Melihat Taehyung yang terlihat cukup lelah di pagi hari akhirnya Seokjin memutuskan untuk menelepon pihak sekolah, memberi tahu bahwa anaknya tidak akan hadir hari ini. Seokjin sungguh tidak tega melihat Taehyung yang kesakitan seperti kemarin. Ia sering berharap agar penyakit anaknya diberikan kepada dirinya saja, ia ikhlas. Tetapi, takdir berkata lain. Seokjin hanya harus selalu kuat di depan Taehyung agar anak itu tidak terjatuh ke titik terlemahnya.
Setelah mengecek kondisi Taehyung, Seokjin bergegas menyiapkan sarapan bersama beberapa asisten rumah tangga. Banyak yang menyuruhnya untuk tidak membuat makanan karena itu salah satu tugas asisten dan untuk apa mereka dibayar jika tetap saja Seokjin yang memasak. Tetapi Seokjin tetap memasak karena suami dan anak-anaknya hanya bisa makan makanan buatan tangannya.
Satu persatu mereka datang ke meja makan dan mulai sibuk sendiri. Yoongi yang menyadari Taehyung tidak ada meskipun anak itu memiliki jadwal sarapan berbeda pun bertanya. "Ayah, dimana Tae? Kemarin baik-baik saja, 'kan?"
"Suntik suplemen kemarin cukup menguras tenaganya. Ia menangis cukup lama dan mengeluh sakit. Hari ini Tae tidak sekolah, tolong katakan jika ada guru yang bertanya ya, Chim." Jimin menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Apa Tae masih tidur?" Tanya Hoseok. Wajahnya cukup menjelaskan bahwa ia khawatir.
"Iya, tadi Ayah ke kamarnya, Tae masih tidur."
"Cepat habiskan sarapannya, kita berangkat bersama." Ucap Namjoon. Ia ingin cepat pergi ke kantor agar bisa menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan bisa menghabiskan waktu bersama Taehyung. Lelaki itu cukup khawatir melihat keadaan Taehyung yang menyedihkan kemarin.
Mereka menyantap sarapan pagi ini dengan perasaan tidak nyaman. Mereka mengkhawatirkan Taehyung tetapi memaksakan diri untuk berpikir bahwa Tae akan baik-baik saja. Namjoon membaca koran hanya siasat agar tidak terjerumus dalam perasaan sedih. Begitupun dengan Yoongi. Anak itu membawa laptopnya ke meja makan karena masih ada satu detail yang perlu diselesaikan.
Setelah semuanya beres dan baru saja ia akan ke kamar Taehyung, tiba-tiba handphonenya berdering. Saat dilihat ternyata Louise menelepon.
"Ada apa, Louise?"
"Vogue memberikan tawaran untukmu dan Taehyung. Pemotretan untuk Tae akan dilaksanakan dua minggu lagi. Untukmu ada tiga brand yang meminta pemotretan, kau mau?" Tanya Louise.
"Aku terima tawarannya, tetapi untuk Taehyung.." Louise sudah mengerti karena ia tahu jadwal terapi dan check-up anak itu.
"Aku akan mengkonfirmasi tawaranmu terlebih dahulu dan memberi tahu pihak Vogue bahwa Taehyung masih sakit tetapi tidak menolaknya."
Seokjin menghela nafas, "Louise.."
"Sudah lah Jin. Jika mereka memang membutuhkan Taehyung, mereka akan menerima informasi ini. Lagipula mereka sudah menyetujui kontrak kerja, akan dikenakan denda apabila mereka melanggar. Tenang saja, saat ini kau harus fokus pada kesehatan Taetae kecilku. Mengerti?"
Louise selalu memberikan dukungan kepadanya. Bahkan sejak masa sekolah menengah atas, mereka sudah bersahabat dengan baik.
Louise adalah sahabat Seokjin yang ikut ke LA. Sejak di bangku sekolah, ia sangat tidak peduli dengan masa depannya. Perempuan itu hanya ingin bahagia, ia tidak butuh bekerja di suatu tempat demi mendapatkan uang mengingat keluarganya bergelimang harta.
Jadi, sekarang Louise bekerja sebagai managernya dan Namjoon, ia memegang dua orang sekaligus. Peranan dirinya di RM Entertainment pun cukup besar. Ia mengatur semua kegiatan yang ada dan mengurusi pers yang hampir setiap hari datang ke gedung RME mencari data yang bisa dijadikan berita hangat mengenai keluarga Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
I C A R U S ✔
FanfictionSudah biasa dengan kamera, media, dan gelimang harta. Pasangan pemilik salah satu agensi terbesar di California- Kim Namjoon, dengan supermodel papan atas- Kim Seokjin, selalu menghiasi layar kaca dan dunia maya. Bukan hal mudah membesarkan 5 anak a...