Part 19

16.9K 672 2
                                    

6 bulan kemudian...

Di dalam kamar, Farel sedang duduk di atas kursi roda. Di atas pangkuan Farel, ada Faiz yang sedang tertidur dengan nyenyak. Tidak lama kemudian Faiz membuka kedua matanya. Farel yang melihatnya langsung berkata...

" Anak kesayangan papa udah bangun ya sayang... "

" Em..."

Ucap Faiz mengangguk-anggukkan kepalanya. Farel pun langsung mencium kedua pipi Faiz dan kening Faiz dengan lembut. Setelah itu Farel berkata...

" Muach muach buat papa mana? "

Faiz langsung mencium kedua pipi dan kening Farel. Farel sangat senang sekali dan langsung berkata...

" Terima kasih sayang muach muach nya..."

" Ama-ama. "

" Faiz nggak akan pernah ninggalin papa sendirian di rumah ini kan? "

" Em..."
Ucap Faiz mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Faiz memang pintar, ganteng lagi. Faiz anak siapa sih? "

" Ma...ma..."

" Terus anak siapa lagi? "

" Ma...ma..."

" Kok mama terus sih? Faiz nggak sayang ya sama papa? "

" Ayang. "

" Kalau sayang, bilang donk anak pa...pa..."

" Pa...pa. "

" Anak mama dan papa pintar. "

" Ma...ma...dong..."

" Mamanya Faiz nggak ada di rumah sayang. Mamanya Faiz masih ada di kampus, masih kuliah. "

" Ma...ma...dong...!!! "

" Faiz di gendong sama papa aja ya sayang? Di gendong sama mama nanti saja ya sayang, saat mama sudah pulang dari kampus. "

" Ma...ma...dong...!!! Aiz ka...ngen..."

" Papa juga kangen sama mama, tapi Faiz di gendong sama mama, nanti aja ya sayang? "

" Mama juga kangen sama Faiz dan papa. "

Ucap Mira tiba-tiba muncul dan langsung memeluk tubuh Farel dari belakang. Farel yang kaget langsung berkata...

" Ka...kamu sejak kapan ada di dalam kamar aku? "

Mira melepaskan pelukannya dan duduk berlutut di hadapan Farel sambil berkata...

" Sejak dari tadi, Rel. Sejak Faiz baru bangun tidur. "

" Apa...?!?! Jadi kamu dengar semua ucapan aku tadi? "

" Iya. Kamu ngapain sih Rel, selama ini harus bo'ong sama aku? Sok-sok amnesia segala. Nyebelin tahu...!!! "
Farel hanya diam dan teringat kejadian 6 bulan yang lalu...

Flashback...

Saat Mira berpamitan akan pulang ke rumah karena Faiz demam, tidak lama kemudian Farel terbangun dari komanya. Asisten pribadi dan sekretaris pribadi Farel langsung cepat-cepat memanggil dokter.

Dokter pun langsung memeriksa kondisi Farel. Saat dokter mengatakan bahwa kedua kaki Farel lumpuh, Farel sangat syok sekali dan menangis histeris sambil berkata...

" Tidak mungkin, kedua kaki aku tidak mungkin lumpuh...!!! "

" Pak Farel sabar pak. Pak Farel masih bisa sembuh kok, asal pak Farel rajin terapi. "

" Benarkah? Berapa % saya bisa sembuh seperti semula, dok? "

" 50% pak. "

" 50% dok? Apa 50% lagi saya akan mengalami lumpuh total? Tolong jawab yang jujur dokter? "

" Iya pak. "

" Ya allah...!!! "

Farel pun kembali menangis histeris. Tidak lama kemudian Farel langsung berkata...

" Pak Andi, pak Rahmat, tolong bantu saya. Saat bu Mira datang kemari dan bertanya pada kalian berdua, bilang padanya bahwa saya mengalami amnesia. "

" Apa? Amnesia? Tapi pak Farel kan tidak amnesia. "

" Bilang saja saya amnesia dan ingatan saya berhenti saat saya berumur 27 tahun. "

" Tapi pak, kalau bu Mira dan Faiz  benar-benar meninggalkan pak Farel gimana? Pak Farel kan sayang banget sama mereka berdua. "

" Tidak apa-apa. Mungkin itu semua sudah nasib saya. Lagi pula kalian berdua dengar kan, peluang saya itu 50% sembuh total atau 50% lumpuh total. Saya tidak mau menjadi beban di dalam hidup bu Mira. Saya juga tidak mau membuat Faiz malu mempunyai papa yang cacat. "

Flashback end.

    

Dia Anakku...!!! (1-22 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang