07 || Ama?

105 36 1
                                    

"Kau selalu hadir, dan membuatku nyaman dengan caramu."

《《●》》

La Rambla street,

Hari ini Adeera libur kuliah, ia akan mengahabiskan waktunya untuk berjalan-jalan di La Rambla. Sebuah jalan di kota Barcelona pusat. Menurut Adeera, jalan itu sangat cantik, apalagi jika setiap momen disana ia abadikan dalam kamera. Jalan pejalan kaki yang di  penuhi pepohonan, membentang sejauh 1,2 kilometer yang menghubungkan antara Placa de Catalunya di tengah dengan Monumen Chirstopher Colombus di Port Vell.

Kali ini Adeera membawa kamera palaroidnya. Awalnya Carlos melarang Adeera pergi karena akhir-akhir ini cuaca sedang tidak menentu. Tapi dengan jurus jitu merayu, akhirnya Adeera diperbolehkan asal bersama supirnya.

"Stop disini aja, Jul." Supir Adeera bernama Julian. Dia lebih tua darinya 3 tahun jadi ia tak mau di panggil Pak, Mr. Atau Sir. Julian adalah anak dari salah satu bodyguard Carlos. Penduduk asli Barcelona.

"Baik, nona. Aku akan menunggumu disini." Ucap Julian seraya melepas sabuk pengamannya.

Adeera keluar lalu mengetuk jendela sebelah Julian. "Aku akan lama, kalau kamu tetap diam saja. Maka kau akan berlumut saat aku kembali nanti."

Julain terkekeh. Majikannya ini  memang sangat baik dan ramah. "Lalu aku harus bagaimana?"

"Kau ikut denganku."

Adeera menarik tangan Julian lalu mereka berjalan dengan posisi Adeera di depan dan Julian di belakang.

"Jul, kau mau menurutiku kan?"

"Tentu saja, nona. Apapun yang kau mau saya turuti, asal tidak membahayakan." Julian tersenyum manis.

Adeera juga tersenyum. "Kalau begitu, kau harus berjalan disebelahku. Bukan dibelakangku."

"Tapi itu tidak sopan, nona."

"Kau mau menurut atau kita tetap disini sampai nanti." Adeera mengancam. Hingga anggukan Julian menjadi jawaban.

Mereka berjalan bersisian seperti pasangan kekasih. Berbelanja pernak-pernik. Bahkan Julian dibelikan kaos dan gelang tangan dari Adeera.
Julian akan menolak jika Adeera tidak memaksa. Ah, sebenarnya kalau Julian orang berada ia pasti akan menjadikan Adeera pacarnya. Adeera yang cantik, baik dan ramah. Tapi takdir berkata lain.

"Adeera?"

Seseorang memanggil Adeera. Adeera sedang ada di dalam toko aksesoris. Dengan curiga Julian mengintrogasinya. Dan akhirnya Julian percaya bahwa itu adalah teman kuliahnya Adeera yang sedang berjalan-jalan menemani neneknya.

Adeera sangat lama di dalam. Julian ingin menyusulnya tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Betapa terkejut ia saat dikabarkan bahwa ayahnya sakit. Ia bingung. Nona majikannya masih asik tapi ayahnya membutuhkannya.

"Kau kenapa?" Tanya teman Adeera.

"Ayahku sakit, sedangkan Nona Adeera masih ingin berlibur. Akan tidak sopan jika ku tinggalkan. Tapi ayahku sedang membutuhkanku." Jelas Julian yang tak berhenti mondar-mandir.

"Aku akan membantumu. Asalkan kau juga membantuku." Julian mengangkat kedua alisnya bingung.

Teman lelaki itu menatap neneknya. "Oma, kalau oma pulang dulu bagaimana? Katanya oma buru-buru tadi?"

"Iya oma buru-buru, makanya ayo buruan pulang. Kamu ini malah mampir-mampir." Omel Nenek itu.

Si teman itu membisikkan sesuatu ke neneknya hingga neneknya mengangguk, tersenyum, dan setuju. "Kenapa kamu tidak bilang daritadi?! Kalau begitu oma setuju."

Te Amo, Mi Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang