◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Menjalani kehidupan sembunyi-sembunyi memang tidaklah mudah untuk Hyeri. Dia tidak diperbolehkan keluar rumah oleh Seokjin, agar tidak ada yang mengenalinya. Selama berbulan-bulan, Hyeri menjalani hidupnya hanya di dalam rumah. Sesekalinya keluar, dia hanya berada di teras belakang rumah karna rumah Seokjin, memiki pagar yang cukup tinggi dan rapat, hingga kecil kemungkinan orang bisa melihat penampakan wajah Hyeri.
Kebutuhan gizi dicukupi oleh Seokjin. Dokter tampan itu, sangat telaten menjaga danerawat Hyeri yang kehamilannya semakin bertambah bulan, semakin membesar. Seokjin sendiri yang memeriksakan kehamilan Hyeri, bahkan memantau tumbuh kembang calon anak yang tengah dikandung Hyeri.
"Apa kamu merasa bosan? sudah selama 6 bulan kamu hanya berada di dalam rumah."
"Gak apa-apa, dok. Lagi pula ini demi kemananku, bukan?" ujar Hyeri, yang tengah memilah sayuran untuk menu makan malam hari ini. Seperti biasa, Seokjin yang memasak, sedangkan Hyeri hanya membantu pekerjaan ringan saja.
"Aku akan terus menjagamu, sekuat tenagaku!" ujar Seokjin, tersenyum dan membantu Hyeri memilah sayuran.
"Kenapa dokter begitu baik padaku? kita baru kenal, dokter sangat telaten merawatku, memantau kandunganku, bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu?" ujar Hyeri, yang matanya berkaca-kaca karna terharu atas pertolongan malaikat tak bersayap Kim Seokjin.
"Aku gak punya siapa-siapa di dunia ini, Hyeri. Maukah kamu jadi adikku? mungkin inilah caraku sebagai kakak yang ingin melindungi adiknya ...!"
"Aku mau, aku selalu berharap dokter adalah kakakku ... sekali lagi terima kasih karna telah menolongku!" air mata menetes membasahi pipi Hyeri. Seokjin kemudian memeluk Hyeri untuk pertama kalinya dan mengusap rambutnya.
"Sudah kewajibanku sebagai dokter untuk menolong, aku hanya berharap bisa melindungimu dari adik tiriku, sekuat tenagaku ...!" ujar Seokjin, kemudian melepas pelukan Hyeri dan mengusap air matanya.
"Hyeri, boleh aku minta sesuatu padamu?"
"Mintalah dok, mintalah apa yang bisa aku berikan ...!"
"Jika luka hatimu sudah sembuh, bolehkah aku minta kamu untuk membuat Jimin berubah?" tanya Seokjin, dengan tatapan penuh harap. Hyeri hanya tertegun, lalu menunduk lemah. Napasnya berat, tatapan sendu dan sedih menyertai dirinya.
"Dok, apa tidak bisa meminta hal lain selain itu? Jimin ... dia sangat sadis padaku!" Hyeri kemudian menangis tersedu-sedu, membayangkan kesadisan yang pernah dialaminya karna Jimin.
"Aku tidak memaksamu, Hyeri. Aku hanya berharap, ada orang yang bisa merubah sikapnya yang sudah membuat banyak orang menderita." Seokjin kemudian mengambil sayuran yang sudah siap untuk di cuci. Hyeri masih terdiam dan melamun, dia masih belum bisa memikirkan apa yang akan terjadi jika dia benar-benar bersama dengan Park Jimin kembali.
.
____________****____________
.
Disela-sela lamunanya, tampak Jeon kecil bergerak aktif di dalam perutnya. Hyeri sontak memegangi perutnya dan tersenyum merasakan pergerakan Jeon junior yang semakin lama, semakin aktif.
"Apa Jeon kecil bergerak? dia pasti sedang menenangkan ibunya yang sedih, kan?" ujar Seokjin tersenyum sumringah, dengan kebahagiaan kecil yang terasa di rumah itu.
"Kita hanya menunggu kontraksi saja ... aku sudah tidak sabar untuk melihat Jeon junior lahir kedunia!" ujar Seokjin, yang ikut membelai lembut perut Hyeri saat ini.
"Tidak terasa, aku sudah 6 bulan lamanya di rumah ini. Sebentar lagi, Jeon kecil akan memberiku gelar sebagai Ibu!" senyum haru Hyeri, diiringi tetesan air mata karna merasakan kesedihan dan kemalangan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY - [TERBIT NOVEL✓ BEST SELLER]
Fanfiction[FOLLOW ME] ~Telah dibaca sebanyak 1juta kali di Wattpad~ Telah terbit novel dan best seller Adult Story preview _______________________ Assistant pribadi, pemuda tampan kaya raya itu, sangatlah cantik. Gadis itu bertugas mengawasi tuannya yang gema...