"Pelan-pelan." Seokjin membantu Taehyung turun dari mobil. Anak itu akhirnya bisa menginjakkan kaki di mansion yang ia rindukan. Namjoon membawa tas di bagasi, lalu ikut berjalan bersama Seokjin dan Taehyung.
"Ayah, duduk dulu di sofa."
"Oke." Seokjin mendudukkan Taehyung di sofa. Anak itu terengah-engah.
Kabar bahagia dan menyedihkan menghampirinya.
Mulai saat ini, Taehyung sudah bisa berjalan tanpa menggunakan kruk apalagi kursi roda. Tapi mulai sekarang juga nasal cannula tidak bisa dilepas, ia harus menggunakannya selamanya.
Aliran darah menuju paru-paru terganggu parah, jadi nafasnya akan sesak. Tentu Taehyung sedih dan merasa risih, namun ia tidak memiliki pilihan lain.
"Sudah satu minggu tapi masih lemas seperti ini karena pola makanmu sangat buruk, Tae. Lihat saja kau semakin kurus." Ujar Namjoon.
"Percuma aku makan, akhirnya selalu dimuntahkan. Setiap muntah aku pasti sesak. Malas sekali."
Seokjin mengusap surai anaknya lembut. "Sekarang istirahat di kamar, ya?"
"Sebentar, aku masih ingin menikmati mansion ini."
Seokjin terkekeh, ada-ada saja jawabannya. "Sebegitu rindunya kau kepada rumah ini?"
"Ayah bayangkan saja aku hampir satu bulan tidak pulang. Sejak bayi aku di sini tentu saja aku rindu saat pergi terlalu lama."
"Maka dari itu, jangan pergi. Ayah tidak akan bisa terbiasa dengan semuanya."
Taehyung mengangguk kecil, "Iya."
Ruangan itu diselimuti keheningan sejenak, hingga akhirnya Taehyung kembali membuka mulutnya.
"Ayah, Appa, aku ingin meminta sesuatu. Boleh?"
Seokjin mendekatkan diri kepada Taehyung, sambil merangkul anak itu lebih dalam. "Meminta apa?"
"Aku sempat membuat wishlist, ingin membantuku untuk mewujudkan semuanya?" Tanyanya sedikit ragu.
"Kalah boleh tahu, sejak kapan kau membuat wishlist itu dan kenapa?"
Taehyung terlihat berpikir, "Hmm, aku lupa kapan. Sudah lama sebenarnya, sekitar dua atau tiga tahun lalu. Aku tidak ingat. Yang jelas, aku membuat wishlist itu karena ingin merasakan apa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, sebelum.." Taehyung menatap kedua manik indah Seokjin. "Sebelum aku tidak bisa merasakannya lagi."
Seokjin tahu arah pembicaraan ini. Ia sengaja tidak memotong kalimat anaknya karena ingin mendengar sepenuhnya. Namjoon pun di seberang sofa, menatap sendu Taehyung. Berniat untuk menaikkan optimisme dan mengubah suasana, Namjoon segera bersuara.
"Boleh. Tapi dengan syarat."
Taehyung mendengus kesal, "Appa.. Jangan seperti itu."
"Kalau begitu, tidak akan Appa bantu. Appa juga akan melarang Ayah, Yoongi, Hobi, Jimin, dan Jungkook untuk membantumu."
Taehyung mengerucutkan bibirnya lucu, "Ayaah, Appa menyebalkan." Anak itu mulai merajuk.
Seokjin terkekeh, "Kau harus menyetujuinya kalau ingin mewujudkan semua wishlist yang sudah kau buat itu."
Namjoon sebenarnya tidak akan meminta yang aneh-aneh. Baik dirinya maupun Seokjin pun belum tahu isi wishlist anak itu. Sedikit dicurigai isinya akan aneh dan membahayakan nyawanya sendiri. Apabila tidak berbahaya, kecil kemungkinannya untuk Taehyung meminta bantuannya dan Seokjin.
"Baiklah. Tapi harus janji untuk membantuku dan jangan protes apapun."
"Kalau seperti itu, Appa harus tahu isi wishlistnya apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
I C A R U S ✔
FanficSudah biasa dengan kamera, media, dan gelimang harta. Pasangan pemilik salah satu agensi terbesar di California- Kim Namjoon, dengan supermodel papan atas- Kim Seokjin, selalu menghiasi layar kaca dan dunia maya. Bukan hal mudah membesarkan 5 anak a...