekamar ayah dulu. Baru akan berangkat" dia tersenyum lagi baru meninggalkan kamarku.

Asataga aku harus melakukan apa sekarang. Apa aku harus loncat-loncat atau apa? Entahlah.

DEVID POV

Beranjak dari kamar misella aku terus kepikiran kenapa tadi aku harus mencium pipinya. Aduhh tadi benar-benar sangat bodoh, mungkin dia sudah sangat ilfiel kepadaku.

"hey kawan"

"kenapa sih jack kau selalu muncul tiba-tiba"

"memangnya aku hantu muncul tiba-tiba. Kamu saja tidak menyadari karena dari tadi berjalan tapi pandangannya kosong, dasar tukang ngelamun. Kita akan berangkat jam berapa sih. Aku dan hidden dari tadi sudah menunggu"

"iya, sebentar lagi aku ingin kekamar ayahku dulu"

"oh iya. Kan aku kekamarnya raja devian maksudku ayahmu dan dia sudah sadar, dia menyuruhku memanggilmu. aku mencarimu kekamar tapi tidak ada ternyata disini. Tunggu dulu!! Ini kan lorong menuju kamarnya misella. Kamu dari kamarnya misella yah?!!" seperti biasa dengan gaya tengilnya dia menunjukku dan dia berhasil membuatku salah tingkah "iya" jawabku singkat berusaha menutupi rasa maluku padahal sekarang aku benar-benar salah tingkah.

"kau tidak apakan anak manusia itukan?"

"tidak lah" dengan spontan aku langsung memukul kepalanya dia meringis mengusap kepalanya yang memang aku memukul kepalanya dengan keras. Iyalah siapa suruh dia menanyakan hal aneh.


MAAF YAH NGILANG BEBERAPA HARI HEHE

flyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang