19 - 할 수있다? (May?)

5.5K 446 61
                                    

Tidak ada hari keempat, dan kelima. Semua nyaris termakan sebuah pengakuan dan pembunuhan yang terkuak kejahatannya.

-

-

-

Jung.. Kumohon jawab teleponku..” aku sedang meringkuk dipojok, melipat kaki dan memeluknya dengan tangis yang mendera.

Benda pipih itu tidak pernah lepas dari daun telingaku. Berharap sosok Jungkook menghubungiku kembali. Berharap dia menekan tombol jawab. Berharap suaranya terdengar, meski yang dikeluarkan adalah sebuah umpatan.

Setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Aku benar-benar tidak ingin bicara dengan anggota keluarga. Termasuk Yoora. Beberapa kali dia mengetuk pintu, dan menyuruhku makan siang, tapi aku menolaknya mentah-mentah.

Suara lembut ibu juga terdengar sesekali dibalik pintu kamar. Menyuruhku keluar sejenak untuk membicarakan semuanya. Namun aku menggeleng tanpa menjawab apapun. Aku rasa ibu mengerti dengan jawabannya, karena setelah itu, ibu tidak datang-datang lagi.

Yang ada dipikiranku saat ini hanya ada  Jungkook. Tidak ada satupun dapat terlintas di benakku kecuali lelaki itu.

Dia sedang apa sekarang. Apa dia sudah makan? Apa dia sudah mengganti pakaian? Dan apa— dia benar-benar akan menyerahkan diri ke polisi? Semua terasa menyakitkan untuk di ingat. Sangat sakit.

Bahuku bergetar hebat, sesak tangis yang mati-matian kucoba untuk tidak terdengar, malah muncul di seisi kamar. Isakanku benar-benar jelas bersuara.

Aku masih memeluk lututku dan seluruh harapanku tentang ponsel yang menempel di telinga, “Jung, kumohon.. Kau tidak akan membiarkanku se—”

Suaraku tercekat dan berhenti. Saat ada suara jawaban dari seberang telepon. Aku sontak menegakkan tubuhku, dan menghapus air mata dengan cepat.

“Jung!?” terkesan tidak sabaran, namun aku benar-benar terkejut atas jawaban dari teleponku ini.

Jangan hubungi aku lagi.” dia langsung pada intinya.

Bagai di tusuk oleh ribuan pisau. Jantungku seakan berdegup lemah. Mataku lagi-lagi memanas. Sesuatu seakan hendak keluar dari kelopak mata. Aku mematung seperkian detik lamanya.

“Jung..” aku hanya dapat melirih pelan. Tidak berniat untuk menggubris ucapannya.

Ayo akhiri hubungan kita. Hiduplah dengan tenang. Aku harap, kau baik-baik saja.

Tut.. Tut..

Panggilan dikahiri. Itu benar-benar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Jungkook di telepon. Akhiri hubungan. Aku rasa air mataku benar-benar tumpah sekarang.

Anehnya— aku semakin lama, semakin membatu pada posisiku. Aku menatap lurus kedepan dengan kosong. Hampa. Tidak ada lagi hal yang patut aku lakukan setelah ini.

Jungkook menyuruhku untuk tidak menghubunginya lagi. Jungkook mengakhiri hubungan kami secara sepihak. Jungkook bilang padaku, bahwa aku harus hidup dengan tenang. Dan Jungkook mengharapkan aku akan baik-baik saja tanpanya.

Romantic Of Psychopath || JJK (Sudah Terbit. Tidak Tersedia di Toko Obat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang