La Douler Exquise (Completed)

CHAPTER 4

          Lila duduk dibelakang mobil kemudi, memandang jalanan di luar jendela dan tidak berhenti tersenyum. Orang tuanya duduk di kursi depan. Ia dalam perjalanan berlibur dengan kedua orangtuanya. Keluarga kecil itu berencana berlibur di daerah pegunungan sekaligus untuk merayakan ulang tahun Lila. Liburan kali ini akan sangat berkesan bagi Lila, berhubung mereka sangat jarang dapat berkumpul karena kesibukan ayahnya.

          Hari sudah mulai gelap, gerimis menyertai perjalanan mereka. Jalanan menuju puncak cukup sepi dan lenggang. Ayah Lila melajukan mobilnya dengan kecepatan standard, berhati-hati karena ia membawa anak dan istri tercinta. Saat akan melewati tikungan, tiba-tiba dari arah berlawan mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Sontak membuat ayah Lila membanting setir ke arah berlawanan untuk menghindari mobil lain tersebut.

           Mobil keluarga Lila menabrak pembatas jalan dan masuk ke jurang.
Kedua orang tua Lila berada di dalam mobil dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Tubuh Lila sendiri terpental keluar beberapa meter dari mobil. Lila membuka matanya dan mengerjap-ngerjap menahan perih di kepalanya, pandangannya buram, perlahan ia mulai dapat melihat kondisi menggenaskan dari mobil yang mereka tumpangi tadi. Mobil tersebut hancur dan berada dalam posisi terbalik. Kaca mobilnya pecah, Lila dapat melihat kedua orangtuanya yang saat itu berada di dalam mobil dan tidak sadarkan diri.

          Lila mencoba bangkit, namun tidak mampu. Darah segar mengalir dari pelipisnya. Matanya mulai membelalak melihat pemandangan mengerikan lainnya. Mesin kap mobil itu mulai mengeluarkan api mengantarkan Lila pada kenyataan bahwa mobil mereka akan segera meledak. Lila panik dan mulai berteriak memanggil kedua orangtuannya.

          Ayah Lila perlahan mulai sadar dan membuka matanya. Sejenak ayahnya melihat ke kondisi yang ada di sekitarnya dan mulai paham apa yang sedang terjadi. Ia melihat sang istri tercinta yang duduk di sebelahnya dan tidak juga membuka matanya. Sementara api di mesin kap mobil semakin membesar. Netra sang ayah kembali mengarah pada sang putri. Tatapan mereka saling bertemu. Sang ayah masih sempat tersenyum hangat seakan berusaha menenangkan putrinya. LiIa yang melihat hal tersebut hanya dapat menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan mulai berteriak meminta pertolongan, wajahnya di penuhi dengan air mata bercampur dengan darah.