20.

440 21 0
                                    

Pagi ini untuk pertama kalianya meja makan terasa sepi, karena hanya ada raina dan bulan itupun mereka salin terdiam.

     Mega yang sedari semalam belum pulang serta di hubungi susah yang membuat para sahabatnya tidak tenang.

Dan tari yang berangkat pagi pagi sekali, setelah tadi malam emosinya sampai dipuncak karena menunggu mega sampai jam set 12 malam tapi belum juga ada tanda tanda pulang.

Pagi ini mega nampak tidak bersemangat untuk masuk kuliah, terlihat hijab yang sedikit berantakan dan mata yang sembab.

Dia berjalan lemas di parkiran setelah turun dari mobil bintang. Memang sejak keperhiannya semalam dia memilih menginap di rumah bintang sahabatnya.

“apapun keputusan lo gue dukung”
bintang mengusap bahu mega untuk menguatkan.

Suasana kelas nampak ramai karena dosen mata kuliah tidak masuk, dengan   kemeja putih kerudung hitam di balut jas berwarna putih mega mengambil tas selempang berwarna putih dan bersiap melangkah keluar kelas.

“bintang gue duluan”  di angguki kepala oleh bintang pertanda responan.

“eh mendung tunggu! Mau kemanah?”
terlihat cowo sekelas mega dengan perawakan tinggi, alis tebal mata tajam, hidung mancung kolaborasi antara indo-jerman menghentikan langkah mega.

“gue mau ke ruang prodi sa” yups,, dia adalah angkasa vranco pratama. Atau lebih akrab di panggil angkasa.

Singkat cerita angkasa juga mengetahui permasalahan yang sedang di hadapi sahabatnya ini. Mereka berdua begitu dekat dan saling menjaga.

“gue temenin yah”
mereka berdua jalan berdampingan di lorong koridor.

Diiringi derap langkah yang lebar dan sesekali timbul canda tawa yang terkadang membuat keduanya sebagai pusat perhatian.

Saat mereka baru saja keluar dari ruang prodi nampak tercetak dalam bibir mega sebuah senyum kelegaan karena di izinkan cuti untuk dua minggu kedepan. Rencananya dia akan pulang ke kampung halaman untuk menenangkan pikiran.

“dek!,, hosss hoss itu di lapangan rame banget brylian sama zico lagi tanding bola buat ngerebutin lo” dengan mengatur nafasnya kak supri menghampiri mereka berdua.

Senyum yang sedari tadi mengembang kini luntur, terdengar helaan nafas berat sambil menangkupkan kedua telapak tangannya ke muka. Mereka bertiga melangkah menuju lapangan.

✔✔✔✔✔
Ini cerita ke tiganya aku yah
1. Cahaya setelah lorong panjang
2. ILY Ketua osis cupu
3. KITA Musuh!! Titik.

Aku mohon dukungannya yah, tinggalkan bintang❤
JANGAN JADI PENIKMAT TANPA MENGHARGAI😊
CERITA INI SESUNGGUHNYA HANYALAH KHAYALAN PENULIS YANG MEMILIKI IMAJINASI SETAJAM SILET
.
.
.
INGAT YAH IMAJINASI!!!

KITA Musuh!! Titik. (Brylian Aldama) COMPELEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang