Lila menutup kasar pintu mobilnya. Pertemuannya dengan Brian hari ini benar-benar menghancurkan suasana hatinya. Berhari-hari menghindar dari Brian, dan ketika mereka pada akhirnya bertemu malah semakin memperparah keadaan. Pertemuan yang sangat tidak di harapkan.
Lila melangkah dengan cepat masuk ke lobby apartemennya dan berjalan ke arah lift. Berharap untuk dapat segera sampai ke kamarnya, merebahkan diri ke kasur dan terlelap, melupakan semua masalah yang menghampirinya. Bila perlu, tidak perlu bangun lagi. Akhir-akhir ini ia menghadapi banyak hal berat. Semua mulai terasa melelahkan bagi gadis itu.
“Kenapa buru-buru sekali?” Sebuah suara yang tidak asing menyapa rungunya. Sosok itu kini berdiri persis di sebelahnya, menunggu pintu lift yang terbuka.
Lila menoleh pada sumber suara dan mendapati sosok yang berbicara padanya. Sosok kedua yang ia hindari. Bagus sekali, apa semesta sedang menguji sampai dimana batas kesabarannya hari ini? Atau sedang mengerjainya? Bagaimana mungkin dalam satu hari ia bisa bertemu dengan dua makhluk yang saat ini paling ia hindari di dunia ini.Steve berdiri tepat di sebelah Lila, menoleh untuk menatap gadis itu dengan ekspresi wajah yang datar. Fokusnya kembali beralih pada pintu lift yang belum terbuka.
“Lagi badmood rupanya,” ujar Steve pelan namun cukup jelas untuk dapat didengar oleh Lila.
Lila memutar kedua bola matanya malas berharap pintu lift segera terbuka. Pintu lift terbuka dan Lila segera masuk kedalamnya disusul oleh Steve di belakangnya. Lila mengerutkan kening menatap Steve. Apa-apaan pria ini? Apa dia berharap dapat masuk ke dalam kamar apartemen Lila? Sementara Steve terlihat begitu tenang dan cuek mengabaikan tatapan intimidasi dari Lila.
Mungkin dia memang memiliki urusan lain disini, batin Lila. Gadis itu menekan tombol lantai kamarnya, sementara Steve tetap diam tanpa menatap Lila. Pria itu tidak terlihat menekan tombol lantai lift yang ia tuju. Itu artinya ia akan menuju ke lantai apaertement yang sama dengan Lila. Gadis itu kembali menatap Steve garang. Apa pria ini benar-benar akan memaksa masuk ke dalam kamar apartemennya?
Pintu lift terbuka Lila segera keluar dari lift tersebut diikut Steve yang berjalan di belakangnya. Kali ini emosi Lila benar-benar sudah memuncak. Ia segera berbalik menatap Steve dengan tatapan yang kelewat garang.
“APA YANG KAU LAKUKAN?” Teriak Lila.
Steve seketika menghentikan langkah kakinya. Sejujurnya ia cukup kaget mendapati reaksi Lila. Ia berhasil mengubah ekspresi terkejutnya kembali menjadi ekspresi datar.
“Apanya? Kenapa kau meneriakiku seperti itu?” Tanya Steve tidak terima.
“KAU YANG KENAPA? KENAPA KAU MENGIKUTIKU?” Teriak Lila. Gadis itu benar-benar tidak dapat mengontrol amarahnya.
“Aku? Tentu saja mau masuk ke kamarku. Kenapa kau meneriakiku seperti itu?”
“Apa? Apa maksudmu?” Tanya Lila tidak mengerti.
Steve menujuk satu pintu yang berada tepat di sebelah pintu kamar Lila “Itu kamarku. Aku hanya ingin masuk ke kamarku.”
Mata Lila seketika melebar. Steve menepati kamar tepat di sebelah kamarnya. Sejak kapan? Kenapa ia tidak menyadarinya? Apa pria ini sengaja?
Lila memijit pelipisnya, kepalanya mendadak terasa sakit. Sampai kapan dua makhluk ini akan berhenti mengganggu hidupnya?
“Kenapa kau melakukannya?” Tanya Lila.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Douler Exquise (Completed)
RomanceMenyakitkan kehilangan orang yang kita cintai. Dan lebih menyakitkan mengetahui penyebabnya...