Hari keempat

1.5K 213 4
                                    

Kenapa racun sianida tidak merek halal ?

Kalau sudah halal mungkin sudah di beli sedari dulu oleh Gun.

"MAMA HUEEEE!" Pria mungil itu terus menangis, berguling guling sambil menggigit gulingnya sadis.

Apa sebenarnya yang terjadi pada Gun ?

Flashback on (Beberapa belas jam yang lalu.)

"Off, siapa sih dia yang sering bersama mu ?" Tanya Gun sok akrab seperti biasa. Mengabaikan tatapan tidak suka Off. Gun tahu pria tampan itu risih, tak suka, tapi Gun bodoh amat. "Dia teman barumu ya ?" Tanya Gun mencoba berpikir positif. Mungkin saja kan pembantu Off yang sedang menyamar menjadi siswa.

"Yang kau maksudkan dia itu pacarku ? Iya. Dia pacarku, cantik bukan ?" Balas Off tanpa berbohong. Terlihat jelas ia seperti menantang Gun.

Gun langsung kaget berdiri mendengar kata pacar yang keluar dari dua belah bibir Off. Ia tidak perduli buku dan kotak pensil nya jatuh. Pria mungil itu membeku, dan ia merasakan petir imaginer menjambar di belakangnya.

"Serius ?" Tanyanya menatap Off mencari binar kebohongan. Tapi nihil, Off serius akan kalimatnya kali ini.

Alis sebelah Off terangkat ke atas. "Memang kenapa kalau aku pacaran ?" Balasnya pedas seperti biasa.

Gun terdiam seribu bahasa, semua kalimat ingin dia lontar tertahan sampai di tenggorokan. Ingin marah tapi ia tidak bisa. Karena keadaan dia sama saja seperti sepatu flat shoes, sama sama tidak punya hak.

"Kau serius ?" Hanya kalimat itu yang berhasil Gun keluar. "Wah, congrats ya Off."

Bohong Gun rasanya ingin menangis saat ini.

Off mengangguk santai. Terlihat bahagia layaknya manusia yang sedang di landa kasmaran.

Gun rasanya ingin menampar pipinya, sekuat mungkin. Karena mungkin saja ia sedang bermimpi, ya mimpi buruk.

"Kapan kalian jadian ?" Gun berusaha mati matian membuat suaranya tidak bergetar. Matanya sudah sukses berkaca kaca sekarang. Dan manik indah itu bebas kapan saja melepaskan liquid menuruni pipi chubbynya.

"Sebelum kita berangkat ke sini." Jawab Off mengingat ingat. Senyum tipis tersungging di sana. senyum yang tak pernah Gun bisa punya.

Entah kenapa Gun mendadak linglung dan lemas. Harapannya mendadak sirna dengan sekejab mata. Tujuan utama Gun membujuk Off mati matian untuk ikut karya wisata adalah menyatakan cinta ke LGBT-nya. Maksudnya Lelaki Gagah Berwajah Tampan.

Tapi sayang seribu sayang, sepertinya dewi Fortuna membenci Gun.

Ternyata Off sudah ada yang punya. Membuat papan tak kasat mata yang menyuruh Gun untuk mundur secara teratur.

Karena Gun bagaikan punuk yang merindukan bulan. Itu semua tidak mungkin. Termasuk, bersama Off.
_

Flashback off

"HUEEE MAMA!!! GUN MAU PULANG SAJA! HUEEE HIKD HIKD!" Tangisnya kencang sambil berguling guling di atas tempat tidur.

Entah kenapa Gun jadi ingin meracuni Off menggunakan racun Sianida.

"AKU BENCI OFF MAMA! HUEEE!"

"BERISIK GUN!" Teriak teman satu kamarnya yang kesulitan untuk tidur karena sedari tadi Gun tak berhenti henti menangis.

"Kalau kau ingin aku berhenti belikan aku silver king, tisu satu pack dan permen tiga biji." Ancam Gun ke teman sekamarnya.

"Ta-ta-"

"Aku akan menangis lagi kalau tak mau!" Ancamnya dengan nada lucu. "Lebih kencang!" Tambahnya menakut nakutin.

Teman sekamarnya pun dengan terpaksa bangkit dan memenuhi permintaan Gun. Sedangkan Gun terkikik geli di belakang punggung teman sekamarnya.

Sungguh laknat sekali manusia imut satu ini.

Lagipula, Gun ingin melupakan semuanya untuk malam ini. Termasuk cintanya dan Off.

_
TBC

Yellow Rose [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang