Joss mencuci wajahnya di wastafel toilet, kegiatan terhenti ketika merasakan seseorang masuk ke dalam toilet.
Ia dapat melihat pantulan Off dari cermin yang ia pandang.
"Wah, wah, aku tak percaya aku akan melihat salah satu homo di sini." Jelas sekali Off menyindir siapa di sini karena tidak ada siapa siapa di sana selain Joss.
"Duniamu sempit sekali ya," Balas Joss tak kalah sakartis. Ia kembali membilas wajahnya sekali lagi.
Dapat Joss rasakan Off berjalan masuk ke salah satu bilik. Ia menghela nafas pelan.
Dia jadi kepikiran, kenapa Off berkata seperti tadi ? Kalau memang ia tak perduli dengan Gun ?
Semua pikiran rumit di tepis langsung oleh Joss, yang terpenting saat ini bukanlah memikirkan Off punya perasaan ke Gun atau tidak. Yang terpenting saat ini Gun menunggunya untuk makan malam bersama.
_"Kau lama sekali!" Sambut Gun ketus sambil menunjuk wajah Joss dengan sumpitnya. Pria mungil itu duduk manis dengan pesanannya sudah habis di lahap seperempat olehnya.
Entah kenapa Joss merasa ada yang aneh di hatinya ketika melihat Gun seperti saat ini. Sangat manis dan mempesona.
Ah, Tidak, pria mungil itu selalu tampil manis di saat apapun. Joss tidak heran dan tak akan bosan.
Joss tersenyum meminta maaf. Menarik kursi di depan Gun dan mulai mengambil sumpitnya juga.
"Terima kasih telah memesankan pesanan ku." Ujar Joss setelah berdoa sebelum makan.
Gun mengangguk. "Tidak masalah."
Mereka berdua kembali sibuk akan makanan mereka. Sebenarnya mereka kurang terbiasa dengan makanan khusus negeri sakura ini. Tapi perlahan mereka bisa beradaptasi.
"Nanti sebelum kita pulang, mau pergi ke suatu tempat bersamaku ? Bukannya guru pembimbing memperbolehkan kita untuk membeli oleh oleh ?" Tanya Joss setelah menelan sumpit ke empatnya. Ia meraih tisu dan membersihkan bekas minyak di sudut bibirnya.
Gun menelan susah payah makanannya. Tangan bergerak menepuk nepuk dadanya.
"Gun, perlahan makannya. Kamu bisa tersedak." Peringat Joss khawatir melihat aksi makan Gun yang bar bar.
Setelah air membantu mendorong makanannya. Gun baru menatap Joss dan berbicara, "Aku tidak ikut. Aku tak punya uang untuk itu. Lagipula itu melelahkan," Ujarnya setengah curhat sebenarnya.
Joss tersenyum. "Ya sudah." Pria itu kembali makan membuat Gun mengernyit heran.
Joss menyadari itu. "Kenapa ?" Tanyanya geli.
Gun segera menggeleng kepalanya malu. "Ti-tidak- aku hanya membayangkan-" Kau mengajakku dan membayarkan belanjaan ku. Seperti cowok cowok di manga shojou.' Lanjut Gun dalam hati sedikit kecewa. Tentu saja ia tidak mengutarakannya ke Joss. Yang ada dia terlihat seperti tidak tahu diri dan tidak tahu terima kasih setelah apa yang dilakukan Joss untuknya.
Gun mengaduk aduk sisa makanannya. "Joss terima kasih. Jika kita pulang, aku akan segera membalas semua kebaikanmu." Cicit pelan.
Meski Joss tidak meminta balasan, Gun tahu diri.
Dia tak mau menambah title baru di nama yang di berikan haters untuknya, homo tidak tahu malu yang suka nempel nempel ke Off.
Gun sedang tidak mood menerima cuitan haters. Serius. Batinnya saja sudah lelah melihat hampir sepanjang hari Off bersama pacarnya.
"Gun-"
Gun tersentak dari lamunannya setelah panggilan kelima Joss.
"Huh ? Maaf aku tidak mendengarkan mu. Ada apa ?" Tanya Gun menyengir bodoh.
"Kamu masih memikirkan Off ?" Tanya Joss sedih.
Gun langsung menggeleng kepalanya. Menepis tuduhan Joss yang hampir sepenuhnya benar.
"Aku sedang memikirkan aku benar benar tidak tahu diri bila tidak--"
"Tidak, tidak! Aku tidak meminta balasan apapun!" Potong Joss cepat. Tahu kemana arah perkataan Gun. "Aku senang membantu mu,"
Gun terdiam sejenak lalu menarik senyum manis. "Terima kasih."
Senyuman itu menular. Joss ikut tersenyum. "Kalau begitu habiskan makananmu, atau kau ingin aku menyuapimu ?" Di ujung kalimat. Sengaja Joss menggunakan nada menggoda.
Gun langsung menarik sumpit cepat. "Tentu saja aku akan makan sendiri bodoh ! Kau kira aku anak kecil ??" Ujarnya tersinggung. Dia tidak mau di suapin karena di suapkan sama saja seperti anak kecil, dan anak kecil sama dengan pendek. Gun tidak pendek!
Gun tinggi kok! Tinggi kebawah maksudnya.
"Baiklah, baiklah." Joss tersenyum.
Pria itu sengaja menatap Gun dengan wajah bertumpu di tangannya. Sedangkan objek yang di tatap langsung salah tingkah. Ia mendadak gugup.
"Apa lihat lihat!" Seru malu setelah tidak tahan di tatap lama lama.
Tangan Joss terulur. Gun membeku ketika tangan itu menyentuh sudut bibirnya. Mengenai sedikit bagian bibirnya.
"Jangan makan seperti anak kecil." Sindir nya membuat Gun tersentak dari sesi keterkejutan.
Gun segera menepis tangan Joss. "Kau tidak perlu membersihkannya, Joss. Aku bisa membersihkan sendiri." Seru Gun. Tangannya meraih kotak tisu, dan mengambil dua helai dari sana. Dengan cepat ia membersihkan bekas noda di bibir dan sekitar bibirnya.
Pipinya merona cantik karena malu.
Ingat, Gun itu belok 100%. Ia pasti akan baper di perlakukan seperti ini oleh pria setampan Joss. Apalagi visual Joss tak kalah memukau dari si LGBT.
_
TBCRajin bgt dah aku nulis cerita ini :'v
Semoga gk bosan ya zeyeng 💜
![](https://img.wattpad.com/cover/197835747-288-k340760.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Rose [√]
Teen FictionGun yang terlalu menyukai off dan karya wisata sekolah yang menunggu mereka. OffGun BxB Rate : idk :3 Mulai : 19 - Agust - 19 To : my precious friend 💞