16 || Back

77 21 4
                                    

"Aku akan kembali seperti dulu.
Demi kamu, demi dia, demi kita.
Aku akan mencoba."

《《●》》

SMA Tunas Muda, 2018.

Mata Adeera terus mengawasi gerak-gerik seorang cowok yang ada di dalam UKS.

Tahu kan? Iya, itu Farrel.

Adeera dengar dari teman sekelasnya kalau Farrel tadi tiba-tiba keseleo saat bermain futsal. Hingga ia berada di UKS seperti saat ini. Tentu saja bersama Stefi. Adeera hanya berpura-pura sibuk di depan ruang itu dengan mengobrol bersama Pak Diman - ia sedang menyapu disana.

"Eh Pak, bantuin gue dong, Farrel mau pulang, gue ga bisa kalo sendirian." Stefi tiba-tiba keluar. Aneh, kenapa nadanya sedikit kasar ya? Maksudku, ia tidak sopan dengan Pak Diman.

"Oh, iya neng. Mari saya bantu." Pak Diman menaruh sapunya. Sedangkan Stefi kembali masuk. "Saya tinggal sebentar ya, neng Adeera?"

"Bapak kok gak marah sih? Menurut saya tadi Stefi kurang sopan loh sama Bapak." Bukannya menjawab, Adeera malah bertanya. Membuat Pak Diman tersenyum simpul.

"Sudah tidak apa neng, saya kan bukan siapa-siapa. Jadi saya tidak berani memarahi anak murid di sekolah ini." Jelas Pak Diman.

"Tapi kan--

"Ayo Pak! Malah ngobrol." Ucapan Stefi memotong ucapan Adeera.

Kini mata Adeera bisa melihat jelas wajah  Farrel yang menahan sakit keseleonya. Tatapannya sempat bertabrakan dengan mata Adeera. Ah, andai saja bisa pasti Adeera akan bersedia membantu bahkan memijitnya. In your dream, Adeera!

Setelah itu, Farrel menatap ke arah lain. Stefi dan Pak Diman membantu Farrel berjalan dengan memapahnya. Adeera masih disana sampai ketiga orang itu hilang di belokan.

Adeera berniat kembali ke kelas. Ia rasa hari ini ia sudah bahagia bisa melihat Farrel walau tanpa senyum memikatnya. Belum sempat berbalik, hatinya meminta Adeera masuk ruang UKS yang tadi ditempati Farrel.

Ia melihat sesuatu dibalik bantal. Sebuah ikat kepala. Nah iya, itu pasti milik Farrel karena tadi pagi Farrel memakainya. Benar-benar keberuntungan! Dengan ini Adeera bisa bertemu langsung dengan Farrel beralasan untuk mengembalikan ikat itu.

Tapi tunggu!

Mungkin, Adeera akan menyimpannya saja. Anggap ikat kepala itu sebagai kenang-kenangan untuknya. Gila memang, tapi Adeera yakin Farrel pasti punya ikat kepala yang banyak. Jadi kehilangan satu saja pasti tidak terasa.

Adeera melipatnya rapi, lalu memasukkannya dalam saku. "Maaf dan makasih,Rel."

🌫

Kamar Adeera, 2019.

Sehari setelah kejadian Adeera mengacuhkan Farrel. Ia langsung meminta Carlos untuk pulang. Ia tidak betah lama-lama di sana.

Semenjak itu pula, Adeera masih sedikit membatasi sikapnya pada Farrel. Bukan hanya Farrel, Dinda dan Bagas juga. Ia hanya tak mau kalau Dinda salah paham lagi dan Adeera menjadi penunda hubungan mereka berdua. Farrel dan Dinda saling suka kan?

Te Amo, Mi Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang