[Complete] ❝Berhenti mengatakan ingin pergi- atau kurobek mulutmu.❞
Satu-satunya orang yang tidak pernah menggubris apapun tentang hidup pria itu, hanya aku. Tapi siapa sangka, malah aku yang terjebak di kehidupannya. Alih-alih berusaha untuk kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mataku yang bertemu dengan Jungkook, sekali lagi dipalingkan. Dia pergi lagi setelah dia melihatku sedang memperhatikannya. Aku merasa ada aroma-aroma yang buruk disekitaran sekolah saat ini. Intsingku mengatakan bahwa semua tidak akan baik-baik saja.
Aku sudah tidak peduli dengan Hyuna dan Yemi, tapi saat aku melihat Jungkook tadi, pikiranku langsung kembali untuk mengingat Hyuna. Hyuna dan Yemi lebih tepatnya.
Aku berbalik untuk memastikan keadaan, dan aku melihat keduanya sedang mengatur nafas masing-masing.
"Kau berani menjelek-jelekkan Jungkook? Hah?!" kedua tangan Yemi sudah ditahan, namun dia mencondongkan tubuhnya, berusaha mendekat kepada Hyuna.
"Kau saja yang bodoh, karena sudah sepenuhnya mempercayai Jungkook!" teriakan itu sontak keluar dari mulut Hyuna. Seluruh mata tertuju padanya sekarang.
Bahkan aku berbelak lebar. Hyuna ini, ah tunggu, maksudku, dia sama denganku? Berpikir bahwa Jungkook tidak sepenuhnya dipenuhi kebaikan?
"Lepaskan aku!" Hyuna mengibaskan tangannya, membuat orang yang menahannya tersentak. "Aku tidak ingin membahas Jungkookmu, dia juga tidak penting untuk aku bahas dengan siapapun!" Hyuna berlalu pergi, membelah krumunan. Aku yang melihat itu, hanya tertegun.
"Dasar jalang berengsek!" teriakan terakhir. Yemi hanya mampu beteriak, dan menggeliat ingin dilepaskan. Sepertinya dia ingin menghampiri Hyuna dan memjambak lagi rambutnya. Wah jelas, itu sangat jelas terlihat dari matanya.
-
-
-
"Kau tahu Hyuna kelas berapa?" aku bertanya pada Hera yang sedang memakai lipbalmnya dengan cermin besar didepan. Aku menyender di dinding sebelahnya, mengajak Hera mengobrol.
Dia menoleh, "Kelas sepuluh," katanya, lalu kembali fokus pada cermin.
"Aku tahu bodoh! Tapi kelas sepuluh berapa?" aku menyilangkan tanganku dan mrmandang lurus kedepan. Menunggu jawaban Hera.
"Sepertinya dia kelas inti, jika bukan sepuluh satu, mungkin sepuluh dua." katanya seraya mengecap bibir. "Sudah selesai! Ayo kembali ke kel-"
"Aku harus pergi! Kau kembali sendiri saja ke-kelas, nanti aku menyusul!" aku berjalan ditempat seperti orang bodoh saat mengatakan itu, dan pada akhirnya pergi meninggalkan Hera sendiri di toilet.
Aku turun kelantai pertama, untuk menemukan kelas sepuluh, meski aku seperti orang bodoh yang memasuki kawasan murid kelas sepuluh, tapi ini demi info berharga! Ayo Yurin! Kau bisa!
Oke aku berlebihan.
"Apa ini kelas Hyuna?" aku bertanya pada salah satu murid yang sedang berdiri tepat didean kelas sepuluh satu.
"Hyuna? Shin Hyuna?"
Entah lah, aku tidak tahu marganya, jadi aku hanya tersebyum kikuk dan mengangguk. "Iya, apa dia ada?"
