12 || Haruskah?

87 29 1
                                        

"Mengapa begini? Haruskah aku mencintaimu dalam diam, lagi? ."

《《●》》

Adeera kini tengah sarapan pagi bersama Daddy tercintanya. Tak lupa, setiap pagi ia berdoa agar Mommynya juga selalu bisa sarapan pagi dengan rutin dan tepat waktu.

Kali ini Adeera mengikuti Daddynya, sarapan dengan nasi goreng. Ternyata itu tidak buruk. Jangan heran, selama ini ia sarapan dengan roti selai ataupun sereal.

"Dad, siapa yang memasak nasi goreng ini?"

Carlos menatap putrinya, "Tentu saja Bi Minah dong." Bi Minah adalah pembantu rumah tangga dirumah mereka dulu, saat Carlos dan Audy bercerai, Carlos memboyong Minah ke sini. Padahal dulu Ayah Carlos alias kakek Adeera sudah menyiapkan chef khusus, tapi Carlos menolaknya.

Merasa namanya disebut, Minah langsung datang menghampiri. "Ada apa Tuan? Ada yang aneh, Nona?"

"Eh, oh tidak ada Bi, nasi gorengnya enak, saya suka." Ucapan itu membuat Minah tersenyum, lalu pamit pergi ke belakang.

Carlos melihat putrinya itu kini sudah besar, dia tumbuh menjadi gadis cantik, ramah, dan soapan santun. Ia jadi merasa bangga. Hanya saja, ia sering merasa bersalah karena memisahkan Adeera dengan Mommynya. Tapi, ah sudahlah, Carlos akan mengatakan semuanya pada Adeera nanti. Sekarang ia belum siap.

"Dad, Adeera sudah selesai. Mau berangkat dulu." Adeera mendekat menyalami tangan Daddynya lalu menvium pipi kanan kiri.

"Iya, belajar yang benar. Eh, kamu tidak menunggu Bagas dulu?"

"Ah, anak itu hari ini masuk siang, Dad. Pasti sekarang juga belum bangun."

"Baiklah, kamu hati-hati. Minta tolong Julian untuk mengantarmu! Tidak boleh menolak." Carlos berteriak dari dalam karena Adeera sudah melesat keluar. Samar-samar ia mendengar jawaban. "Yes, Dad."

Di sepanjang jalan, Julian fokus menyetir dan Adeera fokus pada ingatan saat ia diantar pulang oleh Farrel.

Two day ago,

"Lusa kamu ada acara?"

"Belum tau, sepertinya tidak ada. Kenapa?"

"Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat." Farrel memamerkan senyum mautnya. Seketika Adeera ingin pingsan. Tampan sekali! Oke, ia berlebihan.

"Tempat? Dimana?"

"Rahasia."

"Jawabanmu ini seperti anak kecil saja."

Lalu mereka tertawa, menikmati jalan yang entah kenapa terasa jauh sekali sampai ke rumah Adeera. Seperti mengerti keadaan, dua insan yang sedang dilanda cinta itu.

"Rel, aku mau tanya boleh?"

Farrel menautkan alisnya. "Tanya aja lagi, kenapa?"

"Em..itu..anu..eh gimana ya? Kok kamu tiba-tiba manggilnya aku-kamu, biasa juga lo-gue? Eh, tapi pasti kamu sama yang lain gitu juga kan? syukur deh biar enak di denger juga." Adeera berbicara panjang lebar.

Te Amo, Mi Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang