13 - 불 (Fire)

7.4K 595 76
                                    

Satu hal yang membuat aku sekolah, setelah kejadian tidak enak kemarin adalah, Yoora si siluman kadal. Dia menyuruhku sekolah dengan paksa, padahal aku sudah jelaskan semuanya. Bahwa aku tidak mau jika di bicarakan di sekolah, aku juga tidak siap bertemu dengan Hera.

Tetapi dia— “Sekolah, atau aku adukan kepada ayah dan ibu?!

Dengan sangat pasrah, aku akhirnya mandi dan memakai seragam, lalu berangjat sekolah dengan malas-malasan.

Saat di bus, aku hanya menutup wajahku sepanjang perjalananku sampai disekolah. Aku malu sebenarnya. Menjadi pacar seorang Jungkook, adalah hal yang sangat tidak menyenangkan, dan tidak dianjurkan ya teman-teman.

Dia memang tampan. Tapi dia tidak berakhlak.

Aku turun dari bus sambil menunduk, dan berjalan saja lurus kepada jalanku, tanpa melihat sekitar.

Satu, dua, tiga, empat—

“Hei,”

Aku tersentak, dan langsung menoleh. Itu adalah— Jungkook, si manusia berengsek itu sekarang berdiri di sampingku, dan tersenyum. Dia seperti memberikan senyuman pagi yang tidak aku inginkan.

Aku terkejut, dan membalasnya dengan senyum kikuk, “Apa kau pulang dengan selamat kemarin?” basa-basi setidaknya lebih baik.

“Tentu saja. Kau khawatir ya?” dia memiringkan kepalanya seraya tersenyum mengejekku.

“Hah apa?”

Ya ampun, gerbang sekolah sudah di depan mata. Aku frustasi. Meski tadi di dalam bus, dan saat aku turun bus ada beberapa orang yang memperhatikanku, tapi aku rasa itu tidak seberapa.

Aku rasa, semuanya akan sangat jauh lebih menakutkan, saat aku melangkahkan kakiku masuk kesekolah.

“Jungkook, kau jalan di depan, nanti aku menyusul.” perintahku padanya, sebenarnya ini bukan perintah, lebih tepatnya, adalah sebuah permohonan.

Jungkook menggeleng, dan tetap teguh berdiri disampingku.

“Tidak mau.” serunya seraya berjalan melihat lurus ke depan.

Dia menatap orang-orang disekitarnya tanpa rasa malu. Aku saja sudah ingin berbalik dan lari menjauh dari sekolah. Tapi dia dengan santai, berjalan, seakan-akan sekolah akan menerimanya dengan baik, setelah kejadian kemarin.

“Jika kau tidak mau, biar aku saja!” satu langkah dengn hentakan aku lakukan untuk berjalan di depannya. Namun, tanpa disangka tangan kekarnya, menahan langkahku. Dia memegang lenganku!

Aku langsung mendelik kesal ke arahnya, “Apa?! Lepaskan Jung—”

Jungkook, langsung melepaskan tanganku. Belum selesai aku bicara, dia sudah pergi terlebih dahulu meninggalkanku. Kalian, tahu tidak apa yang dipikiranku saat dia menahan tanganku? Aku kira dia akan bilang bahwa akan pergi bersama, atau sekedar mengancam akan membunuhku jika saja aku membantah.

Tapi lihat?

Tadi, dia melepaskan pegangannya dan menghentikan matanya untuk menolehku beberapa detik lalu langsung pergi. Meninggalkanku ditengah-tengah halaman sekolah. Aneh bukan? Jungkook adalah tipe pemaksa, dan tidak mungkin juga, dia mau dengan mudah melepaskanku. Cukup aneh.

Memangnya aku memikirkannya? Ya sudah jika memang pergi, memang itu mauku.

-

-

-

Jungkook sedang diruangan konseling. Dia merapalkan beberapa kalimat dihatinya. Berharap menjawab semua pertanyaan detektif dengan benar. Ini bukan stylenya. Takut, ragu, kacau, dan juga gugup bukanlah gayanya. Jadi untuk kali ini, lelaki itu merasa aneh pada dirinya sendiri.

Romantic Of Psychopath || JJK (Sudah Terbit. Tidak Tersedia di Toko Obat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang