Hang out

64 4 0
                                    

Seusai perjanjian yang dikatakan Ferdi kemarin hari ini dia mengajak Ela pergi kesuatu tempat yang lebih indah dari kemarin. Dan semua teman-teman mereka sudah berkumpul di rumah Ela. Akan tetapi sang pemilik rumah tersebut belum bangun dari tidurnya.

Ferdi menghela nafas melihat gadis itu, dan untung saja kunci cadangan rumah itu ada ditangan Ferdi. Mengapa kuncinya ada sama Ferdi? Nah sebelum Ozi berangkat kemarin Ozi nitip kunci itu kepada Ferdi agar bisa digunakan saat dia butuh, dan benar sekali kunci itu digunakan untuk saat ini.

Mereka pun masuk kedalam rumah Ela dan duduk di sofa. Tetapi Ferdi pergi ke kamar Ela untuk membangunkan Ela.
Tidak perlu diketuk Ferdi langsung masuk saja karena dia sudah tau bahwa gadis itu belum bangun, dan benar saja Ela masih tertidur di bawah selimutnya.

Ferdi heran melihatnya, ternyata masih ada seorang gadis yang tidur seperti kebo. Dia saja lelaki sudah tau akan bangun jam berapa, akan tetapi gadis yang sedang tidur itu tidak akan bangun jika di bangunkan.

Ferdi berjalan mendekati kasur gadis itu, setelah sudah dekat dia menepuk pipi Ela pelan akan tetapi lihat saja respon gadis itu dia makin menggeliat mencari posisi ternyamannya. Cara pertama tidak bisa dilanjutkan dan Ferdi sejenak berpikir bagaimana membangunkan gadis ini, dan ya sebuah ide terlintas di benaknya. Dengan kasar Ferdi menarik selimut gadis itu kuat dan melempar selimut itu ke lantai. Benar saja gadis itu langsung terbangun karena terkejut.

"Apaan sih lo! Ganggu orang tidur tau ga!" bentak Ela.

"Mandi!" ucapnya dingin dan menatap Ela tajam.

Ela sadar akan perubahan suara Ferdi langsung bergegas turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Tidak perlu terlalu lama Ela sudah selesai mandi dan keluar untuk menyisir rambutnya.

"Kok lo belum turun?" tanya Ela.

"Mending lo cepetan deh, banyak tanya mulu," ucap Ferdi masih dengan suara dingin.

Ela pun segera menyisir rambut, memakai bedak tidak terlalu tebal dan memoleskan sedikit lipbalm di bibirnya. Setelah itu Ela memakai sepatu sneakers putih kesayangannya, dan tidak lupa Ela mengambil tas selempangnya yang berada di meja belajarnya. Rambutnya dibiarkan saja tergerai .

"Udah, yuk turun," ajak Ela.

Ferdi sempat tertegun dengan penampilan Ela meskipun natural tidak tau mengapa saat ini Ela terkesan imut, manis, dan cantik dalam pikiran Ferdi. Saat ini Ela mengenakan baju tanpa lengan berwarna pink dasty dan memakai rok bunga-bunga diatas lutut. Sehingga kesannya feminim.

Ferdi melangkah mendekati Ela tetapi Ela hanya diam di tempat dan tidak ingin berpindah. Saat sudah di hadapan Ela, Ferdi mendekatkan wajahnya ketelinga Ela.

"Lo cantik," ucapnya sambil menjauhkan kembali wajahnya. Setelah itu dia menarik tangan Ela untuk turun dan tidak lupa mengunci kamar Ela. Ela masih belum bisa mencerna ucapan Ferdi tadi sehingga dia hanya bisa berpikir.

Dan karena kebanyakan berpikir Ela tidak sadar bahwa dia sudah sampai di ruang tamu, kesadarannya kembali karena suara Raka.

"Ela, lo cantik banget njir," seru Raka heboh.

"Jelas dong, kan gue blasteran," balas Ela dengan PD nya.

"Lo pikir lo permen apa? Pakai blasteran segala," sambung Gilang.

"Eh sepupu kampret kan gue emang blasteran. Lo ngak blasteran apa?" Ela tetap kokoh akan pendiriannya.

"Iya sih gue juga blasteran makanya gue ganteng gini." Gilang setuju akan ucapan Ela barusan.

"Lo berdua sama aja ya," ucap Raka.

"Sama apaan?" jawab mereka serentak.

"Sama-sama gila," sahutnya dengan enteng dan kembali memainkan ponselnya.

FELA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang