Tidak Terduga

61 11 0
                                    

"Ela mending lo cepat siap–siap gih gue mau ngajak lo kerumah teman gue," ucap Ozi saat memasuki kamar adik nya.

"Mager gue. Mending lo aja sana pergi sendiri."

"Lo mah gitu masa iya gue pergi ke rumah teman gue ngak bawak gandengan. Yang ada ntar orang–orang ngatain gue bilang kayak gini 'Ih ganteng–ganteng kok jomblo gak laku ya mas?' malu dong gue La."

"Bodo ngak peduli gue lagi mager," ucap Ela.

"Ya udah gini aja, gimana kalau uang jajan lo gue tambahin mulai besok," rayu Ozi.

Ela yang mendengar tambahan duit jajan seketika langsung beranjak dari atas tempat tidurnya.

"Oke gue ikut. Tapi lo harus tepati apa yang barusan lo bilang. Ya udah kalau gitu mending kakak keluar duluan Ela mau siap–siap," ucap Ela.

"Jangan lupa lo dandan yang cantik biar ngak malu–maluin gue," kata Ozi sambil berlalu dari kamar itu.

"Oke," ucap Ela.

Setelah Ozi keluar dari kamarnya Ela langsung bersiap–siap. Saat ini Ela memakai dress hitam diatas lutut dan menggunakan flat shoes, setelah itu Ela memoleskan sedikit bedak bayi ke wajahnya dan sedikit lipbalm. Sederhana namun tetap cantik!

Ela pun keluar dari kamarnya dan menyusul kakaknya yang sudah diluar terlebih dahulu.

"Udah ayok kak," ucapnya.

"Lo cantik banget, Dek," Ozi menatap Ela dengan tatapan kagum dan memuja.

"Udah dari sananya gue cantik mah," balas Ela dengan PD nya.

"PD banget mbaknya, udah cepetan masuk," Ozi menyuruh Ela masuk ke dalam mobil.

"Udah kak cepetan deh."

"Hmm," balasnya hanya dengan gumaman.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka berdua yang terdengar hanya suara musik.

◼️◼️◼️

Saat ini rumah itu kelihatan sedang menyiapkan hidangan untuk tamu  spesial yang di undang untuk berkunjung kerumahnya.

Rumah yang tengah menyiapkan hidangan itu yaitu di mana seorang manusia es tinggal di dalamnya, seperti nya sudah bisa di tebak kalau rumah itu rumah seorang Ferdi Saputra.

"Ngak biasanya deh, Ma kita nyiapkan makanan sebanyak ini. Emang buat apaan, Ma makanan ini?" tanya Ferdi kepada Mama nya yang sedang menata piring di atas meja.

"Lo udah SMA aja ngak tau itu makanan ya untuk dimakan lah. Ya kali untuk di lihatin sampai Upin Ipin menikah," sambung Dava.

"Gue nanya sama Mama bukan sama lo," sahut Ferdi dengan malas.

"Emang dasarnya bego ya bego," ucap Dava dengan santai.

"Lo bilang gue bego, Iya?" tanya Ferdi

"Iya, kenapa ngak suka?" ucap Dava.

"Dari sisi mana gue bego? Gue mau nanya bego-an gue atau bego-an lo?" balas nya dengan senyum miring.

"Ya be–" ucapan nya terpotong oleh suara bunda tersayang mereka.

"Udah–udah kalian adu mulut terus perasaan. Dari pada seperti itu terus mending kalian berdua sini, bantuin Mama. Oh iya, Dava kamu telepon teman kamu itu terus kamu tanya mereka datang jam berapa dan kamu Ferdi cepetan bantu Mama biar cepat selesai," ucap Mamanya dengan sedikit perintah.

"Iya, Ma," ucap Ferdi sambil membantu Mamanya.

"Ma, mereka udah di depan kompleks bentar lagi nyampai," ucap Dava.

Tidak berapa lama suara klakson mobil pun terdengar dari luar dan dengan segera Dava pergi untuk menyambut tamu mereka.

"Woii, apa kabar bro?" tanya Dava basa–basi setelah Ozi dan Ela keluar dari mobil.

"Baik gue mah, lo sendiri gimana?" tanya Ozi balik.

"Seperti yang lo lihat," balas Dava.

"Eh, ini adik lo?" tanya Dava sambil menatap Ela.

"Iya," ucap Ozi.

"Dava Putra Pratama, panggil aja kak Dava atau kak Putra." Dava memperkenalkan dirinya kepada Ela dan menjulurkan sebelah tangan nya dan di sambut oleh Ela.

"Seyla Adinda Putri, panggil Ela aja kak biar simpel," balas Ela dengan senyum terbaik nya.

"Ok, Ela. Ya udah ayok masuk," ajaknya.

Setelah itu mereka pun memasuki rumah yang besar itu. Dava langsung mengajak mereka ke meja makan. Ozi dan Ela pun duduk di bangku yang sudah di sediakan.

"Hai tante," sapa Ozi ramah sambil menyalam tangan Mama Dava.

"Hai sayang bagaimana kabar kamu? Ternyata kamu sudah besar," ucap Rina sambil memeluk Ozi.

"Baik tante, ngak mungkin dong, Tan aku kecil terus. Tante sendiri bagaimana kabarnya?" tanya Ozi.

"Tante baik, oh iya adik kamu dimana?" tanya Rina Mama Dava.

"Ini adik aku atuh, Tan," ucap Ozi sambil menunjuk Ela.

"Eh, hai sayang cantik banget deh," kata nya sambil memeluk Ela dengan penuh kasih sayang.

Ela yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam tidak tau ingin melakukan apa, karena sudah terlalu lama Ela tidak mendapatkan pelukan seorang ibu.

Rina pun melepaskan pelukan nya dan mengusap lembut rambut Ela.

"Nama kamu Ela, kan?" tanya nya.

"I–iya tan nama aku Sayle Adinda Putri panggil Ela aja tan," balas Ela canggung.

"Iya sayang tante tau, ternyata kamu udah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Kalau orang tua kamu tau kamu sudah seperti ini mereka pasti akan menyesal," ucap Rina.

"Maksud tante?" tanyanya penasaran.

"Or–" ucapan Rina di potong oleh Ozi.

"Ela, jangan banyak tanya," ucap Ozi memperingati.

"Iya kak," balas Ela sopan.

"Ya udah kita makan dulu yuk!" ajaknya.

"Mama ngobrol mulu dari tadi, kita udah lapar juga dari tadi," ucap Dava kesal karena melihat Mamanya yang asik bercerita.

"Iya udah Mama minta maaf, kalau gitu kamu panggil adik kamu sana di kamar nya," ucap Rina.

Dava pun pergi menuju kamar adik nya, setelah sampai Dava menyuruh Ferdi untuk turun makan malam. Tidak lama setelah itu Dava berjalan duluan dan di ikuti oleh Ferdi yang berjalan di belakangnya.

Saat sampai di meja makan Ferdi langsung menduduki bangku yang kosong yang lebih tepat nya di depan Ela. Ela yang sadar akan adanya pergerakan di bangku depannya langsung menaikkan kepalanya dan melihat siapa yang ada di depannya. Kaget? Ya tentu saja dia kaget.

"Lo?" kagetnya.

Tbc...

Hallo semuanya 🤗

Maaf ngak bisa update tiap hari 😢
Tapi update nya seminggu sekali karena auto banya tugas😅
Atas perhatiannya sampai jumpa di part selanjutnya:)

FELA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang