[Complete] ❝Berhenti mengatakan ingin pergi- atau kurobek mulutmu.❞
Satu-satunya orang yang tidak pernah menggubris apapun tentang hidup pria itu, hanya aku. Tapi siapa sangka, malah aku yang terjebak di kehidupannya. Alih-alih berusaha untuk kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau iri atau bagaimana sih? Ayolah, Jungkook adalah laki-laki, apa yang membuatmu iri padanya."
Celotehan dari mulut Hera adalah sesuatu yang aku benci. Aku tidak pernah ingin diceramahi olehnya. Meskipun Hera adalah teman dekat, dia tetap saja akan memakiku di depan banyak orang jika aku berbuat salah.
Sekarang, kami di kantin. Sangat ramai murid perempuan maupun laki-laki yang berjalan melalui meja kami. Antara suara decitan kursi, dan banyak suara-suara mulut lainnya yang membuat keadaan semakin riuh.
Tidak ada yang bisa aku deskripsikan tentang diriku sendiri. Sedikit saja ya—aku hanya murid perempuan di sekolah menengah atas Deluna. Sekolah yang kadar kepintaran siswa di dalamnya jauh melampau batas.
Sekolah dengan isi paling sempurna. Mulai dari siswa-siswi yang ber-IQ tinggi, juga visual dimiliki oleh seluruh murid. Poin kedua adalah poin terpenting jika ingin menjadi terkenal di Deluna ini. Tidak perlu menjadi pintar atau banyak prestasi-menjadi tampan, memiliki wajah cantik sudah cukup sebenarnya. Karena kau akan sangat terkenal dengan itu.
Aku tidak terkenal, tentu saja. Aku juga tidak terlalu pintar. Jika dibandingkan oleh Hera, kualitas otaknya jauh lebih baik dariku. Tapi satu hal yang membuat aku selalu jauh lebih hebat dari Hera adalah—cara aku melihat seorang laki-laki.
Aku selalu saja tidak mudah jatuh cinta, aku selalu menjadi orang paling peka akan semua yang dimiliki jenis kelamin laki-laki itu. Aku selalu tahu, bagaimana laki-laki itu menjalani hidupnya, hanya dengan melihat gerak-gerik mereka.
Istimewa kan aku?
Tapi semuanya malah dianggap aneh, bahkan ada yang menuduhku bahwa aku suka sesama jenis, sebab aku tidak pernah punya kekasih, maupun didekati lelaki di sekolah ini.
Bukan salahku. Titik.
Hera menggubrak mejanya saat aku mengatakan 'Jungkook itu tidak seperti yang kau lihat, aku mencium aroma kejahatan jika dekat dengannya' apa aku salah?
Setidaknya itu yang aku rasakan jika Jungkook tidak sengaja lewat di depanku.
"Hei Yurin! Aku sudah berapa kali bilang, berhenti membicarakan keburukan Jungkook. Dia tidak seperti itu." Hera lagi-lagi membela lelaki kesayangannya-Jeon Jungkook.
Hera berdecih kesal, memasukkan sendoknya kedalam mulut dengan kasar. Terlihat di matanya, bahwa dia sangat kesal dengan ucapan burukku tentang Jungkook. Aku tidak tau, dia sesuka itu dengan ketua osis kebanggaan Deluna.
"Aku mengatakan apa yang aku lihat darinya. Aku juga berhak untuk berpendapatan. Aku tahu kau sudah menjadi bagian dari penggemarnya sejak sebulan yang lalu." Aku memang sangat suka bergaya santai di depan Hera, guna untuk meledekinya.
Namun, kurasa Hera benar-benar marah. Dia sedang tidak bercanda dengan kekesalannya barusan. Dia bangun dari kursinya, lalu mengangkat wadah kalengnya dan pergi meninggalkanku sendiri di meja kantin.
