08 || A Plan

105 34 0
                                        

"Aku tak menyangka jika mendekatimu tak sesulit yang kubayangkan."

《《●》》


Kantin UB, siang hari.

Makan siang di kantin UB tidak buruk. Ada banyak stan makanan yang bisa jadi pilihan. Dari makanan sehat sampai fastfood pun ada. Universitas yang sangat recommended bukan?

Seperti sekarang, Farrel sedang menunggu Bagas. Di temani sekotak kentang goreng dan jus mangga. Farrel ingin berbicara empat mata antar lelaki.

Farrel melihat dari kejauhan sosok Bagas yang mendatanginya. Jika dilihat Bagas memang keren tapi lebih keren Farrel. Hmm, sangat percaya diri sekali. Bagas lebih dulu membeli sebotol minuman soda.

"Woi bro! Sendirian aja. Jomblo ya?" Sapa Bagas seraya duduk di depan Farrel.

"Sialan, jomblo bilang jomblo."

"Weett, ga lama lagi gue bakal punya pacar bro."

"Dih, sombong amat. Kaya iya-iya aja. Btw, lo kenapa ngomong lo-gue lagi? Bukannya udah insap ngomong aku-kamu." Sindir Farrel.

"Ya gitu, gue kalo sama temen kaya lo pake lo-gue, tapi kalo sama Adeera beda." Bagas meminum sodanya.

Farrel mengernyit tidak suka kala Bagas mengucap nama Adeera. "Kenapa? Lo suka sama dia?"

Bagas melihat raut wajah Farrel yang menutupi emosi, Bagas laki-laki jadi dia tau apa yang ada di fikiran Farrel. Maka dari itu, Bagas ingin mengerjainya.

"Bukan suka lagi, bahkan gue sayang sama dia." Ucapan Bagas sukses membuat Farrel geram. Dan Bagas tau itu. "Menurut lo kalo gue sama dia gimana,bro?"

Sial. Batin Farrel. Apa-apaan si Bagas ini? Apa dia memancing emosiku. Huh, kali ini Farrel benar menyukai Adeera. Terbukti ia merasa kesal jika ada yang mendekati gadis cantik itu.

"Menurut gue, lo ga pantes sama dia." Ucap Farrel, nadanya seperti berdesis.

Bagas menahan tawa. "Jadi menurut lo, yang pantes itu siapa? Lo gitu?" Farrel menggidikkan bahu. "Oh, kaya nya gue liat aura-aura jatuh cinta nih." Bagas akhirnya tertawa kencang. Sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Ga lucu, Gas. Gue ga suka apalagi jatuh cinta sama Adeera." Jawab Farrel ragu. Itu sama sekali berbeda dengan isi hatinya.

"Oh ya? Kalo gitu lo liat dulu dibelakang lo dekat ruang dosen." Bagas menunjukkan sosok Adeera sedang berada dalam segerombolan laki-laki.

Farrel menajamkan matanya, yang benar saja, Adeera berada di antara banyak laki-laki? Apa dia tidak sadar kalau semua lelaki disana menatap suka padanya. Farrel benar-benar ingin menarik tangan gadis itu.

"Sial." Desis Farrel.

"See, lo masih mau ngelak lagi? Santai aja, gue sayang sama Adeera sebagai adek gue," Penjelasan Bagas membuat hati Farrel lega. "Gue cowok bro, gue juga ada di posisi lo sekarang." Tambahnya.

"Maksud lo?"

"Yaa gue juga suka seseorang tapi gue belum bisa ngungkapin ke dia. Cuma bisa harap-harap cemas kalau dia lagi deket sama cowok lain."

Farrel menebak-nebak, kalau bukan Adeera lalu siapa orangnya? Apa dia juga ia kenali? Apa dia suka..
"Dinda? Lo suka Dinda kan?"

Bagas malah tertawa, "ya begitulah, padahal dulu gue pikir gue bakal suka sama bule-bule disini, nyatanya malah ke produk lokal lagi." Farrel ikut tertawa sekarang.

Oh, ternyataa..

"Jadi gimana kalau kita kerja sama. Lo bantuin gue deket Adeera, dan gue bantuin lo deket sama Dinda." Tidak salah untuk mencoba kan?

Te Amo, Mi Amor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang