Hari ini adalah hari di mana Ela akan pindah ke Jakarta bersama sang kakak. Ela tengah sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam koper, setelah semuanya siap akhirnya Ela keluar dari kamar untuk menemui kakaknya yang tengah menunggunya sedari tadi.
Setelah tiba di ruang tamu Ela langsung mendapatkan ocehan sang kakak.
"Lama banget sih, dari tadi juga di tungguin," ujarnya ketus sambil memandang Ela sinis.
Ela yang di pandang seperti itu hanya memasang watadosnya(Wajah Tanpa Dosa).
"Yaudah sih, gitu aja marah. Cepatan dong kak entar nyampainya lama lagi," sahut Ela malas.
"Yeee, kadal afrika yang lama itu lo kali," jawabnya sambil mendorong kepala Ela menggunakan jari telunjuknya.
"Ish, kesel sendiri gue lihat lo kak." Ela langsung keluar menuju mobilnya yang masih terparkir di depan rumah.
Ela masuk ke dalam mobil sambil menunggu sang kakak yang terlihat masih mengunci rumah itu, Ela yang melihat itu hanya bisa termenung karena telah banyak kenangan yang ada di dalam rumah itu. Karena kebanyakan termenung Ela sampai tidak sadar bahwa kakaknya sudah ada di dalam mobil. Lamunan Ela buyar seketika karna kakaknya yang super duper nyebelin sejagat raya, ya meskipun kakaknya nyebelin tapi rasa sayangnya sama Ela jangan ditanya.
"Ck, melamun mulu lo dari tadi. Kesambet tau rasa lo," ucap Ozi sambil mengemudi mobilnya keluar dari pekarangan rumah tersebut.
Ela menghela nafas panjang. "Gimana gak ngelamun. Kenangan dirumah itu udah banyak banget kak," sahut Ela dengan lesu.
"Ya mau gimana lagi, Dek. Kita harus terpaksa ninggalin itu rumah. Aelah lo ga usah gitu lagi deh ntar kalo dah nyampai Jakarta kakak beliin es krim deh sama lo."
"Yayaya, terserah lo!" kesalnya.
Setelah menempuh perjalanan yang banyak menguras tenaga, akhirnya mereka pun sampai di Ibukota yang terkenal dengan kemacetannya.
"Oyy kebo bangun gak lo, gue hitung sampai tiga kalo lo gak bangun gue tinggal," kesal Ozi sambil mengguncang tubuh adiknya itu kuat-kuat. Karena tidak ada respon dari adiknya Ozi pun mulai menghitung.
"Gue hitung mulai sekarang ni, La. Saa-tuu." Belum ada respon yang diberikan oleh Ela.
"Duu-aaa." Ela menggeliat sedikit demi sedikit.
"Tiiiii–" ucapnya terpotong
"IYA-IYA GUE BANGUN PUAS LO!" sahut Ela dengan suara toanya.
"Ck. Suara lo kecilin dikit bisa gak gue masih sayang sama telinga gue," balas Ozi sambil keluar dari mobil disusul dengan Ela.
Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah yang akan mereka tempati sampai ke depannya. Ela yang tidurnya tadi terganggu memutuskan untuk mencari kamarnya di lantai atas. Ya mereka menempati rumah minimalis berlantai dua.
Sedari tadi Ela mengelilingi rumah itu untuk mencari kamarnya, karena tidak ketemu akhirnya Ela menjerit dari lantai dua untuk meminta petunjuk dari Ozi.
"KAK OZII KAMAR GUE YANG MANA DARI TADI UDAH GUE CARI KAGAK KETEMU!" nih bocah senang amat dah teriak-teriak.
"Ck." Ozi berdecak untuk yang kesekian kalinya. "Lo pikir ini hutan apa? teriak mulu dari tadi!" Ozi kesal melihat adik satu-satunya ini.
"Yee gue teriak baru dua kali juga, oh iya kamar gue yang mana gue mau bocan."
"Noh, itu kamar lo. Gue dengar lo teriak lagi gue usir lo dari rumah ini." Tunjukknya pada kamar yang pintunya bercat biru muda itu.
Setelah Ozi menunjukkan kamar Ela, Ela langsung pergi untuk menyelesaikan tidurnya yang terganggu tadi.
Tidak terasa Ela tidur selama 5 jam lamanya, yang ternyata sekarang sudah jam 7 waktunya untuk makan malam.
