Basket

67 9 1
                                    

Gelap sudah tergantikan oleh terang. Cahaya matahari pagi ini akan menyinari bumi sampai sore nanti. Pagi hari seperti ini digunakan oleh setiap manusia untuk bekerja dan bersekolah. Akan tetapi beda halnya dengan gadis yang masih tertidur pulas itu, dia tidak peduli bahwa hari ini dia sekolah. Sementara cahaya matahari sudah masuk melalui celah-celah jendela.

Gadis itu tetap nyenyak dalam tidur nya. Sementara hari ini dia akan sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB, dan sekolah masuk pukul 07.00.

Lelaki yang semalam mengantarnya pulang sudah berada di kamarnya, dia berpikir bahwa gadis itu sudah bangun dan ternyata saat sudah sampai di kamar gadis itu dia melihat gadis itu masih tertidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Gadis itu sudah berada di tepi ujung kasur jika dia bergeser sedikit sudah bisa di pastikan bahwa dia akan terjatuh. Dan tidak lama terdengar suara orang terjatuh.

Bukk

"Huaa sakit," teriaknya kuat dan langsung mengambil posisi duduk.

"Goblok," ucap Ferdi dan mendekati Ela.

"Lah? Lo kok bisa ada di kamar gue. Jangan bilang kalo lo–"

"Negatif mulu pikiran lo. Lo kenapa baru bangun?" tanyanya.

"Mana gue tau," balas Ela bodo amat.

"Mending lo mandi sana. Lo lihat sekarang jam berapa. Ntar gue ngak mau telat. 10 menit lagi gue tunggu dibawah," ucapnya dan langsung keluar dari kamar Ela.

"Nyebelin," ucap Ela dan langsung menuju kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya.

Setelah selesai dia turun dan menuju ruang makan. Saat tiba di ruang makan Ela tidak melihat adanya makanan sedikit pun di meja.

Ela mendengus pelan dan teringat bahwa kakaknya tidak ada dirumah. Ela sudah terbiasa akan adanya Ozi tetapi untuk saat ini Ela merasa sangat kesepian karena tidak ada Ozi. Air mata Ela jatuh perlahan karena dia sudah sangat rindu dengan Ozi.

"Kak Ela kangen kakak. Kakak cepet pulang ya Ela takut sendirian," ucapnya dengan suara gemetar.

Setelah itu dia menghapus air matanya dan berjalan untuk menghampiri Ferdi. Saat sudah sampai di ruang tamu dia menepuk pelan bahu Ferdi.

Ferdi menatapnya dengan kerutan kecil di dahi, seolah-olah bertanya 'kenapa.'

"Ayo, ntar telat lagi," ucapnya dan berlalu terlebih dahulu.

Ferdi heran dengan gadis itu, dia tau bahwa gadis itu habis menangis akan tetapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya apa alasan gadis itu menangis.

Ferdi pun masuk kedalam mobil dan langsung mengendarainya menuju sekolah. Mereka pun sampai di sekolah. Beruntung saja mereka belum terlambat. Akan tetapi, sekolah sudah mulai sepi karena otomatis seluruh siswa sudah berada didalam kelas dan akan memulai jam pelajaran pertama.

Ela keluar dari mobil dan langsung berlari ke kelasnya karena dia tidak mau dihukum. Ferdi yang melihat itu hanya tersenyum tipis akan tingkah gadis itu. Dia pun menyusul gadis itu dengan santainya berjalan.

Ela sudah sampai di depan pintu kelasnya dengan nafas terengah-engah. Seluruh temannya menatap Ela bingung.

"Lo kenapa La, kok kayak habis dikejar setan," ucap Raka mewakili teman-temannya.

"Gue pikir udah masuk," balasnya tidak nyambung.

"Woii Ela kamprett, gue nanya apa lo jawabnya apa," teriak Raka.

"Lo kenapa sih Ka? Teriak-teriak mulu. Gue baru masuk lo udah teriak, lo sakit?" Sudah bisa dipastikan bahwa sebentar lagi Raka akan mengeluarkan asap dari kedua telinganya.

FELA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang