"Kenapa dia terasa familiar?
Apa aku mengenalinya?"《《●》》
Barcelona's cafè, 2019.
Semalam Adeera kurang tidur gara-gara memikirkan masalah orangtuanya, masalah hatinya yang tiba-tiba merindukan sosok penyemangatnya, dan juga sebuah tugas yang ternyata ia lupa mengerjakan padahal dikumpulkan hari ini.
Kesibukan mendadak semalam sukses membuat mata Adeera bengkak dan berkantung karena kurang tidur. Seperti sekarang ia masih mengantuk. Ia sedang berada di mobil bersama Bagas. Kalau saja tadi Bagas tidak memaksanya bangun, kemungkinan Adeera bakal bolos. Tapi bukan Bagas kalau tidak gigih membangunkan Adeera.
"Kamu kalo masih ngantuk tidur dulu."
Adeera tak menjawab, ia terlalu lelah. Jadwal kuliahnya tadi juga padat. Mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju sebuah kafe. Disana mereka akan bertemu Dinda. Dinda baru sampai kemarin sore.
Setengah jam berlalu, mobil sudah terparkir rapi di parkiran kafe. Bagas menoleh ke samping mendapati Adeera yang tidur. Bagas tak tega membangunkannya.
"Kamu itu cantik,Ra. Tapi aku lebih suka kalau kamu jadi adik aku." Tangan Bagas terulur membenahi rambut Adeera.
Lima belas menit berlalu, akhirnya Adeera sadar. Ia masih berada di dalam mobil. "Loh, kamu kok gak bangunin aku, Gas? Sejak kapan kita sampai?"
"Sejak tadi, kalo udah bener sadar yuk turun." Adeera mengangguk.
Mereka memasuki sebuah kafe itu, duduk di sebelah jendela. Memesan dua cappucino hangat.
"Aku ke toilet dulu ya,Gas."
Bagas menyetujui. Adeera ingin membasuh mukanya yang sudah kusut sedari tadi. Untung ia membawa alat make upnya. Jadi tidak perlu repot.
"Gimana? Dinda udah sampe belum?"
"Belum,Ra. Ini tadi malah suruh aku yang jemput. Kamu gapapa aku tinggal dulu?"
"Its oke, Gas. Kasian Dinda paling juga belum hafal jalan sini."
Tanpa pikir panjang Bagas langsung kembali menyusuri jalan kota Barcelona meninggalkan Adeera sendiri.
Adeera memandangi suasana kafe yang lumayan ramai, juga pemandangan kota Barcelona saat sore. Adeera sudah mengatakannyakan? Kalau dia tidak pernah bosan. Tapi entah kenapa ia tiba-tiba teringat Indonesia. Teringat Mommy. Dan lagi-lagi teringat Farrel. Ah, sudah berapa kali ia memikirkan orang yang mustahil akan ia dapatkan itu?
Tangan Adeera mengetik pesan menanyakan kabar Mommynya. Ia tak pernah bosan menanyai kabar setiap harinya. Sebenarnya ia ingin menelfon saja, tapi berhubung Mommynya yang super sibuk itu Adeera tidak mau mengganggu. Disini masih jam 15.23, pasti disana sudah jam 20.23 dan tentu Mommynya belum pulang. Biasanya memang pulang larut.
Farrel apa kabar ya?
Tiba-tiba pikiran itu datang lagi. Aih, ia benar-benar bisa gila. Ditengah pikiran nya Adeera malah seperti mendengar suara yang tidak asing, suara yang masih sama seperti saat ia mendengarnya pertama kali. Iya, Adeera yakin itu suara indahnya Farrel. Tapi apa mungkin?
I love it when you call me señorita
I wish I could pretend I didn't need ya
But every touch is ooh la la la la
Its true la la la
Oh I should be runnin'
Oh you keep me coming for ya
....Mata Adeera melihat ke arah penyanyi kafe itu. Ada dua orang, cowok dan cewek sedang menyanyi lagu 'Señorita' yang dipopulerkan oleh Shawn Mendes dan Camila Cabelo.
Kenyataan yang ia dapat adalah, Dia bukan Farrel. Hanya seorang laki-laki yang mungkin memang kerja disana. Memakai topi, rambutnya agak panjang sampai bawah telinga pas. Juga memakai kacamata agak tebal. Tapi kenapa suaranya sangat mirip dengan Farrel?

KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo, Mi Amor
Ficção AdolescenteBagaimana jika kisah cinta tumbuh berantai diantara tali persahabatan? Apa yang akan mereka pertahankan? cinta atau persahabatan? 🌻🌻🌻 _________________________ INFO: JANGAN LIHAT COVERNYA AJA, BACA JUGA CERITANYA--siapa tau suka! _______________...