Sebelum turun untuk makan Ela ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu karena tubuhnya terasa sudah lengket semua. Ela melaksanakan ritual mandinya selama 15 menit, setelah dirasa sudah segar akhirnya Ela turun untuk makan malam bersama kakak tercinta.
"Ck, lo gak bosan apa ngaret terus?" Ozi selalu kesal karena melihat Ela yang lama turun untuk makan malam.
"Yeee siapa suruh lo gak banguni gue?" balas Ela sengit.
"Tau ah, kesel gue. Yaudah buruan makan ntar dingin lagi makanannya," ketus Ozi.
Mereka makan dalam keadaan hening, yang terdengar hanya dentingan suara sendok. Setelah selesai makan Ela membawa piringnya menuju wastafel untuk menyuci piring kotor tersebut. Setelah selesai Ela menyusul kakaknya keruang tamu.
Ela yang melihat kakaknya duduk diatas sofa akhirnya ikut duduk di samping kakaknya. Mereka duduk sambil menonton tv padahal siaran di tv tersebut sangat tidak menarik, karena bosan Ela menarik nafasnya dalam lalu membuangnya begitu sampai seterusnya.
Ozi yang heran melihat sang adik yang kerjaannya kagak jelas akhirnya angkat suara.
"Lo kenapa?" tanyanya sambil mengangkat alisnya satu keatas.
"Ck, lo tanya gue kenapa?" tanya Ela balik. Ozi hanya menganggukan kepalanya.
"Besok gue sekolah dimana?" tanyanya serius.
"Ooooo." Ozi hanya ber oh'ria.
"Ish, tu kan gue nanya serius tapi lo jawab hanya'Ooo'doang."
"Lo besok sekolah di SMA Cakrawala," sahut Ozi enteng.
"Whatt?!" pekik Ela tiba-tiba.
"He, lo bisa gak sih sehari gausah teriak-teriak mulu. Pusing gue dengar suara lo yang cempreng itu." Ozi memandang Ela sinis.
"Ya gimana gue ga teriak masa iya gue sekolah disitu." Ela menekuk wajahnya.
Ozi mengkerutkan keningnya menatap Ela bingung.
"Emang kenapa lo gak mau di situ? Alasannya apa? Lo tau kan gue masukin lo di situ karena itu sekolah bagus, mau dalam bidang akademik ataupun non akademik. Itu sekolah juga gak jauh beda sama sekolah lo dulu, jadi gue gak mau tau besok lo harus mulai sekolah di situ. Kalo lo gak mau gue jadiin manusia geprek lo ntaran, gue udah daftar semuanya terus biayanya juga udah gue lunasin semua jadi mau gak mau lo harus tetap di situ. Titik gak pakai koma," jelas Ozi panjang lebar
Ela hanya bisa pasrah sama keputusan Ozi.
"Iya-iya gue mau," ucapnya sambil menghela nafas.
"Nah ini baru adik gue, yaudah tidur gih udah malam," katanya sambil mengacak-acak rambut Ela.
"Iya-iya gue tidur." Ela beranjak dari sofa, Ela ingin pergi ke kamar tetapi ada cekalan di tangannya.
Ela balik badan menatap Ozi dengan ekspresi bingung. Ozi yang melihat itu hanya terkekeh geli di tempatnya.
Ozi mendekati Ela, setelah sudah dekat Ozi mengecup puncak kepala Ela sambil berkata, "Have a nice dream my princess."
Ela hanya tersenyum melihat Ozi, lalu Ela membalas ucapan Ozi tadi.
"Have a nice dream too kak Ozi ganteng," balas Ela sambil tekekeh.Ozi pun mendorong Ela menuju kamarnya, setelah sampai dikamar Ela langsung tertidur karena jam sudah menunjukkan pukul 22.00 Wib.
——————————————————
Holla ketemu lagi di part ini 😂
Ela beruntung banget deh punya kakak kayak Ozi😆.Absurd banget ya ceritanya? Hehe sorry deh cerita pertama jadi kagak jelas.😂
Sampai ketemu dipart selanjutnya 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
FELA [ON GOING]
Teen Fiction"Sejak engkau hadir di dalam kehidupan ini, aku tahu persis bahwa berbagai tantangan akan hadir di dalamnya. Namun itu bukanlah apa-apa dibandingkan saat engkau meninggalkan ku dan semua kenangan tentang kita yang sudah terajut bersama. Ada banyak k...