[Complete] ❝Berhenti mengatakan ingin pergi- atau kurobek mulutmu.❞
Satu-satunya orang yang tidak pernah menggubris apapun tentang hidup pria itu, hanya aku. Tapi siapa sangka, malah aku yang terjebak di kehidupannya. Alih-alih berusaha untuk kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia akan mencarimu," lanjutnya lagi.
Aku sontak membuat tanganku bersembunyi belakang tubuh, dan memasang wajah panik. Jujur aku memang panik dengan cegatan tangan Hyuna.
Jungkook menghela nafsnya tenang dan tersenyum. Dan disitulah aku merasa tidak enak, meski dibelakang Jungkook aku selalu mencaci dan berfikiran buruk tentangnya, namun aku mana mungkin berani mrnunjukkan sikap itu di depannya. Aku kan sopan santun orangnya.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud se-"
"Tidak perlu meminta maaf padanya," ucapanku terpotong dengan Hyuna yang bersikeras tidak ingin aku bersikap baik pada Jungkook.
Dia sebenci itu?
Jungkook kembali tersenyum padaku, "Tidak apa-apa," senyuman yang sangat dipaksakan, kalian mengerti kan? Jungkook pasti merasa dipermalukan.
"Hyuna ayo kembali-"
"Aku adiknya." ucapnya cepat, "Aku adik Jungkook," sekali kagi, Hyuna mengucapkannya dengan penuh penekanan.
Jungkook yang berniat berbalik, tercegat tiba-tiba dan melihat tajam ke arah Hyuna,
"Hyuna!" Jungkook sedikit berteriak.
Adik? Tunggu. Aku pernah dengar dari Hera, bahwa Jungkook adalah anak tunggal. Jadi, Hyuna adiknya? Aku masih belum percaya. Apa ini yang kebohongan yang dikatakan Hyuna tadi? Atau masih ada lagi?
"Apa? Kau takut dia tahu? Dia bahkan tidak menyukaimu, dia tidak ingin tahu tentang kesempurnaanmu, dia tidak perlu kau bersikap baik. Karena dia sudah tahu semuanya,"
Aku tercengang menganga. Apa apaan ini. Tahu semuanya? Hei! Aku hanya tahu dia pembohong dan posesif seperti yang Hyuna katakan. Ya ampun, jangan membawaku semakin dalam masuk ke masalah kalian berdua.
"Tidak, tidak. Aku tidak tahu apapun. Aku bersungguh-sungguh. Hyuna, apa yang kau katakan?!" aku menggertak gigiku, dan memukul lengannya pelan.
Jungkook mengarahkan matanya kearah nametagku, aku kaku, tidak bergerak.
"Kim Yurin?" ucapkan kecil, nyaris tidak dapat aku dengar. Nadanya sangat menyeramkan ya ampun. Dia melihat aku sekilas, tanpa ekspresi. Aku sontak membalas tatapannya dengan terkejut.
"Sudah aku bilang! Aku tidak tahu apapun! Ya ampun, apa-apaan ini!"
Aku takut sejujurnya, mengingat Jungkook yang berada buruk dipikiranku membuatku semakin tidak berani berada disini lagi. Aku ingin kembali ke kelas, dan menyembunyikan sosokku dari publik terutama dari Jungkook. Tatapannya yang tenang dan maskulin berubah menjadi sangat dingin.
"Hyuna, ayo kembali. Kau keterlaluan!" dia mengambil tangan Hyuna sedikit kasar.
Aku melihat punggung mereka nyaris hilang, dan tidak terlihat lagi. Aku melemaskan kakiku, gemetaran. Kalian pernah merasakannya bukan? Maksudku, kalian pasti pernah melihat, sosok yang amat sangat lembut, murah senyum, dan sering tertawa, malah berteriak, tidak berekpresi, dan melayangkan tatapan meusuk. Itu sangat menakutkan menurutku.
