Saat bel pulang sekolah berbunyi, Jimin bersama Taehyung segera menuju ruang dance dan bertemu Hoseok di sana. Ada latihan rutin hari ini, membuat Taehyung sejak awal menolak untuk bergabung di ruang dance.
"Tidak apa-apa, lagipula ada ruangan yang memiliki kaca tembus pandang dan ruangan itu kedap suara. Kau bisa diam di situ selama aku berlatih."
"Semudah itu, Jim?"
"Lalu maumu bagaimana?"
Taehyung diam. Ia tidak ingin ke ruang dance, tetapi ia ingin bersama Jimin, dan ia ingin pulang atau setidaknya mengunjungi RME.
"Jangan mempersulit masalah yang mudah, Tae."
"Kau merasa aku merepotkan? Aku hanya ingin berbaring, apa itu sulit? Kau tidak ingin membantu? Aku tahu aku merepotkan, jadi awas!" Taehyung mencoba untuk meninggalkan saudara kembarnya.
"Bukan seperti—"
Taehyung sudah terlebih dulu meninggalkan Jimin. Meskipun sebenarnya percuma karena pergerakan kursi roda lebih lambat daripada langkah Jimin.
"Lepaskan aku!" Taehyung memukul lengan Jimin yang menahan kursi rodanya.
"Hey Tae, jangan seperti ini. Aku akan memanggil Hoseok-hyung sebentar."
"Untuk apa? Lepaskan aku Jimin!"
Jimin menahan kursi roda dengan satu lengannya dan lengan yang lain sibuk mengirim Hoseok pesan. Setelah dirasa terkirim, benda pipih itu kembali dimasukkan kedalam saku celananya.
Taehyung terus menerus berontak dan Jimin khawatir adiknya akan kelelahan.
"Oke oke, sekarang kita ke ruang kesehatan. Di sana sepi dan kita bisa menghabiskan waktu hingga Ayah menjemput. Bagaimana?"
"Tidak! Aku ingin sendiri!"
Jimin tidak mendengar apa yang Taehyung katakan dan langsung membawanya ke ruang kesehatan.
Ruangan itu sangat sepi dan semua lampu dimatikan, namun tetap tidak gelap karena ada cahaya dari jendela. Bau yang paling keduanya tidak sukai, obat-obatan, mulai menyeruak memenuhi rongga hidung.
Jimin menyalakan lampu saat baru memasuki ruangan tersebut. Lalu mendorong kursi roda Taehyung menuju salah satu ranjang di sana.
"Pegang bahuku." Perintah Jimin. Cukup sulit bagi Jimin untuk menggendong Taehyung yang tubuhnya jauh lebih besar daripada dirinya, namun untungnya anak itu memiliki tubuh yang ringan meskipun tinggi besar. Entah mengapa, Jimin yang kecil lebih berat daripada Taehyung yang tinggi. Tetapi sebenarnya, sebagai contoh saja, ukuran lingkar pinggang Taehyung sangatlah kecil. Jadi Jimin bersyukur adiknya tinggi tetapi ringan.
Dengan mudah, Jimin menggendong Taehyung dan membaringkan anak itu. Menyelimuti hingga sebatas dada, melonggarkan ikat pinggang, dan membuka kancing teratas Taehyung.
"Apa kau sesak?" Tanya Jimin. Ia melihat Taehyung agak pucat saat jam pelajaran terakhir tadi.
"Sedikit."
"Ingin memakai oksigen?"
"Tidak perlu." Jimin hanya mengangguk dan memutuskan untuk berbaring di ranjang sebelah.
Hoseok di lain tempat bertanya kepada Jimin dimana anak itu. Pasalnya ada jadwal latihan rutin dan Jimin tidak datang. Seharusnya Taehyung juga ikut ke ruang dance namun tidak ada. Tadi Jimin hanya mengiriminya pesan bahwa Taehyung bersamanya. Tetapi lelaki itu merasa khawatir, jadi ia memutuskan untuk menelepon Jimin.
"Halo Hoseok-hyung?"
"Kau dimana Jim?"
"Aku di ruangan kesehatan bersama Tae."
KAMU SEDANG MEMBACA
I C A R U S ✔
FanfictionSudah biasa dengan kamera, media, dan gelimang harta. Pasangan pemilik salah satu agensi terbesar di California- Kim Namjoon, dengan supermodel papan atas- Kim Seokjin, selalu menghiasi layar kaca dan dunia maya. Bukan hal mudah membesarkan 5 anak a...