Te Amo▪Prolog

424 64 9
                                    

"Terimakasih telah menjadi semangatku, walaupun aku tau, memilikimu adalah suatu kemustahilan."

《《●》》

21 Mei 2018,

Lirik lagu 'Kisah-Kasih Di Sekolah' milik Chrisye melantun menemani euforia murid kelas 12 SMA Tunas Muda yang kini tengah memadati lapangan bola yang ada disana. Seperti pada umumnya, seragam putih abu-abu mereka sudah berubah warna-warni akibat pilox dan coretan tanda tangan murid lain. Tak lupa juga dengan smoke colour atau smoke bomb yang berada di tangan masing-masing. Suasana menjadi tampak menyenangkan sekaligus mengharukan.

Setelah lama bersama membanggakan almamater dalam bidang akademik dan non-akademik, bersama merasakan suka dan duka selama tiga tahun membuat mereka merasa memiliki keluarga kedua. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berada dalam satu naungan sekolah. Mereka tampak sangat menikmati detik-detik terakhir sebelum semua sibuk mencari jati dirinya masing-masing.

Berbeda dengan Adeera Elvaretta Maheswari. Ia malah sedang duduk di kursi tribun dan memotret segala ekspresi teman-temannya. Itu tak bisa dilewatkan. Kamera bahkan matanya juga tak lepas dari seorang cowok yang kini sedang tertawa lepas bersama seorang cewek di depannya. Cowok itulah yang selama 3 tahun ini menjadi penyemangatnya. Dia bukan pacar Adeera, bukan gebetan pula, berteman saja tidak. Mungkin hanya Adeera saja yang mengenalnya, tidak dengan cowok itu.

Entahlah, sejak pertama kali melihat cowok itu mengisi acara pensi 2 tahun lalu. Adeera merasa dihipnotis oleh sosok itu. Tampan, suara bagus, dan berprestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik. Kalau di lihat, ia juga baik hati hanya saja ia sedikit cuek dengan sekitarnya. Namun tidak dengan Stefi, Stefi itu pacarnya.

Adeera tau cowok itu sudah berpacaran dengan Stefi sang ratu mayoret marchingband sekolahnya. Adeera akui, mereka memang pasangan yang cocok. Anehnya, hati Adeera malah tetap mengaguminya. Bahkan, mungkin sudah pada tahap menyukai tapi tidak bisa memiliki. Adeera sadar ia bukan siapa-siapa.

"Ra? Ngapain disini? Yaelah, itu anak-anak pada disana. Ini lagi seragam lo masih bersih. Apa-apaan ga asik lo?!"

Adeera malah terkekeh mendengar ocehan teman sebangkunya itu, Dinda. Seragam Adeera memang masih bersih. Bukannya ia tidak mau berbaur hanya saja ia sedang ingin memandangi wajah cowok penyemangatnya dari kejauhan.

"Ih malah ketawa, ayok kesana!"

"Iya bentar,Din. Nanti gue nyusul, ini tanggung, yang sebelah sana belum gue foto." Adeera hanya beralibi agar Dinda tidak tau kesibukannya sedari tadi. "Sini foto bareng dulu, ciiss!"

Cekrek. Mereka berdua bergaya konyol. Wajah absurd.

"Lo uda kaya bagian dokumentasi deh. Awas kalo hasilnya ga bagus. Yauda gue kesana dulu ya. Awas juga kalo lo ga nyusul!" Mata Dinda memincing.

Huh! Untung Dinda tidak curiga. Semua orang bahkan Dinda memang tak tau pasal Adeera mengagumi cowok itu. Hanya Adeera dan Tuhan yang tau. (Sama penulis dan pembaca deng hihi)

Adeera berharap cowok itu menatapnya walau hanya sebentar. Tapi nihil, ia tak mungkin menatapnya. Adeera masih menatap kedua couplegoals disana. Sampai ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Aaaa Dinda, Riko, Bagas! Gue mau diapain ini?! Turunin gue! Ya ampun!" Adeera meronta. Badannya telah di angkat oleh ketiga teman dekatnya itu. Ia dibawa turun bergabung dengan teman-teman yang lain. Menikmati kebersamaan di iringi lagu 'I Remember' milik Mocca.

Seragam Adeera langsung di semprot pilox dan di beri tanda tangan oleh ketiga temannya itu.

"Biar adil,Ra. Kita semua seragamnya uda kotor." Ucap Bagas yang sedang menandatangani seragam bagian lengan kanan Adeera.

"Iya nih. Siniin spidolnya, Gas. Gue mau tandatangan gede disini." Riko menunjuk lengan sebelah kiri.

Dinda masih menggambar bentuk love di punggung Adeera.

Adeera hanya pasrah, bahagia dan haru membuncah membuat ia tak bisa berkata-kata. Ia kemudian mengajak ketiga teman dekatnya berpelukan. Berbagi tangis haru dan tawa bangga pada diri mereka masing-masing.

Sesaat Adeera terkejut. Tangannya sedikit tersenggol seseorang dibelakangnya. Cowok itu menoleh lalu tersenyum.

"Sorry."

Kemudian berbalik ke posisinya.

Hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya. Membuat Adeera mematung. Jantungnya berdebar. Ia ingin menjerit kencang saat ini.
Hei, yang benar saja? Barusan yang berucap itu adalah cowok penyemangat Adeera.

Dia Farrel. Farrel Adhitama.

Adeera bergumam dalam hati.
Terimakasih Tuhan, engkau memberiku kesempatan sedekat ini dengannya. Mendengar suaranya. Melihat mata dan senyumnya bahkan wajah tampannya. Terimakasih membuat perpisahan ini menjadi yang terbaik.

Satu tetes airmata turun. Airmata bahagia.

Semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali, semoga dapat menjalin hubunganmeski hanya berteman.

Aku akan selalu mengagumimu, Farrel Adhitama. Walaupun aku tau memilikimu adalah suatu kemustahilan.

👨‍🎓🎓👩‍🎓

TBC

Hallo,
gimana? Penasaran sama ceritanya ga? Semoga suka ya :) Ini cerita pertama aku, btw.

Vote dan komen yang membangun, boleh dong :*

Salam manis dari aku 🍉


Te Amo, Mi Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang