Seorang gadis remaja itu masih tertidur nyenyak di bawah selimutnya yang lembut dan nyaman itu. Sementara waktu sekarang menunjukkan pukul 05.30 tetapi gadis itu tidak ada niat untuk bangun. Ozi yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala melihat adiknya yang memang dasarnya kebo. Ozi pergi menuju jendela dia membuka tirai jendela tersebut sampai sinar matahari masuk ke dalam kamar tersebut, gadis itu menggeliat tidak nyaman karena adanya cahaya yang masuk ke kamarnya, ya gadis itu Seyla.
"Bangun gak lo, kalo lo gak bangun gue siram pakai air lo," ancam Ozi kepada adiknya.
"Iya-iya gue bangun. Berisik banget sih lo," sahut Ela dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Buruan mandi, seragam lo dilemari kalau dah siap turun untuk sarapan gue tunggu," balas Ozi sambil berlalu dari kamar Ela.
Setelah Ozi pergi, Ela memutuskan untuk mandi, dirasa semua sudah selesai Ela turun untuk sarapan bersama sang kakak.
"Nih makan." Ozi menyodorkan nasi goreng ke hadapan Ela. Ela memakan makanan itu dengan hikmat, Ela berhenti memakan makanannya saat suara Ozi menginterupsinya.
"Mulai dari sekarang sampai seterusnya gue antar lo ke sekolah gak ada bantahan." Ozi berkata tegas.
"Ini mah namanya paksaan," batin Ela.
Ela hanya menganggukan kepalanya pasrah.
◼️◼️◼️
Setelah selesai sarapan Ozi pun pergi mengantar Ela kesekolah nya yang baru. Tidak butuh waktu lama untuk sampai kesekolah itu karena jalan masih bisa dibilang cukup lenggang. Ozi menurunkan Ela didepan gerbang sekolah SMA Cakrawala.
"Turun gih udah sampai," perintah Ozi.
Sebelum turun Ela menyalim tangan sang kakak terlebih dahulu.
"Gue duluan ya kak, byee!" ucapnya sambil melambaikan tangan, dan masuk kedalam pekarangan sekolah yang sangat luas itu.
Selama berjalan di koridor Ela banya mendengar bisik-bisik dari siswa disitu.
"Eh ada anak baru cantik banget deh."
"Waduh saingan Viona Nih."
"Bening amat neng."
"Udah punya pacar belum? "
Ya, kira-kira seperti itulah bisikan yang di dengarnya. Akan tetapi dia menghiraukan itu semua, kini dia hanya fokus untuk mencari ruang kepala sekolah.
Selama berjalan dia hanya menundukkan kepalanya dan tidak melihat bahwa ada orang yang berjalan dari arah berlawanan. Ela tidak sadar bahwa orang tersebut berjalan berselisih dengannya dan alhasil akhirnya mereka bertubrukan sampai Ela terjatuh dengan posisi terduduk.
"Aishh!" ringisnya kesakitan.
Ela mendongakan kepalanya untuk melihat siapa orang yang telah membuatnya jatuh seperti ini.
"Eh, lo kalo jalan pakai mata dong!" ketusnya.
Orang yang menabrak Ela itu hanya menatap Ela tanpa ekspresi. Dia hanya mengangkat sebelah alisnya dan hanya berkata.
"Maaf," ucapnya setelah itu langsung meninggalkan Ela yang menganga dengan mata membulat dan mulut sedikit terbuka.
Hanya empat huruf, terlalu singkat padat dan jelas. Kalian pasti telah tau siapa dia.
Ya, siapa lagi kalau bukan Ferdi Saputra."Heh! lo pada temannya dia," tunjuk Ela kepada orang yang ada didepannya ini.
Mereka hanya menganggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELA [ON GOING]
Teen Fiction"Sejak engkau hadir di dalam kehidupan ini, aku tahu persis bahwa berbagai tantangan akan hadir di dalamnya. Namun itu bukanlah apa-apa dibandingkan saat engkau meninggalkan ku dan semua kenangan tentang kita yang sudah terajut bersama. Ada banyak k...